Perubahan Suara Anak Laki-Laki di Masa Puber
Jelaskan pada anak laki-laki Mama, mengapa perubahan suara terjadi padanya.
1 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia remaja, anak laki-laki perlahan menunjukkan perubahan signifikan. Suara yang awalnya merdu tiba-tiba jadi pecah, berat, dan terdengar serak. Hal ini juga disertai rasa sakit di bagian tenggorokan. Apa yang terjadi?
Mama tidak perlu khawatir. Itu hanyalah salah satu tanda bahwa anak mama telah memasuki masa puber. Fase ini tak lain adalah jembatan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, tubuh sedang mempersiapkan diri menuju kematangan.
Karenanya, jangan terkejut jika banyak transformasi yang dialami buah hati, termasuk pada suara. Sebenarnya apa yang terjadi pada anak laki-laki saat pubertas?
Bagaimana suaranya bisa berubah? Berikut Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
Kenapa Suara Berubah pada Masa Puber?
Suara manusia adalah hasil dari sebuah proses yang rumit. Secara garis besar, ada tiga bagian yang berperan penting dalam mekanisme ini, yaitu paru-paru, pita suara (terletak dalam laring), dan artikulator (bibir, lidah, langit-langit mulut, pipi, dan lain-lain).
Untuk menghasilkan suara, paru-paru akan mengalirkan dan menekan udara sehingga vocal cords (pita suara) bergetar. Pita suara adalah tulang rawan berbentuk pita ganda yang terletak di dalam kotak suara (laring).
Perannya sangat penting karena getaran yang dihasilkan akan menentukan tone yang dihasilkan.
Modifikasi tone pada bagian pita suara akan menunjukkan apakah seseorang mengeluarkan nada marah, sedih, bahagia, dan lain-lain.
Setelah melalui vocal cords, suara akan dimodifikasi oleh artikulator demi menghasilkan kata-kata untuk berkomunikasi.
Suara yang dihasilkan juga bergantung pada panjang pita suara. Saat lahir, anak laki-laki dan perempuan memiliki panjang vocal cords yang relatif sama, yaitu 2 milimeter. Ukuran tersebut akan terus memanjang seiring dengan bertambahnya usia.
Umumnya, pertambahan ukuran pita suara anak laki-laki memang jauh lebih cepat dibandingkan dengan perempuan. Pada laki-laki, panjang maksimumnya mencapai 16 milimeter sedangkan anak perempuan maksimal hanya 10 milimeter.
Selain pertumbuhan yang secara umum lebih cepat dibanding anak perempuan, perkembangan pita suara anak laki-laki juga dipengaruhi hormon testosteron.
Peningkatan hormon ini pada masa puber semakin mempercepat perpanjangan tulan rawan laring dan pita suara.
Hormon ini juga membuat pita suara menebal dan menyebabkan perubahan pada timbre (warna suara). Perubahan bentuk dan struktur ini pada akhirnya membuat suara menjadi pecah, serak, dan seringkali terdengar nge-bass.
Proses perpanjangan pita suara karena hormone testosteron juga sering menyebabkan rasa sakit pada tenggorokan. Hal ini juga bisa berdampak pada perubahan suara pada anak laki-laki.
Kapan Suara Mulai Berubah?
Peningkatan hormon testosteron tak hanya membawa perubahan pada suara anak, namun juga pada bentuk fisik buah hati Mama. Secara keseluruhan, proses perubahan ini digambarkan dalam tahap Tanner.
Ada lima tahap di dalamnya dan semuanya menunjukkan proses perkembangan di masa puber, sejak awal hingga sempurna. Dalam tahap Tanner, perubahan suara termasuk dalam tahap 3 dan 4.
Perubahan suara juga dianggap sebagai salah satu proses penting yang tak bisa disepelekan. Lalu kapan hal ini mulai terjadi pada anak laki-laki?
Secara normal, pubertas anak laki-laki terjadi lebih lambat dari anak perempuan. Jika anak laki-laki umum mengalaminya pada usia usia 10-15 tahun, anak perempuan bisa memasuki masa puber sejak usia 8 tahun ke atas.
Perubahan suara pada anak laki-laki bisa mulai terlihat pada usia 12 dan 13 tahun. Sementara itu, perkembangan dan perubahan lain juga mulai terjadi seperti pertumbuhan yang pesat, pematangan alat genital, dan lain-lain.
Karenanya, ketika suara anak laki-laki Mama mulai berubah, maka tingginya pun juga akan bertambah dengan cepat.
Semua proses itu akan sempurna pada ketika dia memasuki usia 15 hingga 18 tahun. Bisa dibilang, pada usia tersebut putra Mama telah menjadi lelaki dewasa seutuhnya.
Menghadapi Perubahan di Masa Puber
Walau menjadi proses yang normal, namun pubertas bisa saja menjadi proses yang berat untuk beberapa remaja. Perubahan yang signifikan ini mungkin akan sulit diterima sehingga membawa pengaruh kurang baik bagi kondisi psikologisnya.
Ditambah lagi, perubahan suara ini kadang juga dibarengi dengan rasa sakit di bagian tenggorokan. Karenanya, peran serta Mama dan Papa akan sangat berarti.
Jika perubahan suara anak laki-laki ini membuatnya risau, yakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Rasa sakit yang dialami buah hati juga tak akan berlangsung selamanya. Terus berikan dukungan agar dia bisa melalui masa pubertas ini dengan baik ya, Ma.
Baca juga:
- Serba-Serbi Masturbasi pada Remaja Laki-Laki yang Orangtua Wajib Tahu
- Penting! 6 Cara Mengatasi Kulit Wajah Terbakar Untuk Remaja Laki-Laki
- 7 Fakta untuk Mengenal Karakter Anak Remaja Laki-Laki