5 Peran Orangtua Terhadap Pencegahan Bunuh Diri pada Anak
Kenali dan waspadai perilaku bunuh diri yang terjadi pada anak-anak
17 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perilaku bunuh diri yang semakin banyak terjadi di masyarakat tidak hanya terjadi pada usia dewasa saja, melainkan juga bisa dilakukan oleh para remaja. Pola pemikiran yang salah, kerap menganggap kalau bunuh diri bisa menyelesaikan masalah padahal justru menambah beban untuk orang-orang yang ditinggalkan.
Banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi selama ini harus bisa menjadi sorotan para orangtua sebagai bentuk pembelajaran. Tujuannya agar anak-anak tidak pernah terbesit satu pun untuk menyelesaikan masalah dengan cara bunuh diri.
Sebagai orangtua, Mama harus bisa mengajarkan si Anak di rumah mengenai cara menyelesaikan masalah. Jangan sampai dirinya menjadi pribadi yang mudah menyerah atau selalu melarikan diri dari permasalahan yang dihadapi. Tak jarang bunuh diri bisa dijadikan pilihan terbaik atau jalan pintas dalam menyelesaikan masalah. Miris sekali jika ada anak yang berpikiran seperti ini.
Untuk mencegah tindakan negatif yang dilakukan anak-anak terhadap perilaku bunuh diri. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua demi mencegah perilaku bunuh diri pada anak.
Simak tips yang sudah dirangkum Popmama.com ya, Ma!
1. Berusaha menjadi pendengar yang baik
Seseorang yang memiliki masalah tak jarang hanya membutuhkan teman untuk mendengarkan suara hatinya. Begitu masalah bisa dikeluarkan dengan cara bercerita, setidaknya ada beban masalah yang tersalurkan.
Mama bisa berusaha menjadi pendengar yang baik saat si Anak bercerita. Salah satunya dengan tidak menghakimi saat momen bercerita, dan usahakan untuk mendengarkan cerita si Anak secara keseluruhan hingga selesai.
Tidak perlu memotong pembicara si Anak karena ini akan membuatnya menjadi kurang nyaman untuk melanjutkan cerita. Sampaikan pendapat Mama hanya jika si Anak meminta solusi terhadap permasalahan ini.
Intinya sebisa mungkin harus berusaha menjadi pendengar yang baik ya, Ma.
Editors' Pick
2. Kenali tanda-tanda anak yang berniat bunuh diri
Setiap orang yang memiliki niat untuk melakukan bunuh diri pasti memiliki masalah tersendiri. Bahkan masalah yang dihadapi si Anak ini bisa membuat perilakunya keseharian menjadi berubah. Seolah lebih cemas dan gelisah dengan segala hal yang sedang dialaminya.
Untuk itu, sebagai orangtua yang harus peka terhadap perilaku si Anak. Mama juga bisa mengenali tanda-tanda anak yang berpotensi atau berniat melakukan bunuh diri.
Selain pastinya si Anak memiliki masalah yang berat dan mungkin belum terselesaikan. Ada tanda-tanda lain yang bisa dikenali sebelum si Anak memiliki niatan untuk melakukan bunuh diri.
Beberapa tanda yang bisa Mama kenali dari si Anak, seperti:
- Mudah sekali merasa putus asa
- Memiliki masalah terhadap teman sekolah
- Sering terjadi perubahan pola makan atau jam tidur
- Berusaha menutup diri dan menghindari kontak sosial
- Sering berusaha membenci dan menghujat diri sendiri
- Menjadi korban kekerasan dalam betuk fisik atau verbal
- Memiliki ketidakstabilan emosi karena sering berubah-ubah
- Pernah menyinggung atau tertarik terhadap perilaku bunuh diri
- Senang melakukan tindakan yang bisa membahayakan diri sendiri
- Merasa terjebak dan tidak memiliki harapan terhadap masa depannya
- Mudah merasa cemas atau gelisah karena belum bisa menyelesaikan masalah
3. Ingatkan kalau bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah
Jika si Anak sebelumnya pernah melakukan percobaan bunuh diri, Mama harus kembali berhati-hati karena perilaku ini bisa saja terulang. Jangan beranggapan karena pernah gagal melakukan bunuh diri, si Anak tidak akan berpikir untuk mencoba melakukannya kembali.
Sinyal yang satu ini harus membuat Mama semakin lebih peka. Setidaknya Mama harus bisa mengawasi setiap gerak-gerik si Anak, sehingga lebih waspada terhadap risiko yang bisa terjadi.
Bahkan bila perlu, ada baiknya untuk mengubah pola pikir si Anak agar terhindar dari pemikiran-pemikiran mengenai usaha mengakhiri hidup dengan cara konyol.
Mama juga bisa berdikusi dengan si Anak dan menanyakan pertanyaan terkait usahanya untuk bunuh diri. Tanyakan seperti, ”permasalahan apa yang membuat kamu memilih kalau bunuh diri adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan masalah?” atau “kalau sudah berhasil bunuh diri, apakah masalah kamu bisa benar-benar akan terselesaikan?”
Dari beberapa pertanyaan yang bisa Mama dan si Anak diskusinya, ini tentu akan membantu dalam memahami perasaan dirinya. Mama juga bisa memberikan saran positif untuk kembali meningkatkan kepercayaan dirinya, sehingga semakin terhindar dari perilaku bunuh diri.
4. Berusaha selalu ada
Terlihat sederhana memang, namun berusaha selalu ada di sisi si Anak ternyata bisa membuatnya merasa lebih aman dan nyaman. Bahkan ini juga akan mencegah si Anak berusaha melakukan tindakan-tindakan konyol yang tidak diinginkannya.
Terkadang beberapa orang yang bermasalah atau memiliki beban hidup akan semakin gelisah saat tidak memiliki orang terdekat. Untuk itu, Mama harus bisa berusaha hadir di setiap permasalahan si Anak.
Saat dirinya sedang bersedih atau seolah menutup diri dari lingkungan, ada baiknya Mama bisa menawarkan bantuan kepada si Anak. Dengan cara seperti ini, si Anak seolah merasa diperhatikan dan menganggap Mama bisa menjadi orang yang tepat untuk dijadikan tempat bercerita.
5. Meminta bantuan psikolog anak
Berkonsultasi dengan orang-orang yang sudah berpengalaman juga bisa membantu mengurangi angka kematian dengan cara bunuh diri lho, Ma.
Jika Mama sudah berusaha mendampingi dan berusaha memberikan saran positif untuk si Anak, namun tak kunjung ada perubahan. Mama bisa meminta bantuan profesional untuk mengatasi permasalahan ini.
Mintalah bantuan seperti pergi ke psikolog anak agar perilaku negatif si Anak tidak menyimpang atau bahkan benar-benar mengakhiri hidup dengan perilaku bunuh diri. Dengan bantuan yang lebih profesional semoga pola pikir si Anak juga bisa lebih positif daripada sebelumnya atau mungkin bisa lupa dengan segala pemikirannya mengenai keinginan untuk bunuh diri.
Baca juga:
- 10 September, Ajakan Membuka Mata Mengenai Pencegahan Bunuh Diri
- Bisa Bunuh Diri! Begini Dampak Cyberbullying pada Anak