Siswi SMP di Siak Riau Jadi Korban Rudapaksa oleh 6 Remaja
Siswi SMP di Siak Riau dirudapaksa 6 remaja, tiga pelaku masih SD. Ini kronologinya
9 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peristiwa tragis terjadi di Siak, Riau, ketika seorang siswi SMP berumur 13 tahun menjadi korban pelecehan oleh 6 remaja. Insiden ini terjadi di belakang masjid pada Rabu (04/10/2024).
Lebih mengejutkannya lagi, tiga dari para pelaku masih berstatus siswa SD. Kasus ini membuat masyarakat geram dan meminta keadilan segera ditegakkan.
Kejadian ini kembali menyorot masalah pentingnya pengawasan terhadap anak-anak dan remaja, terutama dalam lingkungan sosial.
Berikut adalah rangkuman peristiwa siswi smp di siak riau jadi korban rudapaksa oleh 6 remaja yang telah dirangkum oleh Popmama.com.
Editors' Pick
Kronologi Anak SMP Alami Pelecehan oleh 6 Remaja selama 3 Hari
Pada hari kejadian, korban yang masih duduk di bangku SMP mengalami pelecehan berulang kali oleh enam remaja selama tiga hari berturut-turut, yaitu sejak hari Kamis (12/09/2024) s.d Sabtu (14/09/2024). Pada hari Kamis korban pulang dengan berjalan kaki dan pada perjalanan pulangnya itulah korban bertemu dengan tiga orang pelaku berinisial FO, BZ dan PZ.
Korban diajak untuk mengikuti para pelaku. Dikutip dari penjelasan Aipda Leonar Pakpahan, pelaku berinisial BZ memerintah korban untuk mengikutinya sampai perimpangan masjid, kemudian BZ mengajak korban untuk masuk ke semak-semak di belakang masjid dan di sanalah mereka melakukan perbuatan bejat itu pada korban.
Setelah selesai melakukan kelakuan bejatnya, BZ mengancam korban untuk tidak boleh memberitahu seiapapun mengenai hal ini.
Miris, kejadian ini terjadi lagi pada keesokan harinya pada jam 13.00 WIB pelaku OMK, DBP, RN, IZ, PZ dan BZ mengajak korban untuk bertemu dan melakukan tindakan pelecehan itu berulang kali sampai hari Sabtu, 14 September 2024.
Para pelaku diduga melakukan tindakan keji tersebut secara bergantian, sedangkan korban tidak berdaya dalam menghadapi aksi mereka yang semakin memprihatinkan adalah keterlibatan tiga pelaku yang masih di bawah umur; Tiga diantaranya masih SD dan tiga pelaku lainnya masih setingkat SMP.
Korban yang selama ini diam karena diancam pun mencoba melaporkan kejadian yang dialaminya pada keluarga pada hari Sabtu (21/09/2024). Pihak keluarga korban segera melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang, dan proses hukum pun segera dijalankan.
"Kami berhati-hati untuk menetapkan tersangkaa pada kasus ini, dikarenakan para pelaku masih berusia di bawah umur.” Ungkap Aipta Leonar.
Reaksi Masyarakat dan Pentingnya Pengawasan
Masyarakat di Siak bereaksi keras terhadap kejadian ini. Banyak pihak menyayangkan minimnya pengawasan terhadap anak-anak di lingkungan publik, terutama di tempat-tempat yang seharusnya aman seperti masjid.
Beberapa tokoh masyarakat juga mengimbau orang tua untuk lebih waspada dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
Kasus seperti ini sangatlah menyayat hati serta menunjukkan betapa pentingnya pendidikan seksualitas yang tepat bagi anak-anak agar mereka memahami batasan dan risiko dari pergaulan bebas.
Selain itu, komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat penting dalam mencegah kejadian serupa terjadi lagi.
Korban tidak perlu merasa takut ataupun malu ketika mengalami kejadian seperti ini, kepercayaan antara anak dan orangtua sangatlah penting untuk dikembangkan sehingga para korban tidak perlu merasa cemas ketika akan mengadu pada orang terdekat.