7 Tips Memilih Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Anak SD
Kegiatan ekstrakulikuler membantu anak mama mengembangkan potensi dirinya, lho!
30 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kecerdasan majemuk membuat setiap anak menjadi unik.
Kadang, sekolah saja tidak akan cukup untuk memperkuat bakat dan meningkatkan kecerdasan alami mereka. Mereka perlu pelajaran ekstrakulikuler yang sesuai dengan minat mereka.
Menentukan kegiatan ekstrakurikuler untuk anak ini juga gampang-gampang susah. Banyak pilihan tersedia tapi belum tentu semua tepat dan nyaman bagi si Anak.
Tujuh panduan di bawah ini mungkin bisa menjadi pertimbangan Mama dan Papa, agar lebih mudah menentukan pilihan.
1. Hindari kegiatan akademis
Sampai saat ini banyak orangtua beranggapan bahwa les privat atau bimbingan belajar termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tambahan di luar sekolah ini dianggap sangat edukatif bagi anak. Mungkin sih, secara teori memang benar edukatif. Tapi coba pertimbangkan dampak psikologisnya.
Sebaiknya pilih kegiatan yang jauh dari mata pelajaran di sekolah. Kalaupun tertarik dengan kursus berhitung dan bahasa asing, ambil 1-2 hari saja dalam seminggu.
Sisanya, carikan anak kegiatan yang seru dan menyenangkan.
2. Sedikit teori banyak praktek
Kegiatan ekstrakurikuler yang baik untuk anak sebaiknya minim teori dan didominasi praktek.
Selama belajar di kelas, ia lebih banyak berperan pasif. Duduk rapi mendengarkan penjelasan dan menerima perintah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa inilah yang masih terjadi di banyak sekolah, metode belajar yang satu arah.
Seorang anak juga butuh ruang untuk mengekspresikan dirinya. Menjadi pihak yang aktif, melakukan sesuatu atas kehendak dan kreativitasnya.
Jadi pilihkanlah kegiatan yang lebih banyak praktek. Sekaligus untuk menyalurkan energinya dengan cara positif dan membuang penat.
Editors' Pick
3. Utamakan olahraga dan kesenian sesuai minat
Untuk awal-awal, prioritaskan kegiatan yang berbau kesenian atau olahraga. Dua bidang ini cukup menyenangkan dan memberi banyak ruang ekspresi.
Rata-rata orang dewasa memiliki hobi di bidang olahraga atau kesenian. Jadi semakin dini Mama mengenalkannya pada anak, ia bisa menentukan minat untuk ke depannya.
Jangan hanya mengacu pada satu jenis kegiatan saja, cobalah dua sekaligus. Misalkan renang dan kelas robotik, atau sepak bola dengan belajar main drum.
Semakin banyak pilihan kegiatan yang ia coba, referensi minatnya akan bertambah.
4. Sesuaikan dengan minatnya
Nah, untuk Mama yang sudah berhasil mengenali minat si Anak, mengarahkannya pada kegiatan yang sesuai adalah pilihan paling tepat.
Cara anak menunjukkan dan memahami minatnya memang tidak sama. Ada yang sejak kecil sudah nampak, ada yang sampai remaja atau dewasa baru terlihat.
Beruntung bagi anak Mama yang sudah bisa mengidentifikasi minatnya. Akan lebih mudah membantunya menyalurkan minat pada kegiatan yang positif.
5. Berlakukan sistem percobaan
Setelah memutuskan kegiatan untuk anak, berlakukanlah sistem percobaan.
Ambil rentang waktu sekitar 1-2 bulan untuk mengamati bagaimana dampak kegiatan tersebut pada perkembangan otak dan psikologisnya. Jika si Anak ternyata tidak nyaman, jangan dipaksa meneruskan dan carikan kegiatan lain.
Coba kenalkan pada kegiatan lain sampai ia merasa ada satu yang cocok.
Membantu anak menemukan minat dan bakatnya sejak dini sangat penting agar kelak, mereka memiliki sesuatu yang membuat mereka bangga dan aktif.
6. Memikirkan keuntungan jangka panjang mengikuti kegiatan
Sebagai orangtua, kita ingin anak-anak menggunakan waktu mereka dengan bijak, dan sebaiknya mereka terlibat dalam kegiatan yang memberikan keuntungan jangka panjang.
Jika kegiatan tersebut justru memakan banyak waktu dan uang, sebaiknya Mama dan Papa mempertimbangkan kembali apakah ini memberikan keuntungan yang baik bagi si Anak.
7. Pertimbangkan biayanya!
Sebaiknya orangtua perlu bijak memilih kegiatan ekstrakurikuler anak karena ini akan mempengaruhi anggaran keluarga. Sesuaikan pilihan kegiatan dengan keadaan keuangan keluarga.
Jika Mama dan Papa merasa kalau kegiatan ini benar-benar memberikan manfaat dan keuntungan untuk anak, namun membutuhkan biaya yang tak murah, ini saatnya Mama dan Papa melakukan pengorbanan tambahan untuk memberikan yang terbaik untuk si Anak.
Di sini, komunikasi menjadi kunci utama yang harus dilakukan oleh orangtua dan anak. Tanyakan, apakah si Anak akan bersungguh-sungguh menjalani kegiatan ini dan apakah ia tidak akan lupa dengan tugasnya sebagai pelajar. Kalau ia serius, maka Mama bisa meyakinkan diri untuk membiayainya.
Yuk, dukung tumbuh kembang anak sampai maksimal!