Tegur Anak SMP Merokok, Pemuda Ambon Dikeroyok hingga Dilarikan ke RS
Pemuda Ambon dikeroyok akibat menegur anak SMP merokok. Berikut kronologinya
8 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kejadian tak terduga menimpa seorang pemuda asal Ambon, Benjamin Tuwatanassy (21), setelah dirinya menegur seorang anak SMP yang kedapatan merokok di kawasan Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.
Pada Sabtu dini hari (2/11/2024), Benjamin melihat seorang remaja berinisial SA (14) merokok. Khawatir atas kebiasaan merokok di usia muda, ia memberikan teguran, bahkan menampar SA sedikit sebagai peringatan.
Namun, tindakan itu rupanya memicu kemarahan keluarga SA. Tak lama setelahnya, Benjamin dikeroyok oleh kakak SA, Requeen Thenu (RT), dan sepupunya, Gilbert Wattimena (GT), hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Meski sempat ada kesepakatan damai antara keluarga korban dan pelaku terkait biaya pengobatan, namun pelaku hanya bersedia menanggung setengah dari biaya tersebut. Hal ini memicu keluarga korban untuk melanjutkan proses hukum di Mapolsek Baguala.
Berikut berita tegur anak smp merokok, pemuda ambon dikeroyok yang telah dirangkum Popmama.com.
Editors' Pick
Berawal dari Teguran
Benjamin Tuwatanassy melihat SA merokok di sekitar tempatnya berada. Karena prihatin melihat anak sekolah melakukan kebiasaan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatannya, Benjamin menegur SA dan menasihati agar tidak merokok.
Ia juga memberi sedikit tamparan sebagai bentuk peringatan. “Saya lihat dia merokok, saya tegur karena masih sekolah. Saya juga tampar dia sedikit sebagai peringatan,” kata Benjamin.
Namun, teguran ini justru berbalik menjadi malapetaka bagi Benjamin. SA merasa tersinggung dan melaporkan insiden tersebut kepada kakaknya, Requeen Thenu. Requeen, yang tidak terima adiknya ditegur, memutuskan untuk membalas tindakan Benjamin.
Pengeroyokan Terjadi, Keluarga SA Terlibat
Setelah menerima laporan dari SA, Requeen segera mendatangi Benjamin bersama sepupunya, Gilbert. Tanpa banyak bicara, mereka langsung menyerang Benjamin secara berulang kali, mengakibatkan korban mengalami luka serius di wajah, leher, dan kepala.
Benjamin yang mencoba meminta maaf dan memberikan penjelasan, tetap diserang hingga tak berdaya. “Dia lapor ke kakaknya, lalu Rein langsung pukul saya. Tidak lama kemudian dia panggil saudaranya, Gilbert, dan mereka berdua memukul saya sampai saya tidak berdaya,” jelas Benjamin.
Pengeroyokan tersebut membuat Benjamin harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami muntah-muntah dan memar yang cukup parah.
Rando Wattimena, kakak ipar Benjamin, menyampaikan bahwa Benjamin awalnya dirawat di rumah, tetapi karena kondisinya memburuk, ia akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Hative Passo.
Upaya Damai yang Gagal dan Proses Hukum Berlanjut
Setelah pengeroyokan tersebut, keluarga Benjamin dan keluarga pelaku sebenarnya sepakat untuk menyelesaikan masalah secara damai. Dalam kesepakatan itu, pihak pelaku diwajibkan menanggung seluruh biaya pengobatan korban hingga sembuh.
Namun, kesepakatan ini tidak berjalan mulus. Pihak pelaku hanya bersedia menanggung 50% dari total biaya pengobatan. Hal ini menyebabkan pihak korban kembali melaporkan kasus tersebut ke Polsek Baguala dengan laporan polisi nomor LPB127/XI/2024/SPKT Polsek Baguala, pada 6 November 2024.
Kasi Humas Polresta Pulau Ambon, Ipda Janete Luhukay, menjelaskan bahwa meski sempat ada kesepakatan damai, pihak kepolisian tetap akan memproses kasus tersebut hingga tuntas.
“Kasus diproses hingga tuntas, kini lagi menunggu korban usai dirawat untuk diperiksa,” jelas Janete.
Baca juga:
- Anak Arie Rieyanthie Buat Klarifikasi Tentang Perselingkuhan Papanya!
- Cerita Salma, Anak Pengepul Sampah yang Sukses Masuk UI
- Seorang Anak 14 Tahun Bunuh Diri karena Jatuh Cinta dengan Chatbot AI