Anak Main Game, Perlu Didukung atau Tidak?
Sekarang anak bisa lho menghasilkan uang dari bermain game, tapi ada triknya
27 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Game adalah permainan yang digunakan sebagai hiburan. Ketika kita penat dengan rutinitas sehari-hari, game bisa jadi pelarian sementara.
Dulu game dimainkan secara fisik, seperti petak umpet, congklak, catur, lompat tali, dan sebagainya. Sekarang kita cukup memegang ponsel atau PC untuk bermain game.
Game rata-rata dimainkan oleh anak muda. Dari usia SD sampai remaja banyak sekali yang bermain game, apalagi game online.
Bermain game online sangat menyenangkan. Kadang, 2 jam menatap layar ponsel untuk bermain game saja betah. Tak terasa, anak jadi lupa waktu saat bermain game saking asyiknya.
Melihat itu, banyak orangtua yang merasa khawatir anaknya akan lebih fokus bermain game daripada belajar. Bermain game masih dipandang sebagai hal yang buang-buang waktu saja di mata orangtua.
Namun, apakah bermain game benar-benar buang-buang waktu saja, Ma? Bagaimana jika anak ingin menjadi gamer ketika besar? Apakah pekerjaan sebagai gamer menjanjikan?
Kamis (25/11/2021) lalu, Deddy Corbuzier mengundang seorang pro player game Mobile Legend terkenal, Ikhsan Lemon RRQ ke podcast-nya. Di dalam podcast-nya tersebut, mereka membicarakan bagaimana kehidupan Ikhsan sebagai pro player yang kerjanya bermain game dan bagaimana ia menjadi pro player.
Nah, lebih lanjut, yuk simak informasi mengenai “Anak Main Game, Perlu Didukung atau Tidak?” yang telah Popmama.com rangkum dari podcast Deddy Corbuzier tersebut, Ma.
1. Pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan dengan bermain game?
Bermain game ternyata bukan hal yang sia-sia dan buang-buang waktu saja lho, Ma. Bermain game bisa menghasilkan uang juga.
Menurut Ikhsan, dengan bermain game, anak bisa menjadi streamer, content creator, dan pro player. Apa yang dikerjakan orang-orang dengan profesi ini?
Streamer adalah orang yang merekam diri sendiri bermain game untuk dapat ditonton oleh para penonton secara online. Content creator adalah orang yang membuat materi yang menghibur atau mendidik untuk diekspresikan melalui media atau saluran apa pun.
Sedangkan pro player adalah orang yang bermain game secara kompetitif dan profesional. Tidak seperti kita yang bermain game untuk refreshing atau hobi, pro player bermain game secara penuh waktu dan digaji untuk itu.
Editors' Pick
2. Apakah jadi pro player menjanjikan?
Orang yang berprofesi sebagai streamer dan content creator menghasilkan uang dari menyajikan konten yang dapat dinikmati banyak orang. Kita tahu, ada banyak streamer dan content creator yang berhasil, seperti streamer Auronplay dan Youtuber PewDiePie.
Tapi, bagaimana ya dengan pro player alias pemain game penuh waktu, Ma? Apakah profesi ini menjanjikan?
Dalam podcast Deddy Corbuzier, Ikhsan menjelaskan bahwa sebagai pro player di tim e-sport RRQ, ia mendapat gaji setiap bulan lho, Ma. Ia masuk tim e-sport juga dengan kontrak, sama seperti pekerjaan lain.
Besaran gaji yang didapat tiap player pun berbeda. Tergantung dari kemampuan dan popularitasnya sebagai pro player.
Belum lagi jika menang turnamen. Para player tersebut bisa mendapatkan bagian dari hadiah yang didapat.
Padahal sekali menang turnamen, hadiahnya bisa ratusan juta, lho. Bahkan, ajang kompetisi Mobile Legend kelas dunia M3 World Championship yang akan dilangsungkan pada 6-19 Desember 2021 nanti menyediakan hadiah sebesar 11,4 Miliar rupiah untuk tim pemenang.
“Tapi kan kalau kita masuk ke tim e-sport, kita udah ada kontraknya, udah digaji segala macem,” tutur Ikhsan.
Tempat tinggal dan makanan pun sudah disediakan. Internet dan device juga sudah disediakan untuk para player dalam tim.
Dengan fasilitas yang seperti itu, Ikhsan mengaku cukup. Gajinya dari bermain game bisa ia tabung dulu untuk saat ini karena ia belum ada keinginan untuk membelanjakannya.
“Sekarang gua cuma nabung doing, sih. Soalnya tempat tinggal udah disediain, kan. Semua udah disediain,” terang pemilik nama asli Muhammad Ikhsan tersebut.
3. Apa saja yang sudah diraih Ikhsan sebagai pro player?
Ikhsan sempat mengikuti ajang kompetisi Mobile Legend kelas dunia tahun pertama dan tahun kedua, yaitu M1 dan M2 World Championship. Pada ajang M2, tim Ikhsan mendapat juara 3, Ma.
Selain itu, dilansir dari laman ggwp.id, Ikhsan sudah pernah mendapat juara 2 MPL Season 2, juara 1 MSC 2019, runner up M1 World Championship, juara 1 MPL Season 5, dan nominasi Indonesia Gaming Award 2019.
Ikhsan juga sudah 2 kali memenangkan voting dan menjadi inspirasi emote yang dapat digunakan para pemain Mobile Legend. Di Indonesia, baru Ikhsan yang punya emote di game Mobile Legend, lho.
Ini menandakan fans Ikhsan banyak, Ma. Tentu, ia memiliki banyak fans karena kemampuannya patut diacungi jempol.
Kelihaiannya dalam bermain Mobile Legend pun tidak ia dapat hanya karena ia berbakat, Ma. Tapi karena ia berlatih dengan sungguh-sungguh juga.
4. Bagaimana kegiatan sebagai pro player?
Sebagai pro player, Ikhsan bercerita bahwa biasanya ia latihan bermain game Mobile Legend selama 8 jam sehari. Ia latihan dari siang sampai malam.
Ia mengaku, sebagai pro player, ia tidak punya waktu. Ia latihan penuh dari hari Senin sampai Jumat. Lalu, ada pula pro player yang menjadi streamer juga.
Bermain game bagi pro player sudah bukan sekadar hobi Ma, melainkan pekerjaan. Pro player bertanggung jawab untuk memberikan performa yang bagus saat bertanding dan mengharumkan nama komunitasnya.
“Soalnya kita kan dibayar buat menang,” ujar Ikhsan.
Ternyata, jadi pro player sulit juga ya, Ma? Pro player tidak hanya bersenang-senang saja dengan bermain game, tapi harus mau menanggung beban dan tanggung jawabnya juga.
Jika anak mama ingin menjadi pro player di masa depan, Mama bisa memberitahukannya tentang hal ini. Agar ia tahu bahwa menjadi pro player pun ada bebannya.
5. Bagaimana trik menjadi pro player?
Jika anak mama ingin jadi pro player, ada triknya, Ma. Anak mama bisa mengikuti cara Ikhsan, jadi tidak asal main saja.
Ikhsan dulu bermain Mobile Legend terus untuk mengincar top global agar namanya dilirik orang-orang. Namun, ini bukan alasan untuk anak mama main game online terus dan mengabaikan sekolahnya, ya.
Ikhsan saja dulu bermain Mobile Legend di sela-sela waktunya sampai jago, baru setelah itu ia memutuskan untuk lebih fokus dengan kariernya sebagai pro player.
Untuk mendapatkan top global, tentu saja perlu kelihaian dalam bermain, tidak hanya asal main terus, Ma. Nah, agar jago, anak mama perlu terus berlatih.
Game online juga rata-rata mengandalkan otak, apalagi game online tipe MOBA. Anak mama perlu berlatih memikirkan strategi saat bermain game online. Jangan selesai begitu saja ketika kalah.
Jadi pro player pun harus kompetitif, lho. Pro player tidak boleh cuek timnya akan menang atau kalah ketika bertanding.
Inilah yang menjadi alasan Ikhsan untuk rehat saat ini, Ma. Ia sedang dalam kondisi yang cuek apakah tim yang ia bawa dalam pertandingan akan kalah atau menang. Maka dari itu, ia rehat untuk mengembalikan passionnya.
Waktu bermain game ternyata juga penting untuk diperhatikan, Ma. Bagaimanapun, kita akan mampu melakukan aktivitas kita dengan lebih baik jika tubuh kita sehat. Nah, anak mama perlu diajarkan untuk mengatur waktu dan memedulikan kesehatannya.
Itulah informasi mengenai “Anak Main Game, Perlu Didukung atau Tidak?”, Ma. Kini, sudah ada profesi-profesi yang dulu tidak ada. Bahkan, pekerjaan-pekerjaan konvensional sudah mulai tertinggal sekarang. Jadi, kita sebagai orangtua harus mulai melek dan beradaptasi dengan perubahan zaman, Ma.
Jika anak senang bermain game dan ingin menjadi pro player, tidak ada salahnya bagi kita untuk mendukung cita-citanya selama ia mengerti bahwa pro player tidak hanya bersenang-senang bermain game.
Baca juga:
- 5 Aplikasi Game Edukatif Anak yang Ada di Android, Download Yuk Ma!
- Mama Perlu Ketahui 9 Game Anak-Anak yang Mengedukasi di Smartphone
- 8 Cara Mengajarkan Anak Tanggung Jawab dalam Menggunakan Ponsel