3 Fakta Awan Tsunami yang Sedang Viral di Media Sosial

Fenomena awan tsunami atau Arcus, awan yang menyerupai gelombang tsunami, viral di media sosial

12 September 2024

3 Fakta Awan Tsunami Sedang Viral Media Sosial
metoffice.gov.uk

Fenomena alam yang disebut "awan tsunami" baru-baru ini viral di media sosial setelah beberapa pengguna membagikan foto dan video awan tersebut. Salah satu video viral menunjukkan awan panjang yang tampak seperti gelombang tsunami.

Fenomena ini pertama kali muncul di wilayah Indonesia pada bulan September dan menjadi perbincangan karena keunikannya.

BMKG menjelaskan bahwa "awan tsunami" adalah nama populer untuk awan Arcus, yang sering muncul saat peralihan musim atau musim pancaroba. Fenomena ini tidak berbahaya, meski penampilannya mungkin terlihat menakutkan.

BMKG pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca buruk yang bisa disertai hujan lebat dan angin kencang.

Lantas, apa saja 3 fakta tentang awan tsunami yang sedang viraldi media sosial ini? Popmama.com sudah merangkumnya khusus untuk kamu!

Editors' Pick

1. Awan Tsunami bukan fenomena langka, tapi jarang terjadi

1. Awan Tsunami bukan fenomena langka, tapi jarang terjadi
Twitter.com/zakiberkata

Awan tsunami, atau secara ilmiah dikenal sebagai awan Arcus, sebenarnya bukanlah fenomena yang benar-benar langka.

Awan ini muncul saat terjadi peralihan musim, terutama antara bulan September hingga Februari.

Namun, kemunculannya jarang terjadi, terutama dalam bentuk gulungan yang panjang dan menyerupai gelombang besar.

Karena itulah, setiap kali awan ini muncul, masyarakat sering merasa takjub dan membagikan penampakannya di media sosial.

2. Awan Arcus terbentuk karena pertemuan udara dingin dan hangat

2. Awan Arcus terbentuk karena pertemuan udara dingin hangat
Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Awan Arcus terbentuk akibat adanya ketidakstabilan di atmosfer, yaitu ketika massa udara dingin bertemu dengan massa udara hangat yang lebih lembap.

Proses ini menyebabkan udara dingin yang lebih berat mendorong udara hangat ke atas, menciptakan gulungan awan yang memanjang.

Awan Arcus biasanya terbentuk di dekat permukaan hingga ketinggian 1,9 kilometer, dan bisa bersatu atau terpisah dari awan badai Cumulonimbus yang lebih besar.

Fenomena ini sering menimbulkan awan yang menyerupai gulungan gelombang besar, membuatnya dijuluki "awan tsunami" oleh masyarakat.

Proses ini bisa terjadi cukup cepat, terutama di daerah pantai atau dataran rendah, di mana udara lembap lebih banyak tersedia.

3. Waspada! Awan Arcus menandakan cuaca buruk

3. Waspada Awan Arcus menandakan cuaca buruk
Unsplash/NOAA

Kemunculan awan Arcus bukan sekadar fenomena indah di langit, tapi juga peringatan dini bahwa cuaca buruk akan segera tiba.

BMKG menjelaskan bahwa awan ini sering kali disertai dengan hujan lebat, angin kencang, dan bahkan petir.

Awan ini terbentuk di depan badai petir, dan kehadirannya menandakan bahwa ada aliran udara dingin yang kuat keluar dari badai tersebut.

Jadi, meskipun tidak berbahaya secara langsung, masyarakat perlu berhati-hati saat melihat awan Arcus, terutama jika berada di luar ruangan. Angin kencang yang muncul akibat fenomena ini bisa menyebabkan gangguan, seperti kerusakan pada bangunan atau pohon tumbang.

Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau perkembangan cuaca dari sumber yang tepercaya, seperti BMKG.

Itulah 3 fakta tentang awan tsunami yang sedang viraldi media sosial. Jangan lupa untuk selalu memantau informasi cuaca dari sumber resmi seperti BMKG agar tetap aman saat fenomena ini terjadi!

Baca juga:

The Latest