5 Panduan Cerdas Memilih Aplikasi Game Untuk Anak
Setelah baca ini, Mama tentukan boleh atau tidak si Anak main game
7 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melarang anak bermain game di ponsel atau komputer rasanya makin sulit dilakukan.
Game seperti sudah menjadi bagian dari keseruan di dunia anak-anak dan tidak selalu memberi pengaruh negatif, bermain game juga memiliki sederet manfaat positif. Mulai dari meningkatkan konsentrasi, mengasah pola berpikir, dan meminimalisir terjadinya stres pada anak.
Lalu apa yang harus Mama lakukan agar dampak negatif game bisa dikurangi? Salah satunya adalah membantu anak mama memilih game yang baik untuk tumbuh kembangnya.
Langkah-langkah jitu di bawah ini bisa Mama ikuti saat memilihkan game untuk anak.
1. Pilih yang resolusinya baik
Bermain game di ponsel atau tablet lebih disukai anak ketimbang komputer. Alasan utamanya jelas, karena ponsel lebih praktis dan mudah dibawa ke mana saja.
Tapi ada yang perlu diperhatikan saat bermain game di ponsel. Layarnya yang hanya berkisar 4,5 sampai 5,5 inchi, atau sedikit lebih besar jika menggunakan tablet, membuat mata bekerja lebih ekstra.
Nah, tugas Mama adalah membantu anak mama memilih game dengan resolusi bagus agar lebih jelas dan nyaman bagi penglihatan. Pilih juga yang warnanya variatif sehingga tidak membuat mata cepat lelah.
Selebihnya tinggal Mama atur waktu bermainnya, agar tidak terlalu lama menatap layar gadget.
Editors' Pick
2. Selipkan pelajaran bahasa
Kalau dulu Mama belajar bahasa Inggris hanya dari sekolah atau les tambahan, anak-anak masa kini bisa mengenal lebih awal melalui game.
Kebanyakan vendor game seru menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tapi anak-anak hanya memahami beberapa kata dalam bahasa Inggris sebagai simbol. Seperti start, exit, return, finish, dan lain-lain. Mereka tidak benar-benar tahu makna kata tersebut secara harfiah.
Agar aktivitas bermainnya bisa menjadi ajang belajar juga, Mama selipkan game tebak-tebakkan berbahasa Inggris di perangkatnya. Sesekali ajak ia memainkan game tersebut sambil didampingi. Lama-lama, ia akan mengenal lebih banyak kosa kata bahasa Inggris dengan cara yang mengasyikkan.
3. Selipkan game tentang strategi dan gaya hidup sehat
Anak-anak akan lebih tertarik pada game strategi dan petualangan, Mama harus pintar mencari referensi permainannya. Cari yang karakter utamanya berbentuk sayur mayur, buah, atau hewan dan permainannya menyelipkan gaya hidup sehat, misalnya banyak olahraga, makan makanan sehat, dan ada waktu istirahat.
Ini penting untuk memberinya pengetahuan dasar tentang makhluk hidup, sehingga ia tidak tenggelam dalam dunia robot atau monster yang menjadi karakter favorit kebanyakan game. Dan, juga memberi sugesti positif tentang gaya hidup sehat.
Melihat gambar sayur dan buah yang lucu juga bisa merangsang keinginannya mengonsumsi makanan sehat. Ia menjadi tersugesti bahwa buah dan sayur bisa terlihat lucu dan menyenangkan seperti dalam game.
4. Pilih game yang menambah pengetahuan umum
Untuk Mama yang memiliki anak usia di atas 9 tahun, mulai pertimbangkan mencarikan ia game yang menambah pengetahuan umumnya. Bisa permainan tentang metode perhitungan matematika, sejarah kerajaan asing, atau tokoh-tokoh berpengaruh di dunia.
Setelah ia bermain, Mama bisa memancing pertanyaan tentang nama tempat atau tokoh yang ia temui dalam game. Jadikan itu bahan diskusi dan giring ia untuk mencari tahu lebih banyak tentang sejarah kerajaan yang dibelanya dalam game, atau negara yang menjadi latar pertempuran.
5. Pilih game yang penuh teka-teki bermanfaat
Tidak ada hal di dunia ini yang tidak bisa diambil manfaatnya. Termasuk game yang katanya merusak generasi muda dan membuat anak-anak menjadi malas belajar.
Game bisa menjadi istirahat yang bermanfaat jika dapat terkendali waktunya. Beri game yang berisi teka-teki bermanfaat misalnya tebak kata, tebak gambar, atau puzzle untuk melatih ketelitian anak.
Nah, sekarang, tinggal bagaimana Mama mendampingi anak mama dan membantunya mengendalikan diri agar tidak kecanduan bermain sehingga melupakan kewajibannya untuk belajar.
Selamat mencoba, Ma!