Kasus bullying di lingkungan sekolah, hingga kini masih kerap terjadi. Bullying tidak selalu menyakiti fisik, melainkan juga dapat menyakiti batin atau perasaan seseorang. Tindakan bullying non-fisik dapat berupa cemoohan, ejekan, fitnah, dan lain-lain.
Tidak semua korban bullying dapat membalas perkataan-perkataan jahat tersebut. Beberapa dari korban hanya mampu memendam amarahnya dan melampiaskannya kepada hal lain.
Beberapa hari lalu warganet twitter digemparkan dengan sebuah kisah haru menyayat hati, yang diunggah oleh akun @convomf. Tweet tersebut berisi tentang kisah seorang anak yang dibully oleh temannya, lantaran ketahuan punya Ayah yang motornya sudah jadul.
Tweet tersebut ramai disebut oleh warganet yang sedih mendengar kejadian tersebut. Sebagai orangtua, Mama dapat mengantisipasi kejadian serupa dengan memberikan pemahaman pada anak tentang apa yang harus ia lakukan saat mendapat tindakan bullying non fisik di sekolah.
BerikutPopmama.comrangkum 7tips mengajarkan anak cara menangkal ucapan toxic dari teman. Disimak ya, Ma!
1. Bangun komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak
Pexels/ketutsubiyanto
Orangtua dan anak harus memiliki komunikasi yang baik. Hal ini bertujuan agar anak selalu terbuka dan mau cerita ke orangtuanya tentang apa yang sedang mereka alami. Dengan begitu, orangtua dapat dengan mudah memberikan solusi kepada anak atas masalah yang terjadi pada dirinya.
Hubungan yang sehat berawal dari komunikasi yang baik. Hal itupun berlaku pada hubungan orangtua dan anak. Komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan cara mendengarkan dan memberikan saran atau solusi, yang membuat anak merasa dihargai,
Dengan adanya komunikasi yang baik, anak dan orangtua bisa saling menguatkan jika sedang menghadapi suatu masalah.
2. Tanamkan prinsip timbal balik dalam hidup anak
Pexels/andreapiacquadio
Penting untuk orangtua menamkan prinsip timbal balik di kehidupan anak. Prinsip timbal balik dapat berarti "perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan". Hal tersebut perlu ditanamkan pada anak, jika ia ingin mendapatkan teman yang baik.
Mama juga perlu memberikan pemahaman pada anak, bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Misalnya jika anak sudah berlaku baik, namun ia masih menerima ucapan toxic dari teman.
Ajarkan padanya untuk tidak menghiraukan ucapan-ucapan toxic yang ia terima. Sebab dalam hidup tentu kita akan menemukan orang-orang yang tidak suka dengan kita.
Editors' Pick
3. Ajarkan anak untuk tetap fokus pada tugas utamanya
Pexels/kampusproduction
Sebagai seorang siswa, tugas utama anak adalah belajar. Namun terkadang ada saja hal yang dapat menganggu konsentrasinya, seperti ucapan-ucapan toxic dari temannya.
Jika anak mengeluhkan hal tersebut, Mama perlu mengingatkannya kembali tentang tugas utamanya. Dengan fokus belajar, anak bisa berprestasi yang membuat dirinya terlihat bersinar di mata orang lain.
Dengan berbagai prestasi yang ditorehkan, secara tidak langsung anak sudah menangkal ucapan-ucapan toxic yang ia terima. Ia bisa membuktikan bahwa ia hebat, bahkan lebih hebat dari orang yang sudah memberikan ejekan kepada dirinya.
4. Saling menguatkan
Pexels/Gustavofring
Dalam kondisi apapun, orangtua dan anak harus saling menguatkan. Katakan padanya bahwa Mama dan Papa selalu ada disampingnya, apapun yang terjadi. Dengan saling menguatkan, ikatan batin antara anak dengan orangtua juga akan semakin kuat.
Jika anak sudah percaya dengan orangtuanya, maka ia akan lebih santai dalam menjalani kehidupannya. Ia juga tidak terlalu memikirkan perkatan-perkataan jelek yang diberikan orang lain, karena ia merasa memiliki orang yang setia kepadanya apapun kondisinya.
Anak harus memahami kondisi orangtua, begitupun sebaliknya. Dengan saling memahami, kehidupan di dalam keluarga akan berjalan lancar walau ada badai menerpa.
5. Berikan pemahaman pada anak untuk selalu berserah diri pada Tuhan
Pexels/mohammadramezani
Berikan pemahaman pada anak untuk selalu berserah diri kepada Tuhan. Jika suatu hari anak mendapatkan perilaku yang tidak baik dari orang lain, ajarkan padanya untuk berdoa kepada Tuhannya.
Mama juga perlu memberikan pengertian pada anak bahwa Tuhan tidak pernah tidur. Sehingga jika ia menerima perilaku yang kurang baik dari orang lain, tidak perlu khawatir biar Tuhan yang membalasnya.
Yakinkan padanya bahwa akan ada pelangi setelah hujan. Dimana setelah mendapatkan hal yang kurang baik, maka akan ada kebahagiaan yang menantinya kelak.
6. Pahami perasaan anak
Pexels/ketutsubiyanto
Di saat sedih, beberapa anak hanya butuh didengarkan oleh orang yang ia percaya. Dengan begitu, Mama harus menjadi pendengar yang baik untuk anak dimana ia akan lebih bebas bercerita.
Jangan menyepelekan perasaan anak dengan mengatakan "Berlebihan, itu hanya hal kecil" atau "Gitu aja kok nangis", sebab hal itu akan membuat anak merasa takut untuk kembali terbuka dengan orangtuanya.
Jika anak sudah lebih tenang, tanyakan pada anak apa yang ingin dilakukannya. Selama masih positif, sesekali Mama perlu menuruti keinginannya agar anak merasa lega dan puas.
7. Yakinkan anak bahwa ia hebat
Pexels/Gustavofring
Saat anak bercerita ia mendapatkan ucapan toxic dari teman, Mama perlu menenangkannya dan mengatakan bahwa itu bukan hal yang benar.
Yakinkan padanya bahwa ia hebat, ia lebih baik dari apa yang orang katakan. Berikan anak pengertian bahwa di luar sana masih banyak orang yang sayang dan peduli terhadapnya.
Jadi, tidak perlu memusingkan perkataan-perkataan negatif yang ada dihidup kita. Hidup terlalu singkat untuk memikirkan perkataan orang lain yang membuat kita kecil hati.
Itu dia, Ma 7 tips mengajarkan anak cara menangkal ucapan toxic dari teman. Mama perlu memberikan pengertian pada anak untuk tetap menjalani hari tanpa menghiraukan perkataan negatif dari orang lain.