Remaja Perlu Tahu, 5 Tahap untuk Memaafkan Teman yang Bersalah Padanya
Mama adalah pendukung anak nomor 1, bantu anak mengobati luka hatinya yuk Ma
19 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam pergaulan kadang ada saatnya teman memihak pada kita, kadang bisa juga terjadi salah paham.
Begitu pula pada pergaulan remaja. Anak mama mungkin memiliki banyak teman, ia akan senang karena banyak yang menghiburnya dan menjadi support sistem baginya.
Terutama ketika menjalani pertemanan dari jarak jauh di masa pandemi ini, anak lebih banyak di rumah dan komunikasi hanya melalu chat atau media sosial saja.
Namun, ada saja konflik remaja yang mungkin terjadi dan membuat perselisihan antara anak dengan teman-temannya.
Kalau sedang ada masalah, anak mungkin tidak mau makan, mengurung diri di kamar atau menghindari orangtua.
Apa yang perlu Mama lakukan jika anak sedang seperti ini?
Anak perlu memahami, tidak selamanya orang-orang di luar sana berpihak pada kita. Anak juga tidak harus selalu menyenangkan semua orang.
Remaja bisa tumbuh dengan baik dan menjadi dirinya sendiri. Hal yang penting adalah ia berteman dengan ketulusan.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tahap memaafkan teman dengan lebih mudah.
1. Ajak anak bicara dan biarkan ia luapkan perasaannya
Mama bisa ajak anak ngobrol agar anak bisa meluapkan isi hatinya. Setelah itu kasih biarkan anak bercerita bagaimana masalah yang terjadi pada dirinya.
Mungkin anak sedang merasa kecewa karena perilaku temannya. Tapi Mama bisa kasih perumpamaan jika posisinya di balik.
Misal, si Anak pernah ngobrol dengan teman, lalu tak sengaja ia menyinggung temannya dan setelah itu lanjut ngobrol lagi tapi seperti tidak terjadi apa-apa.
Bisa saja temannya merasa tidak nyaman namun si Anak tidak menyadarinya.
Kadang bisa saja seseorang membuat temannya tersinggung namun ia tidak menyadarinya. Apakah si Anak melakukan hal demikian hingga temannya meninggalkannya?
Bantu anak mama mengingat hal itu ya, mana tau ada khilaf yang pernah terjadi.
Editors' Pick
2. Menumbuhkan rasa empati
Setelah itu menumbuhkan rasa empati juga diperlukan dalam proses memaafkan.
Dengan membuat perumpamaan si Anak bertukar posisi dengan orang yang pernah menyakiti hatinya, anak bisa merasakan bagaimana rasanya belum termaafkan oleh orang yang disakiti.
Perasaan bersalah akan terus menghantui.
Apabila rasa empati anak mulai terbangun, maka anak akan lebih mudah menerima dan memaafkan kesalahan temannya.
Setidaknya pintu maaf di dalam hati anak remaja ini mulai terbuka untuk temannya.
3. Altruistik, memberikan hadiah
Altruistik adalah tindakan yang menguntungkan orang lain dan bukan sekadar menguntungkan diri sendiri.
Jika anak belum memaafkan temannya karena ego pribadi dan ini merupakan emosi negatif, maka di sini anak akan mengubah itu menjadi emosi yang positif karena anak memikirkan posisi temannya.
Pada tahap itu anak didorong untuk bisa rendah hati karena mungkin orang lain bisa khilaf dan merasa menyesal atas perbuatannya.
Anak perlu belajar bersyukur jika ia bisa memaafkan orang lain yang pernah punya salah padanya. Kemudian ini akan menumbuhkan harapan bahwa orang tersebut akan membawa kebaikan bagi si Anak.
Sampai sini, anak harusnya lebih merasa lega karena mulai bisa memaafkan kesalahan temannya.
Perlu diketahui juga oleh anak, memberikan maaf dengan benar-benar memaafkan itu juga sama dengan memberi hadiah lho.
4. Komitmen untuk memaafkan
Anak perlu meyakinkan hatinya ketika sudah berniat memaafkan temannya yang bersalah padanya.
Ketika anak sudah melewati 3 fase di atas, sesekali anak merasa masih belum yakin.
Minta anak untuk bertanya pada dirinya sendiri. "Apakah kamu sudah memaafkan temanmu?"
Komitmen untuk memaafkan itu penting agar tahapan memaafkan berjalan dengan lancar.
Setiap orang memiliki memori dalam ingatannya, lalu ingatan itu bisa kapan saja muncul dan berputar-putar mengisi kepala.
Jangan biarkan anak kembali merasa sakit hati dan tidak terima dengan kondisi permasalahannya. Itulah pentingnya komintemen untuk memaafkan.
5. Memaafkan dengan hati
Tahap kelima adalah berpegang teguh pada pemaafan. Anak perlu mencapai posisi ini, memaafkan dengan hati.
Emosi negatif bisa muncul kapan saja, tapi ketika anak remaja sudah bisa memaafkan dengan hati maka ia akan lebih ikhlas.
Ia akan menjadikan sebuah permasalahan sebagai pembelajaran. Anak juga akan belajar bagaimana cara bersikap yang semestinya dalam pergaulan.
Itulah tahapan memaafkan teman hingga akhirnya merasa ikhlas. Tumbuhkan emosi positif untuk bisa melangkah maju. Jadilah penyemangat bagi anak remaja di rumah.
Baca juga:
- 5 Cara Mendidik Anak yang Suka Berkata Kasar
- Tak Perlu Bertengkar, Begini Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala
- Cara Mendidik Anak Perempuan agar Tidak Terpengaruh oleh Pergaulan