Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Singaparna, Tasikmalaya, meninggal setelah mengalami pembullyan atau perundungan dari teman-teman sekolahnya.
Siswa berinisial FH tersebut, dipaksa oleh teman-temannya untuk bersetubuh dengan kucing sambil direkam. Tidak hanya itu, FH juga kerap dipukul dan dianiaya oleh teman-temannya dan videonya sempat tersebar di sosial media.
Akibat hal tersebut FH mengalami depresi berat, tak mau makan dan minum hingga akhirnya dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia.
Para orangtua perlu mewaspadai hal ini, dengan mengenali ciri-ciri anak yang jadi korban bullying di sekolah. Berikut Popmama.com berikan ciri-ciri anak yang jadi korban bullying di sekolah, di bawah ini.
1. Anak sulit tidur
Pexels/ronlach
Anak yang menjadi korban perundungan atau bullying, kerap mengalami susah tidur. Ia gelisah, ketakutan hingga sulit melakukan aktivitas termasuk untuk tidur.
Sulit tidur juga dapat menjadi pertanda bahwa anak sedang banyak pikiran atau sedang stress. Jika anak mama sulit tidur selama beberapa hari, Mama perlu bertanya kepada anak apa yang sedang ia rasakan.
2. Anak menjadi lebih sensitif
Pexels/mohamedabdelghaffar
Anak yang menjadi korban bullying, umumnya akan menjadi lebih sensitif. Anak jadi lebih mudah menangis, tersinggung, bahkan marah kepada orang sekitarnya.
Hal tersebut merupakan efek dari pembullyan yang ia alami, dimana anak selalu ingin marah, menangis namun ia tak tau apa yang harus dilakukan.
Anak yang berubah menjadi lebih sensitif ini, perlu perhatian lebih dari orangtuanya. Tanyakan kepada anak apa yang sedang ia alami, serta bagaimana dengan sekolahnya.
3. Anak menjadi penakut
Pexels/pixabay
Selain menjadi lebih sensitif, umumnya anak juga akan menjadi penakut secara tiba-tiba. Anak akan takut saat ditinggal oleh orangtuanya, takut saat tidur sendiri, bahkan takut untuk pergi kesekolah.
Jika Mama menemukan kejanggalan ini pada anak, segera cari tahu penyebabnya. Ajak anak ngobrol secara empat mata, mintalah ia berbicara dengan jujur. Mama juga perlu selidiki kondisi anak saat di sekolah dengan bertanya pada gurunya.
4. Anak menjadi lebih tertutup
Pexels/rodnaeproduction
Beberapa anak yang mengalami pembullyan tidak mampu untuk bercerita hal yang ia alami kepada orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Anak akan menyimpan ceritanya sendiri, karena ia merasa apa yang dialami adalah aib atau hal memalukan.
Jika Mama merasa selama beberapa hari anak menjadi lebih pendiam dan enggan berinteraksi dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya, perlu diwaspadai. Terutama jika anak mama yang aslinya ceria berubah menjadi pemurung.
Editors' Pick
5. Terdapat tanda-tanda luka fisik
Pexels/karolinagrabowska
Salah satu tanda yang paling mudah untuk dikenali, yakni adanya bekas luka fisik pada tubuh anak. Bekas luka ini bukan luka sembarangan, namun luka lebam ataupun memar.
Pembullyan identik dengan kekerasan, oleh karena itu Mama perlu waspadai apabila di tubuh anak sering ditemukan luka lebam ataupun memar.
Tanyakan pada anak mengapa hal tersebut dapat terjadi, tatap juga matanya supaya Mama tahu anak berbohong atau tidak.
6. Sering mengalami sakit perut dan sakit kepala
Pexels/cottonbro
Selain luka lebam ataupun memar, anak yang kerap mengalami sakit perut dan sakit kepala, juga perlu diwaspadai, Beberapa anak kerap mengalami pembullyan yang cukup ekstrem, sehingga ia akan merasakan sakit pada perut dan kepalanya.
Jika anak sering mengeluhkan hal ini, segera bawa anak ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Kepala merupakan organ tubuh yang rawan. Oleh karena itu, Mama perlu hati-hati dan lebih waspada.
7. Menarik diri dari lingkungan sosial
Pexels/rodnaeproduction
Ciri-ciri lain yang kerap ditemukan pada anak korban bullying, yakni menarik diri dari lingkungan sosial. Dalam hal ini, anak jadi sering mengurung diri di kamarnya, tidak mau nonton tv, mandi, ataupun sekadar mengobrol di luar kamar.
Anak yang menjadi korban bullying juga kerap enggan diajak untuk pergi keluar rumah. Hal ini disebabkan karena anak takut, di mana ia merasa tidak tenang saat di luar rumah. Anak juga takut apabila di jalan nanti bertemu dengan teman-temannya.
8. Anak menjadi lesu
Pexels/katsith
Anak yang biasanya ceria namun tiba-tiba berubah menjadi pemurung, patut dipertanyakan. Perubahan sifat tersebut tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba, maka Mama patut mewaspadainya.
Saat jalan anak jadi sering merunduk, tidak ceria, dan tidak bersemangat. Hal ini dapat terjadi karena trauma yang ia alami cukup melekat dihatinya sehingga ia tidak mampu melakukan hal lain.
9. Anak enggan berangkat sekolah
Pexels/pixabay
Anak enggan berangkat sekolah tanpa alasan yang jelas, perlu Mama pertanyakan. Apabila anak memohon kepada orangtua untuk tidak berangkat sekolah selama satu hari, maka biarkan ia tidak berangkat.
Namun saat anak di rumah dan tidak berangkat sekolah, Mama perlu tanyakan kepadanya apa yang membuatnya enggan berangkat kesekolah. Jika anak tidak mau menjawab dengan jujur, Mama perlu datang ke sekolah dan bertanya kepada gurunya.
10. Anak tidak nafsu makan dan minum
Pexels/alexgreen
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, beberapa anak yang jadi korban bullying akan enggan makan dan minum selama beberapa hari. Hal ini terjadi karena ia stress, depresi tidak mau melakukan hal apapun selain menangis.
Mogok makan dan minum juga dapat menjadi bukti kekesalan anak atas apa yang ia alami. Beberapa anak akan berpikir untuk menyiksa dirinya dengan mogok makan dan minum sehingga ia tidak harus berangkat ke sekolah dan bertemu teman-temannya.
Itu dia ciri-ciri anak korban bullying yang mungkin terjadi di sekolah. Jika anak mama mengalami beberapa hal di atas secara tiba-tiba, Mama patut mewaspadainya dan melakukan investigasi lebih lanjut.