Perlu Dicoba Ma, 7 Cara Mencegah Eating Disorder pada Anak
Eating disorder atau gangguan makan pada anak bisa memengaruhi kesehatan dan kestabilan emosinya
15 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak biasanya mulai peduli pada tubuh ketika menginjak usia remaja. Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang indah mulai muncul pada usia ini.
Apalagi kita hidup dengan tekanan “standar kecantikan”. Orang akan dikatakan “cantik” jika kurus.
Alhasil, banyak remaja yang menggunakan cara tidak sehat untuk mewujudkannya. Dimulai dari mengubah kebiasaan makan, melakukan diet sehat, hingga berakhir mengalami gangguan makan.
Dilansir dari laman Ahaparenting, anak yang memiliki gangguan makan di Amerika Serikat tercatat 12,5% perempuan dan 6% laki-laki. Ini bukanlah jumlah yang sedikit.
Gangguan makan pada remaja merupakan kondisi yang serius karena berefek negatif pada kesehatan, kestabilan emosi dan kemampuannya untuk melakukan macam-macam hal.
Apakah tidak ada cara yang bisa orangtua lakukan untuk membantu mencegah anak mengalami gangguan makan?
Tentu saja ada, Ma.
Mama bisa melakukan 7 cara mencegah eating disorer pada anak yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini.
1. Ajarkan anak untuk mencintai tubuh sendiri lebih dulu
Mama sering mengeluh atau mendengar keluhan tentang tubuh yang gemuk, bentuk tubuh yang tidak ideal? Atau mungkin mengulang keluhan-keluhan serupa di depan anak?
Rasanya saat ini mengkritik tubuh sendiri karena tidak sesuai dengan standar kecantikan sudah menjadi hal yang wajar.
Standar kecantikan membuat kita menjadi terlalu fokus pada bentuk tubuh. Ketika berat badan anak bertambah pun, kita bisa menjadi cemas anak akan kegemukan.
Kecemasan orangtua ini dapat memengaruhi anak. Anak bisa jadi ikut merasa cemas pada hal tersebut dan menganggap ada yang salah pada dirinya.
Hal ini tentu sangat tidak baik bagi pertumbuhan anak. Jadi, orangtua perlu belajar mencintai tubuh sendiri dulu agar anak juga mencintai tubuhnya.
2. Jangan pernah mengomentari tubuh orang lain
Orangtua adalah teladan bagi anak. Apa pun yang dilakukan orangtua akan dilakukan juga oleh anak.
Jika orangtua mengomentari tubuh orang lain, itu menandakan ia “terlalu peduli” pada bentuk tubuh dan termakan standar kecantikan. Anak pun akhirnya akan termakan standar kecantikan.
Jika demikian, anak akan selalu berpikir tentang “bentuk tubuh” ketika melihat orang lain dan dirinya sendiri. Ia juga akan merasa orang lain selalu melihat bentuk tubuhnya.
Hal ini saja sudah menjadi racun bagi kehidupan anak sehari-hari. Apalagi ketika orangtua mengomentari berat badan sang anak. Anak akan merasa ada yang salah pada tubuhnya dan cemas karenanya.
Padahal, berat badan tidak begitu penting dibanding kesehatan karena kondisi tubuh setiap orang memang berbeda, tidak bisa disamaratakan.
Jadi, jangan pernah mengomentari tubuh orang lain, terutama pada anak.
Jika Mama sudah pernah melakukannya, usahakanlah untuk berhenti dan lebih mengontrol ucapan Mama ke depannya. Tekankan bahwa kesehatan jauh lebih penting dibanding angka timbangan maupun bentuk tubuh.
Editors' Pick
3. Tunjukkan bahwa standar kecantikan yang diperlihatkan di media bukanlah hal nyata
Mama juga dapat memperlihatkan pada anak bahwa standar kecantikan yang dibangun oleh media atau orang-orang terkenal melalui media sosial tidaklah nyata. Apa yang mereka posting bukanlah hal yang sebenarnya terjadi di kehidupan sehari-hari.
Keindahan yang diperlihatkan bisa menjadi inspirasi, namun tidak menjadi standar pasti bagi anak untuk mengikuti hal tersebut. Para model dengan tubuh indah sesuai standar kecantikan yang muncul di majalah itu tidak benar-benar ada.
Mereka sebenarnya memiliki tubuh biasa, hanya di-edit sedemikian rupa agar bentuk tubuhnya terlihat sesuai dengan standar kecantikan.
Mama dapat menunjukkan video “The PhotoShop Effect” di diet.com dan video-video serupa pada anak.
Jika memang ada orang yang bertubuh indah sesuai standar kecantikan, itu tidak membuatnya lebih bahagia dari orang kebanyakan.
Diskusikanlah hal ini juga dengan anak dan gunakan bahasa yang sederhana agar anak mudah memahminya ya, Ma.
4. Terapkan kebiasaan makan sehat dan berolahraga
Mama perlu jelaskan pada anak remaja mama bahwa “diet” bukanlah kata baru untuk memenuhi beauty standard di saat ini. Banyak orang melakukannya untuk menurunkan berat badan dan mendapatkan bentuk tubuh yang lebih indah. Namun, sebenarnya diet tidak efektif untuk mewujudkannya.
Penelitian mengatakan bahwa diet menciptakan rasa kekurangan dan kerinduan pada makanan yang dapat menyebabkan pelaku diet makan berlebihan ketika cheating day dan lebih sulit menurunkan berat badannya lagi di lain waktu.
Cara yang lebih efektif untuk menjaga tubuh adalah dengan menerapkan kebiasaan makan sehat dan berolahraga.
Kebiasaan ini akan membuat tubuh terjaga dan sehat. Kita tidak perlu menderita juga ketika melakukannya.
Kebiasaan makan sehat tidak hanya makanannya saja yang sehat, tapi juga pola makan yang baik dan teratur. Imbangi pula dengan berolahraga. Jadilah role model bagi anak dan ajaklah mereka untuk ikut melakukannya.
Akan lebih baik lagi jika Mama menemukan minatnya pada olahraga sejak dini. Anak yang berolahraga sejak kecil akan memiliki tubuh yang lebih fit.
Namun, hati-hati ya, Ma! Jangan ajak anak berolahraga demi mendapatkan bentuk tubuh yang indah. Daripada itu, jelaskanlah pada anak bahwa berolahraga dapat membuatnya lebih sehat dan bahagia.
5. Perhatikan nutrisi makanan yang dikonsumsi
Banyak faktor yang membuat orang kelebihan berat badan dan sakit karenanya. Gaya hidup yang jarang bergerak, tingkat stres yang tinggi, porsi makan yang melebihi kebutuhan tubuh, dan kebiasaan banyak mengemil merupakan beberapa faktor di antaranya.
Namun, baru-baru ini ahli gizi curiga bahwa sebenarnya makanan olahan menjadi penyumbang terbesar masalah berat badan kita.
Makanan olahan dirancang untuk bertahan lama dan memberikan rasa yang memuaskan. Dapat dikatakan, nutrisi dalam makanan olahan sangatlah kurang.
Belum lagi tambahan gula di dalamnya. Tambahan gula pada makanan olahan dapat memenuhi 10 persen dari kalori harian orang dewasa.
Hal ini berefek negatif pada tubuh secara keseluruhan, termasuk memengaruhi hormon untuk membentuk lebih banyak lemak daripada karbohidrat lain.
Jadi, kurangilah konsumsi makanan olahan dan perluas wawasan mengenai nutrisi. Perlu juga untuk terus memberikan anak sayuran dan buah. Kurangi stok makanan olahan serta biasakan menyediakan sayuran dan buah sebagai camilan di rumah.
Kurangi pula waktu menonton TV karena menampilkan banyak sekali iklan makanan, padahal makanan yang diiklankan itu belum tentu sehat untuk tubuh. Iklan dapat meningkatkan keinginan anak memakan makanan tidak bernutrisi.
Namun, jika keinginan anak untuk makan makanan kurang sehat muncul, lebih baik Mama tidak langsung melarangnya.
Daripada melarang, lebih baik berikan pengertian bahwa ia bisa memakannya pada waktu tertentu dan berjanjilah untuk mewujudkannya ketika waktunya tiba.
6. Kurangi stres pada anak dan tingkatkan kecerdasan emosionalnya
Seperti yang dikatakan di atas, salah satu faktor yang membuat orang kelebihan berat badan adalah tingkat stres yang tinggi. Demikian pula dengan anak.
Anak yang memiliki kadar hormon stres lebih tinggi, biasanya memiliki fisik kurang sehat. Ia juga cenderung mudah menambah berat badan.
Anak yang kesulitan mengungkapkan emosi dengan kata-kata cenderung makan untuk menenangkan diri. Ia juga akan lebih rentan terhadap gangguan makan.
Untuk anak sepert ini, cobalah mencari cara mengurangi tingkat stresnya dan mengembangkan kecerdasan emosional anak.
7. Cintai anak tanpa syarat
Anak butuh dicintai tanpa syarat. Jangan pernah berbicara bahwa anak Mama akan lebih memukau, menyenangkan, atau diterima orang-orang jika memiliki bentuk tubuh yang berbeda.
Justru berikanlah pemahaman pada anak bahwa yang terpenting adalah kesehatan tubuhnya serta bagaimana ia bersikap dan mengenali dirinya sendiri.
Itulah 7 cara mencegah eating disorder pada anak. Bantu anak yang mengalami gangguan makan dengan cara tersebut mulai sekarang yuk, Ma.
Tak dapat dipungkiri bahwa rasa insecure terhadap bentuk tubuh tetap dapat muncul karena pengaruh lingkungan. Namun, jika anak sudah belajar untuk mencintai tubuhnya, risiko mengalami gangguan makan akan mengecil. Semangat untuk mencoba ya, Mama!
Baca juga:
- Jangan Salah Langkah Hadapi Si Kecil yang Tantrum, Ini 5 Tipsnya
- Sering Emosi, Ma? Ini 10 Langkah Meregulasi Kemarahan
- Khawatir Kecerdasan Emosi Anak Terhambat karena PJJ? Ini 6 Tipsnya!