Digitalisasi kini menjadi wajah baru pendidikan di Indonesia. Bertepatan dengan Hari Guru Nasional yang mengusung tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat", TikTok mengadakan diskusi virtual bertajuk "#SerunyaBelajar di TikTok" pada Kamis (21/11/2024) lalu.
Dalam acara tersebut, dua kreator edukasi, Mbah Melan dan Bu Ira, berbagi cerita tentang perjuangan mereka mencerdaskan generasi muda lewat konten edukatif yang menarik dan mudah dipahami.
Mbah Melan, yang dikenal sebagai "Mbah Guru Matematika," membantu siswa menguasai matematika melalui pendekatan psikologis dan humor. Sementara itu, Bu Ira menggunakan video TikTok untuk mendampingi mahasiswa menyelesaikan skripsi dengan cara santai dan menyenangkan.
Bagaimana kisah Mbah Melan dan Bu Ira dalam pemanfaatan aplikasi digital seperti TikTok untuk membantu pendidikan anak di Indonesia lewat konten edukatif? Berikut ulasannya yang telah dirangkum Popmama.com.
Kisah Mbah Guru Matematika, Melan Achmad
Tiktok.com/binaprestasiswa
Mbah Melan Achmad, guru matematika berusia 79 tahun, adalah contoh nyata bahwa semangat mendidik tak lekang oleh waktu. Setelah pensiun pada tahun 2003, ia melanjutkan pengabdiannya di dunia pendidikan dengan memanfaatkan platform TikTok.
Meski memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknik sipil, Mbah Melan memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang guru untuk membantu siswa-siswi di Indonesia menghadapi matematika, mata pelajaran yang sering dianggap sulit oleh banyak orang.
Lewat akun @binaprestasiswa, Mbah Melan berbagi trik menyelesaikan soal matematika dengan pendekatan psikologis dan humor kepada lebih dari 800 ribu pengikutnya. Sesi siaran langsungnya diadakan setiap hari pukul 19.30-21.00 WIB, menjangkau ribuan siswa dari berbagai daerah.
Editors' Pick
Misi Mbah Melan dan Cita-citanya
Tiktok.com/binaprestasiswa
Berkat dedikasinya, Mbah Melan berhasil mewujudkan mimpi membuka bimbingan belajar Bina Prestasi Siswa pada Juli 2024. Di tempat ini, ia fokus membantu siswa memahami matematika dan mempersiapkan tes masuk perguruan tinggi atau CPNS.
Kisah Mbah Melan sebagai guru matematika dimulai ketika ia menyadari bahwa Indonesia masih kekurangan tenaga pengajar. Panggilan hati untuk mengabdi membuatnya menerima tawaran mengajar matematika di salah satu SMP di Purworejo, Jawa Tengah.
Di awal kariernya, Mbah Melan menghadapi tantangan besar. Para murid menganggap matematika sebagai pelajaran yang "sulit," "menakutkan," dan "membosankan." Tidak menyerah, Mbah Melan mencoba pendekatan berbeda dengan memadukan psikologi, humor, dan apresiasi dalam metode pengajarannya.
Usahanya membuahkan hasil gemilang, terbukti dari peningkatan nilai rata-rata muridnya yang awalnya hanya berkisar antara 2 hingga 5, melonjak menjadi 7 hingga 9.
Setelah pensiun pada tahun 2003, semangat Mbah Melan untuk mengajar tidak pudar. Ia kembali terjun ke dunia pendidikan melalui salah satu layanan bimbingan belajar (bimbel).
Ia bahkan memiliki impian untuk mendirikan bimbel sendiri demi mencerdaskan lebih banyak anak di Purworejo. Namun, keterbatasan keuangan saat itu membuat impian tersebut harus ditunda.
"Saya sangat menikmati mengajar di TikTok LIVE karena saya bisa mengajar dari kenyamanan rumah sendiri dan menjangkau audiens yang lebih luas di seluruh Indonesia, bahkan terkadang dari luar negeri. Saya harap ilmu yang saya bagikan melalui sesi siaran langsung dapat menginspirasi para murid untuk belajar mencintai matematika," terang Mbah Melan.
Kisah Bu Ira, Penyelamat Mahasiswa yang Struggle dengan Skripsi
Tiktok.com/buiramira
Ira Mirawati, seorang dosen komunikasi di Universitas Padjadjaran, memanfaatkan TikTok untuk membantu mahasiswa menyelesaikan skripsi. Lewat akun @buiramira, ia membagikan panduan pengerjaan skripsi dengan gaya yang santai dan menghibur.
Kisah Bu Ira dalam membagikan ilmu melalui platform digital bermula saat ia melihat banyak mahasiswa kesulitan menyelesaikan tugas akhir dan skripsi. Bersama timnya, Bu Ira mendirikan Sobatmu.com, sebuah platform konsultasi virtual yang dirancang untuk membantu mahasiswa menghadapi tantangan akademis.
Sebagai Upaya untuk memperkenalkan layanan ini, Bu Ira dan tim secara rutin melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah dan universitas. Namun, pandemi memaksa kegiatan tersebut dihentikan sementara.
Mencari cara lain untuk memperluas jangkauan, Bu Ira berdiskusi dengan para mahasiswanya dan menerima saran untuk menggunakan TikTok sebagai media promosi. Pada Juni 2020, ia pun membuat akun TikTok dengan nama @buiramira untuk mempromosikan platform Sobatmu.com.
Tak disangka, akun TikTok miliknya disambut hangat oleh komunitas TikTok, yang tertarik dengan sudut pandang Bu Ira sebagai seorang dosen. Banyak pengguna mengajukan pertanyaan seputar dunia akademis, seperti “Kenapa dosen sulit dihubungi saat bimbingan skripsi?” dan “Apa alasan dosen tidak meluluskan mahasiswa saat sidang?”
Dengan pendekatan yang santai, menghibur, dan mudah dipahami, konten-konten Bu Ira terasa relevan bagi audiens. Salah satu videonya yang membahas jenis skripsi favorit dosen bahkan berhasil meraih 4,9 juta tayangan.
Dedikasi Bu Ira untuk Membantu Mahasiswa
Tiktok.com/buiramira
Selain memberikan berbagai wawasan tentang dunia perkuliahan, Bu Ira aktif berkolaborasi dengan sesama dosen dan mahasiswa untuk membuat video yang membahas beragam aspek kehidupan mahasiswa.
Mulai dari ketakutan umum saat mengerjakan skripsi, tips mengelola stres selama proses tersebut, hingga panduan bekerja dengan pembimbing tesis. Bahkan, topik sederhana seperti etika menghubungi pembimbing skripsi juga menjadi bagian dari kontennya.
Melalui format yang kreatif, seperti kuis dan permainan peran (roleplay), konten edukatif yang dikemas secara menghibur ini terus menarik perhatian mahasiswa untuk mengunjungi akun TikTok Bu Ira.
Usaha Bu Ira dalam memotivasi mahasiswa agar menyelesaikan studi mereka mendapat apresiasi luas dari komunitas TikTok di Indonesia. Banyak pengikutnya, yang merupakan mahasiswa, berbagi cerita bahwa mereka berhasil menyelesaikan skripsi atau tugas akhir berkat panduan yang ia bagikan melalui platform tersebut.
“Saya memiliki misi untuk terus memotivasi mahasiswa agar tidak menyerah dalam perjalanan menyelesaikan skripsi. Bagi saya, skripsi tidak harus sempurna—yang lebih utama adalah usaha dan kesungguhan mereka untuk menyelesaikannya. TikTok telah menjadi media bagi saya untuk menginspirasi mahasiswa di seluruh Indonesia agar berani melangkah maju dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” ujar Bu Ira.
Dedikasi Bu Ira juga diakui secara formal dengan masuknya ia sebagai nominasi kategori "Best of Learning and Education" dalam TikTok Awards Indonesia 2020. Selain itu, Bu Ira sering dilibatkan dalam berbagai program pengembangan aktivitas kampus dan menjadi pembicara di sejumlah acara penting.
Penggunaan Media Sosial sebagai Jembatan Pendidikan Digital
Tiktok.com/gradient_idn
Kisah Mbah Melan dan Bu Ira adalah bukti nyata bahwa pendidikan kini tak lagi terbatas di ruang kelas. Melalui TikTok, mereka menciptakan konten yang mendidik sekaligus menghibur, menjadikan belajar terasa lebih menyenangkan.
Mulai dari tips matematika hingga bimbingan skripsi, kedua guru ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat mempermudah akses pendidikan. Dengan semangat berbagi ilmu, mereka terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk berkembang dan berprestasi.
Sungguh mulia dan juga menginspirasi ya kisah Mbah Melan dan Bu Ira. Kini kita juga mengetahui manfaat positif aplikasi digital seperti TikTok bagi pendidikan. Ingatlah, bahwa kita bisa membagikan ilmu dengan banyak cara!