Belajar Soal Keimanan dari Kisah Ashabul Kahfi
Kisah inspiratif Ashabul Kahfi, 7 pemuda yang tertidur 309 tahun dalam lindungan Allah
18 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kisah Ashabul Kahfi adalah salah satu cerita penuh keajaiban dalam Al-Qur'an yang memberikan pelajaran berharga tentang iman dan keteguhan.
Ashabul Kahfi adalah tujuh pemuda yang memilih untuk mempertahankan keimanan mereka kepada Allah, meski dihadapkan pada ancaman dari Raja Dikyanus yang memaksa mereka untuk menyembah berhala.
Mereka memilih untuk melarikan diri ke gua demi melindungi iman mereka. Kisah ini menunjukkan kekuatan doa dan kasih sayang Allah yang melindungi hamba-Nya.
Dengan kuasa Allah, mereka tertidur selama 309 tahun sebagai bentuk perlindungan. Kisah inspiratif ini tak hanya menguatkan iman tetapi juga mengajarkan kita tentang kekuasaan Allah yang tak terbatas dan penuh keajaiban, sebagaimana diceritakan dalam kisah ashabul kahfi.
Berikut kisah ashabul kahfi yang diharapkan dapat menginspirasi tiap pembaca dalam memperkuat iman, Popmama.com rangkum di bawah ini.
Kisah Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi (Bahasa Arab: اصحاب الکهف, aṣḥāb al kahf) atau The Seven Sleepers dikenal sebagai tujuh pemuda yang hidup pada masa Raja Dikyanus, yang menindas siapa pun yang menolak menyembah berhala.
Ketujuh pemuda ini berani menolak perintah Raja. Mereka lebih memilih mempertahankan iman mereka meskipun tahu bahwa ancaman hukuman mati menanti.
Keberanian ini menjadi teladan kuat bagi kita semua tentang pentingnya mempertahankan keyakinan, apapun risikonya.
Dalam kisah ini, ketujuh pemuda Ashabul Kahfi memiliki nama yang tercatat, yaitu: Maksalmina, Tamlikha, Martunus, Kastunus, Bairunus, Yathbunus, dan Danimus.
Anjing mereka, Qithmir, setia menemani mereka hingga ke gua. Keberadaan Qithmir melambangkan loyalitas yang luar biasa dan menjadi bagian penting dari perjalanan mereka yang penuh cobaan.
Siapakah Raja Dikyanus?
Raja Dikyanus atau lebih dikenal sebagai Mecius Qointus Decius (Decius) adalah penguasa Romawi pada abad ke-3M yang menganggap berhala sebagai tuhan.
Pada tahun 248, Kaisar Pilipus menugaskan Decius untuk menghentikan pemberontakan suku Goth yang sedang berlangsung. Misi ini berhasil diselesaikan oleh Decius, dan atas prestasinya ini, pasukannya mendukungnya untuk merebut tahta.
Dalam pertempuran sengit di Verona, Decius berhasil mengalahkan Kaisar Pilipus dan mengakhiri pemerintahannya. Kemenangan ini mengukuhkan posisi Decius sebagai Kaisar Romawi yang baru mulai tahun 249.
Ia memerintah wilayah Tarasus dan diduga berkuasa di sekitar Efesus, tempat gua Ashabul Kahfi berada, antara tahun 249 hingga 251. Raja Dikyanus dikenal kejam dan mengancam akan menghukum mati siapa saja yang tidak sejalan dengannya.
Editors' Pick
Latar Belakang Kisah Ashabul Kahfi
Dalam Surat Al-Kahfi, Allah SWT menjelaskan tentang para pemuda yang tertidur di dalam gua selama kurang lebih 300 tahun. Ada pendapat bahwa mereka adalah pengikut Nabi Isa a.s., namun banyak yang membantah, sebab peristiwa ini terjadi sebelum berkembangnya agama Nasrani.
Firman Allah SWT:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: "(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari perlindungan di gua, mereka berdoa: ‘Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk lurus bagi kami dalam urusan ini.’" (Al-Kahfi: 10).
Kronologi Kisah
Di bawah tekanan untuk mengimani berhala atas perintah Raja Dikyanus, ketujuh pemuda yang menolak untuk tunduk dan menyembah berhala tersebut pun memutuskan untuk melarikan diri dan berlindung di sebuah gua.
Di gua itulah mereka berdoa kepada Allah, memohon perlindungan dan petunjuk agar tetap teguh dalam keimanan. Gua tersebut menjadi tempat persembunyian mereka yang aman, tempat di mana mereka menumpahkan segala doa dan keyakinan kepada Allah, Gua itu Bernama Al-Kahfi.
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Artinya: "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan pula petunjuk kepada mereka." (Al-Kahfi: 13).
Doa mereka menunjukkan ketergantungan penuh kepada Allah SWT, tanpa menyandarkan usaha kepada diri sendiri atau makhluk lain. Hati mereka diteguhkan oleh Allah SWT untuk tetap beriman meskipun seluruh kaum memusuhi mereka.
Sebagai jawaban atas doa mereka, Allah membuat mereka tertidur selama 309 tahun. Dalam rentang waktu yang begitu panjang, pemuda-pemuda ini terlindung dari bahaya luar. Keajaiban ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika seseorang berserah pada Allah, pertolongan bisa datang dengan cara yang tak pernah diduga sebelumnya.
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
Artinya: "Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun lagi." (Al-Kahfi: 25).
Ketika akhirnya bangun, salah satu pemuda kembali ke kota untuk membeli makanan. Dengan membawa uang dari masa Raja Dikyanus, ia menyebabkan kebingungan warga kota yang tak mengenal mata uang tersebut. Pemuda tersebut akhirnya menceritakan asal-usulnya, mengejutkan semua orang bahwa ia berasal dari masa Raja Dikyanus yang telah berabad-abad lalu.
Anjing Penjaga yang Setia
Selain Ashabul Kahfi, disebutkan pula tentang anjing setia yang menjaga pintu gua selama mereka tertidur. Ia bernama Qithmir. Anjing ini setia menjaga para pemuda dan melambangkan kesetiaan serta perlindungan.
Dalam kisah ini, anjing tersebut tidak hanya menjadi penjaga, tetapi juga menjadi simbol bahwa Allah memberikan perlindungan yang sempurna.
Bahkan, makhluk yang dianggap rendah pun mendapatkan peran penting dalam kisah ini. Menunjukkan bahwa siapa pun yang dekat dengan orang yang beriman akan mendapatkan manfaat dari iman tersebut.
Inspirasi dari Keimanan Ashabul Kahfi
Salah satu hal yang mencolok dari kisah Ashabul Kahfi adalah keputusan mereka untuk masuk ke dalam gua, mencari tempat perlindungan dari ancaman yang mengintai di luar.
Mereka menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan meyakini bahwa hanya Dia yang bisa melindungi mereka dari ancaman penguasa zalim. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
۞ وَتَرَى الشَّمْسَ اِذَا طَلَعَتْ تَّزٰوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَاِذَا غَرَبَتْ تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِيْ فَجْوَةٍ مِّنْهُۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِۗ مَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ وَلِيًّا مُّرْشِدًاࣖ
"Engkau akan melihat matahari yang ketika terbit condong ke sebelah kanan dari gua mereka dan yang ketika terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada di tempat yang luas di dalamnya (gua itu). Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Siapa yang Allah memberinya petunjuk, dialah yang mendapat petunjuk. Siapa yang Dia sesatkan, engkau tidak akan menemukan seorang penolong pun yang dapat memberinya petunjuk." (QS. Al-Kahfi: 17)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menjaga dan mengatur setiap detil keberadaan mereka di gua, bahkan hingga posisi sinar matahari yang masuk ke dalamnya.
Dengan posisi yang Allah tentukan, gua tersebut memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi mereka.
Dari sini, kita dapat belajar untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dan meyakini bahwa Dia adalah sebaik-baik pelindung.
Berikut beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ashabul kahfi:
- Menjaga keimanan lebih penting daripada apapun, sehingga Allah SWT akan memberikan perlindungan.
- Pentingnya doa dan tawakal dalam menghadapi ujian hidup.
- Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya kepada makhluk-Nya melalui kejadian luar biasa seperti tidur panjang Ashabul Kahfi.
Wah, sungguh luar biasa yah kisah ashabul kahfi ini. Semoga bisa jadi inspirasi bagi kita semua untuk tidak pernah melupakan Allah SWT!
Baca juga:
- Kisah Nabi Sulaiman, Sosok Raja yang Jujur dan Tidak Sombong
- Kisah Sunan Gunung Jati, Berdakwah dengan Politik di Bumi Pasundan
- Sejarah dan Kisah Sunan Drajat, Berjiwa Sosial Tinggi