Ciri-Ciri Rumah Adat Maluku

Temukan 7 ciri khas rumah adat Maluku yang menggambarkan budaya dan filosofi masyarakatnya

8 Oktober 2024

Ciri-Ciri Rumah Adat Maluku
borneohouse.com

Maluku, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, bukan hanya dikenal melalui pantai dan lautnya yang mempesona, tetapi juga melalui kekayaan budayanya yang mendalam.

Rumah adat Maluku, sebagai representasi dari kehidupan dan kepercayaan masyarakatnya, mencerminkan harmoni antara tradisi dan struktur sosial yang unik.

Setiap rumah adat memiliki ciri khasnya masing-masing yang menggambarkan nilai-nilai penting dalam komunitas.

Kali ini, kita akan menjelajahi kebudayaan Maluku dan menggali lebih dalam tentang ciri khas rumah adat maluku bersama Popmama.com. Sudah siap?

7 Ciri Khas Rumah Adat Maluku

1. Sejarah dan filosofi pembangunan rumah adat Maluku

1. Sejarah filosofi pembangunan rumah adat Maluku
en.wikipedia.org

Rumah adat Maluku memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan cara hidup masyarakatnya. Struktur rumah adat di Maluku, seperti Baileo, Sasadu, dan Hibualamo, bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol sosial dan keagamaan. Baileo, misalnya, dibangun tanpa dinding, mencerminkan keterbukaan masyarakat Maluku terhadap perubahan dan interaksi sosial.

Struktur ini juga berkaitan dengan kepercayaan bahwa roh nenek moyang dapat memasuki rumah tanpa halangan. Di sisi lain, rumah Sasadu yang terbuka dengan tiang penyangga, menunjukkan filosofi masyarakat yang menyambut pendatang dengan tangan terbuka.

Rumah-rumah adat ini merupakan hasil dari adaptasi terhadap lingkungan sosial dan geografis yang unik, menjadikannya simbol kekayaan budaya yang patut dihargai.

2. Rumah Baileo

2. Rumah Baileo
thegorbalsla.com

Rumah Baileo, sebagai salah satu rumah adat ikonik Maluku, memiliki beberapa elemen desain yang sangat khas. Pertama, rumah ini dibangun dengan tiang penyangga yang berjumlah sembilan di bagian depan dan belakang, melambangkan jumlah marga atau suku di desa tersebut.

Selain itu, terdapat lima tiang di sisi kanan dan kiri yang dikenal dengan simbol Siwa Lima, menandakan persatuan antara kelompok-kelompok suku di Maluku. Ukiran pada Baileo, seperti gambar ayam dan anjing serta simbol bulan, bintang, dan matahari di atap, bukan hanya memperindah bangunan tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam tentang kedamaian dan kemakmuran.

Salah satu ciri khas utama dari rumah Baileo adalah desainnya yang tanpa dinding. Struktur ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan adat tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat bahwa roh nenek moyang dapat bebas bergerak masuk dan keluar dari rumah.

Dengan lantai yang lebih tinggi dari permukaan tanah, rumah ini memberikan tempat yang dianggap lebih tinggi derajatnya bagi roh-roh tersebut. Desain ini juga memungkinkan masyarakat untuk melihat dan mengikuti pertemuan yang berlangsung di balai tersebut dari luar, menegaskan prinsip transparansi dan keterbukaan dalam proses musyawarah.

Editors' Pick

3. Rumah Sasadu

3. Rumah Sasadu
Pinterest.com/Journey Indonesia

Rumah Sasadu dari suku Sahu di Halmahera memiliki desain yang sangat berbeda dari rumah adat Maluku lainnya. Rumah ini tidak memiliki dinding dan hanya terdiri dari satu bagian besar tanpa sekat, menunjukkan sikap keterbukaan masyarakat Sahu terhadap pendatang.

Tiang-tiang penyangga yang terbuat dari batang kayu sagu, tidak berfungsi untuk menopang lantai tetapi untuk mendukung struktur atap. Atap rumah ini dibuat dari anyaman daun kelapa atau daun sagu, bahan-bahan yang tersedia secara lokal dan ramah lingkungan.

Desain terbuka dari rumah Sasadu menggambarkan sikap inklusif masyarakat Sahu, yang siap menerima siapapun tanpa membedakan latar belakang. Di bagian atap, terdapat sepasang kain merah dan putih yang melambangkan kecintaan terhadap negara serta kerukunan antar agama, dengan bola-bola ijuk yang menggantung menandakan kestabilan dan kearifan.

Ujung atap yang lebih pendek mengharuskan setiap orang yang masuk untuk menundukkan kepala, simbol penghormatan terhadap aturan adat suku Sahu. Ukiran perahu di ujung atap mengindikasikan kecintaan masyarakat Sahu terhadap laut dan kegiatan maritim.

4. Rumah Hibualamo

4. Rumah Hibualamo
halmaheraraya.id

Rumah adat Hibualamo memiliki bentuk segi delapan yang unik, mencerminkan simbolisme empat arah mata angin dan kehidupan maritim suku Tobelo dan Galela. Bentuk ini tidak hanya berfungsi sebagai desain estetik tetapi juga sebagai representasi dari persatuan dan kesetaraan.

Empat pintu masuk ke rumah menunjukkan bahwa semua arah dan orang diperlakukan dengan kesetaraan, mencerminkan nilai-nilai sosial yang dipegang oleh masyarakat setempat.

Rumah Hibualamo menggunakan empat warna utama seperti merah, kuning, hitam, dan putih yang masing-masing memiliki makna mendalam.

Merah melambangkan kegigihan, kuning menunjukkan kecerdasan dan kekayaan, hitam melambangkan solidaritas, dan putih mencerminkan kemurnian.

Warna-warna ini tidak hanya memperindah tampilan rumah tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Maluku yang berorientasi pada persatuan dan keharmonisan.

5. Keterbukaan dan inklusi di rumah adat Maluku

5. Keterbukaan inklusi rumah adat Maluku
Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Baileo dan Sasadu, dengan desainnya yang terbuka, bukan hanya tempat untuk berkumpul tetapi juga mencerminkan sikap masyarakat Maluku yang terbuka dan inklusif.

Ketiadaan dinding pada rumah-rumah ini memungkinkan interaksi sosial yang lebih transparan dan mengundang keterlibatan komunitas dalam kegiatan adat. Filosofi ini menekankan pentingnya partisipasi dan keterbukaan dalam proses sosial dan budaya.

Desain tanpa dinding dan struktur yang tinggi dari rumah Baileo, serta keterbukaan rumah Sasadu, mencerminkan nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat Maluku. Ketinggian lantai Baileo memberikan penghormatan kepada roh nenek moyang, sementara desain terbuka Sasadu melambangkan penerimaan dan rasa hormat terhadap semua orang.

Ini menunjukkan bagaimana arsitektur rumah adat berfungsi tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai cerminan dari nilai-nilai sosial dan budaya yang mendalam.

6. Ukiran dalam rumah adat Maluku

6. Ukiran dalam rumah adat Maluku
Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Setiap rumah adat di Maluku dihiasi dengan ukiran yang memiliki makna simbolis yang kuat. Misalnya, ukiran ayam dan anjing pada Baileo melambangkan kedamaian dan kemakmuran, sementara simbol bulan, bintang, dan matahari di atap menegaskan keutuhan adat.

Di rumah Sasadu, kain merah dan putih serta bola-bola ijuk menggambarkan kecintaan terhadap negara dan kerukunan antar agama. Ukiran-ukiran ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan tetapi juga sebagai penyampaian pesan-pesan filosofis dan budaya yang mendalam.

Ornamen dan ukiran pada rumah adat Maluku sering kali mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat serta hubungan mereka dengan lingkungan dan kepercayaan mereka.

Ukiran perahu di atap Sasadu, misalnya, menandakan kecintaan terhadap laut dan kehidupan maritim, sedangkan simbol di Hibualamo mengaitkan dengan prinsip-prinsip sosial dan persatuan. Ini menunjukkan bagaimana seni dan desain dalam rumah adat berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan dan mempertahankan nilai-nilai budaya.

7. Menyelami kekayaan budaya Maluku

7. Menyelami kekayaan budaya Maluku
Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Rumah adat Maluku, dengan semua ciri khas dan simbolismenya, menawarkan pandangan mendalam tentang budaya dan filosofi masyarakat setempat.

Mulai dari desain terbuka dan tanpa dinding pada Baileo dan Sasadu hingga simbolisme warna dan bentuk pada Hibualamo, setiap rumah adat memiliki cerita dan makna yang berharga.

Menjelajahi rumah adat ini tidak hanya memberikan wawasan tentang arsitektur tetapi juga tentang nilai-nilai dan tradisi yang membentuk identitas budaya Maluku.

Dengan mengetahui lebih dalam tentang ciri khas rumah adat Maluku, kita dapat lebih menghargai dan merayakan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia.

Baca juga:

The Latest