7 Efek Buruk Bersikap Kasar ke Anak, Bisa Bikin Gangguan Jiwa
Ma, hati-hati ya kalau bersikap kasar ke anak! Dampak buruknya bisa bermacam-macam, lho!
14 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendidik dan membesarkan anak-anak memang bukan tugas yang mudah ya, Ma.
Tak jarang Mama sebagai orangtua sering kehilangan kesabaran karena tingkah laku si Anak masih terkesan salah. Perkataan bernada membentak hingga perlakuan kasar terkadang tanpa sengaja dilakukan Mama padahal belum tentu ini ingin dilakukan. Padahal sikap-sikap kasar seperti ini seharusnya tidak dilakukan ke anak.
Anak-anak yang tidak nyaman dengan kondisi rumahnya pasti akan berpengaruh buruk pada si Anak. Mulai dari berdampak dengan kepribadiannya sendiri hingga hubungan bersama orang lain.
Untuk Mama yang belum mengetahui dampak-dampak negatif dari bersikap kasar ke anak lainnya, berikut beberapa rangkuman dari Popmama.com mengenai hal ini.
1. Kurang bisa mengendalikan emosi
Kebiasaan anak-anak itu terkadang tercermin dari apa yang sudah dilakukan orangtuanya lho, Ma.
Harus Mama sadari kalau suara bentakan Mama saat memarahi si Anak tentu akan membekas hingga dirinya dewasa. Memori buruknya ini akan tertanam hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Si Anak yang keseringan dibentak akan berdampak pada pola pikir dan sikapnya sehari-hari. Ia akan kesulitan dan kurang bisa dalam mengendalikan emosinya sendiri. Pengendalian emosi si Anak pun tidak stabil dan memiliki kecenderungan meledak-ledak seperti yang dilakukan orangtuanya.
Kalau sudah begini, saat berinteraksi dengan lingkungan sosial si Anak pun bisa sewaktu-waktu mengeluarkan ketidakstabilan emosinya.
Dampak jangka panjangnya sendiri, saat sudah dewasa si Anak akan mengikuti pola asuh dari orangtua yang suka membentak. Kalau sudah begini, kapan kebiasaaan membentak anak di lingkungan keluarga bisa berakhir?
2. Menurunkan sikap percaya diri
Mama sering memarahi anak-anak di depan umum nggak nih?
Memarahi hingga membentak si Anak di depan orang banyak hanya akan membuat dirinya malu lho, Ma. Meskipun Mama memiliki niat untuk memberitahukan hal baik kepadanya, harus diingat juga nih untuk tidak dengan cara membentaknya di depan. Mama bisa saja menasehatinya di lain tempat.
Membentak si Anak di depan umum hanya akan menurunkan kepercayaan dirinya menjadi rendah. Jika ini terus menerus terjadi, hal terburuk yang terjadi yaitu ia bisa benar-benar kehilangan kepercayaan dir. Ini ditandai dengan sikap dirinya yang murung, tidak berani melakukan sesuatu di depan umum karena takut salah.
Tanpa Mama sadari, si Anak yang sering dibentak akan tumbuh menjadi seseorang yang pemalu, gugup bahkan takut saat berada di lingkungan sosial. Untuk mencegah hal ini terjadi, sebisa mungkin Mama tidak membiasakan diri untuk membentak si Anak ya.
Editors' Pick
3. Lebih sulit diatur
Tak jarang si Anak yang selalu mendapatkan perlakuaan tidak menyenangkan dari orangtuanya di rumah bisa menjadi pribadi pemberontak.
Beberapa anak yang merasa tidak nyaman terhadap perlakuan orangtuanya kemungkinan besar akan memilih berada di jauh dari lingkungan rumah. ii Anak menjadi pribadi yang tidak akan pernah mengikuti aturan orangtuanya sendiri. Bahkan ia tidak segan-segan melakukan perbuatan yang lebih ke arah negatif.
4. Memiliki ketakutan untuk bereksplorasi
Sebagian anak yang terlalu banyak menerima bentakan atau sikap kasar dari orangtuanya akan membentuk kepribadian tertutup.
Si Anak akan menjadi sosok yang takut untuk bereksplorasi. Ketakutannya mencoba hal-hal baru dan bereksplorasi lebih jauh ini dikarenakan Si Anak takut kalau Mama tidak mendukung hingga cenderung menyalahkannya.
Sering berperilaku kasar dengan memarahi atau membentak justru akan membuat si Anak monoton. Dirinya berupaya menjadi seorang anak yang normal-normal saja, tanpa adanya kemauan untuk mengeksplorasi diri lebih jauh ke depan. Padahal dengan mencoba hal-hal baru akan membuatnya mengetahui banyak hal.
Sikap Mama yang sudah terlanjur kasar, sebaiknya diubah dan diperbaiki kembali ya. Ini semua demi perkembangan mental si Anak agar lebih baik lagi.
5. Membentuk keluarga yang kurang harmonis
Anak-anak yang mendapatkan perlakuan buruk dari orangtuanya di lingkungan keluarga pasti memiliki respon berbeda-beda.
Ada anak yang merasa hal tersebut wajar diterimanya karena dirinya memang berbuah salah, namun ada juga yang tidak bisa terima karena terus-menerus dibentak. Sikap Mama yang terlalu kasar saat menasehati si Anak akan membuat dirinya kurang nyaman.
Tak jarang anak yang tidak nyaman dengan lingkungan rumah merasa dirinya tidak mencintainya, mengganggap Mama kurang menghargainya sebagai anak atau bahkan ada fase ai Anak mulai membenci orangtua mereka sendiri. Ketidaknyamanan yang ditunjukannya ini akan semakin memicu hubungan antara dirinya dengan Mama semakin tidak harmonis.
6. Menurunkan prestasi anak di sekolah
Pola asuh Mama di rumah menggunakan cara yang seperti apa nih?
Mendidik si Anak dengan cara yang kasar seperti membentak, memukul hingga melakukan hukuman fisik hanya akan berdampak buruk pada mentalnya lho.
Membiarkan terlalu lama model pola asuh seperti ini juga akan membuatnya lebih berisiko tinggi mengalami kendala atau masalah di sekolahnya. Terlalu kasar hanya akan membuat anak menjadi murung bahkan tidak bisa berkonsentrasi di sekolah karena lebih sering memikirkan perlakuan orangtuanya di rumah.
Orangtua yang terlalu kasar dengan anak-anak di rumah, tanpa disadari akan mempengaruhi pendidikan si Anak. Kalau ini dibiarkan, ia akan menjadi pribadi yang semakin sulit dalam menerima pelajaran di sekolah.
7. Rentan memiliki gangguan kejiwaan
Tahu nggak sih Ma, sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu faktor terdekat yaitu lingkungan keluarga sendiri.
Banyaknya kejadian yang tidak menyenangkan terjadi di dalam rumah bisa membuat Si Anak merasa kurang nyaman. Misalnya pertengkaran orangtua, terjadinya kekerasan secara fisik hingga saling membentak satu sama lain. Kejadian seperti ini akan semakin parah jika Si Anak sendiri yang menjadi korban.
Terkadang Mama memang kurang sabar dalam menghadapi si Anak yang nakal dan sulit diatur. Namun, membentaknya merupakan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan ya.
Perlu Mama ketahui nih, si Anak yang sering dibentak akan lebih rentan mengalami gangguan kejiwaan. Kata-kata Mama dengan nada tinggi bisa membuatnya merasa kaget hingga mengalami depresi yang mungkin tidak dikeluarkannya.
Kalau Mama sudah terlalu sering membentak si Anak di rumah ataupun di luar rumah, Mama ada baiknya perlu bantuan ahli seperti psikolog. Si Anak membutuhan terapi psikologis secara berkala untuk mengobati perasaan, emosi hingga mentalnya.
Inilah beberapa dampak negatif dari kebiasaan membentak. Tanpa disadari kebiasaan yang satu ini bisa berpengaruh terhadap mentalnya.
Mama nggak mau hal ini terjadi sama anak-anak di rumah, bukan? Sebisa mungkin Mama harus mulai bisa mengatur emosi saat mengatasi kelakuan nakal si Anak ya.