Ini Penyebab Gadis Kecil Mama Alami Menstruasi Dini
Apakah anak Mama mendapat menstruasi pertama terlalu cepat?
2 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama punya anak perempuan yang sebentar lagi beranjak remaja?
Tantangan baru yang harus Mama hadapi adalah mendampinginya mendapat menstruasi pertama.
Menurut Frida Soesanti, Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rata-rata anak perempuan Indonesia mengalami menstruasi pertama di kisaran usia 12,5-13 tahun. Tapi faktanya, jumlah anak perempuan yang mengalami menstruasi dini makin meningkat.
Kini tidak sulit rasanya menemukan anak perempuan berusia di bawah 10 tahun yang sudah mendapat menstruasi pertama. Sementara proses pubertas dan perkembangan payudara perempuan dimulai dua tahun sebelum ia mulai menstruasi.
Wah, berarti perubahan kondisi hormonalnya sudah terjadi sejak usia 8 tahun ya?
Sebenarnya, apa penyebab anak perempuan mengalami menstruasi dini?
Simak penjelasan Popmama.com di bawah ini agar bisa lebih waspada merawat gadis kecil Mama.
Editors' Pick
Dipengaruhi Hormon dan Pola Hidup
Membahas penyebab anak mengalami menstruasi dini harus ditinjau dari dua faktor, internal dan eksternal.
Faktor internal adalah kondisi hormonal yang terlalu cepat berkembang atau ada kelainan yang dibawa sejak lahir.
Sementara faktor eksternal adalah pola hidup, kondisi lingkungan sekitar, dan makanan yang biasa dikonsumsi.
Produksi hormon dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan. Tapi pengaruh terbesar tentu saja datang dari pola makan.
Perempuan yang sudah dan masih mengalami menstruasi, tubuhnya aktif memproduksi hormon estrogen. Hormon ini sangat dipengaruhi oleh kadar lemak tubuh.
Jika tubuh kurang mendapat asupan lemak, makan produksi estrogen berkurang dan sebaliknya. Masalahnya, kini lebih banyak anak perempuan yang kelebihan lemak sehingga produksi estrogennya berlebih.
Mama perlu tahu bahwa lemak yang masuk ke tubuh anak tak hanya dari makanan berminyak atau daging-dagingan. Kelebihan karbohidrat yang tak diolah menjadi energi juga akan disimpan sebagai lemak.
Sedangkan bentuk simpel dari karbohidrat adalah gula, artinya semua makanan manis berpotensi menambah timbunan lemak dalam tubuh.
Terpengaruh Minuman Soda
Penelitian yang dilakukan oleh Karin Michels, seorang profesor di Harvard School of Public Health, menyebutkan bahaya minuman bersoda pada kondisi hormonal anak perempuan.
Minuman bersoda mengandung kadar gula tinggi yang mempengaruhi jumlah kalori harian dan indeks masa tubuh (BMI).
Tak hanya soda, minuman kemasan lain juga mengandung gula buatan berlebih. Maka dari itu sebaiknya hindari konsumsi jus buah kemasan dan menggantinya dengan buah asli.
Inilah pentingnya mengatur konsumsi gula pada anak.
Membiasakan mengganti gula dengan madu, membuatkan jus buah tanpa gula, dan menghindari konsumsi makanan ringan kemasan dalam jumlah berlebih.
Selain pola makan, aktivitas harian yang dilakukan anak juga berpengaruh pada kondisi hormonalnya. Anak perempuan yang aktif bergerak dan rutin berolah raga lebih aman dari ancaman menstruasi dini.