5 Fakta Kemerdekaan RI, Termasuk Rekaman Suara Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi yang penuh perjuangan
18 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hari kemerdekaan yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus, merupakan momen bersejerah bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus, pertama kali dibacakan sebuah teks proklamasi yang menjadi akhir bahagia dari perjalanan panjang masyarakat Indonesia pada saat itu.
Mengumumkan kemerdekaan bukanlah hal yang mudah. Butuh proses panjang, hingga akhirnya naskah proklamasi dapat dibacakan dihadapan seluruh masyarakat Indonesia.
Membaca sejarah mengenai perjuangan bangsa Indonesia, tentu ada rasa haru yang mengikuti. Namun dibalik rasa haru tersebut, terdapat beberapa fakta yang jarang diketahui dan dibahas dalam pelajaran sejarah.
Dilansir dari akun Instagram TVRI nasional, berikut Popmama.com berikan 5 fakta kemerdekaan Republik Indonesia yang jarang diketahui masyarakat.
1. Suara Bung Karno yang sering terdengar di media, bukan suara asli yang diambil pada tahun 1945
Rekaman proklamasi yang bisa kita dengar saat ini, merupakan hasil dari rekaman ulang. Pembacaan teks Proklamasi oleh Bung Karno yang dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur no. 56, Jakarta hanya diabadikan melalui pengambilan gambar.
Pada saat itu, Indonesia belum memiliki alat yang canggih untuk merekam suara, sehingga rekaman kerap beredar di media merupakan siarang ulang yang dilakukan enam tahun setelahnya di studio Radio Republik Indonesia (RRI).
Ide merekam suara proklamasi enam tahun setelahnya, merupakan ide dari salah satu pendiri Radio Republik Indonesia (RRI), Jusuf Ronodipuro.
Editors' Pick
2. Hasil dokumentasi kemerdekaan dikubur di bawah pohon
Usai mengabadikan momen bersejarah, Frans Mendur yang merupakan seorang fotografer diburu oleh tentara Jepang. Tentara Jepang hampir menyita dokumentasi hasil kemerdekaan tersebut.
Dokumentasi kemerdekaan Indonesia kemudian dikubur di bawah pohon kantor Harian Asia Raja. Berkat Frans Mendur, kini rakyat Indonesia dapat melihat foto peristiwa kemerdekaan.