Tak Hanya Makanan Manis, Gula Tersembunyi Juga Harus Dihindari Anak
Jangan sampai anak-anak terlalu berlebihan mengonsumsi gula
8 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, sudah pernah mendengar tentang Bulan Kesehatan Gigi Nasional belum sejauh ini?
Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) sudah diadakan sejak tahun 2010, setiap tahunnya kegiatan ini memiliki tema yang berbeda-beda.
Di tahun 2018 ini, melalui tema “Lindungi Kesehatan Gigi Keluarga dari Risiko Gula Tersembunyi”, BKGN ingin memberikan edukasi mengenai pentingnya melindungi kesehatan gigi seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak dari risiko terkena gula tersembunyi.
Orangtua mungkin banyak yang melarang anaknya saat harus mengonsumsi makanan-makanan manis, namun ada juga makanan sehat yang mengandung banyak kandungan gula. Inilah yang membuat kesehatan gigi anak-anak terganggu karena berlebihan mengonsumsi gula.
Namun, tak perlu khawatir karena Popmama.com akan berusaha mengedukasi para orangtua mengenai gula tersembunyi.
Semoga pengetahuan baru ini, lebih mengedukasi orangtua agar lebih memperhatikan kesehatan gigi si Anak.
Editors' Pick
1. Gula dibutuhkan, namun tidak boleh berlebihan
Pada dasarnya, gula memang merupakan unsur makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Gula sebagai salah satu sumber karbohidrat terpenting karena paling mudah dicerna, ini berguna untuk memaksimalkan fungsi kerja tubuh dan otak.
Namun, World Health Organization (WHO) menganjurkan bahwa asupan gula dari semua sumber makanan dan minuman harus ada takaran saat dikonsumsi. Batasan konsumsi gula untuk dewasa maksimal 50 gram atau 4 sendok makan. Namun untuk anak-anak maksimal mengonsumsi gula dalam sehari sebanyak 30 gram atau 6 sendok teh.
Meskipun sudah ada takaran dari World Health Organization (WHO), faktanya orang Indonesia sudah terbiasa dengan makanan atau minuman yang manis sehingga sulit sekali untuk dikurangi. Sebanyak 29,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi yang ada.
2. Kenali asupan makanan dan minuman anak setiap harinya
Anak-anak sering sekali dilarang untuk memakan cokelat atau permen karena takut kandungan gulanya bisa merusak gigi. Padahal tidak hanya itu, ada makanan atau minuman yang memiliki gula tersembunyi dan justru harus lebih diperhatikan.
Terkadang orangtua kurang menyadari hal ini, sehingga si Anak mengalami berbagai masalah kesehatan akibat terlalu banyak mengonsumsi gula.
Berikut beberapa kandungan gula tersembunyi yang ada di dalam menu makanan anak-anak sepanjang hari mulai dari sarapan, makan siang, makan malam hingga cemilan disela-sela waktu makan. Inilah kandungan gula yang harus diperhatikan pada makanan anak-anak:
- Sarapan: sereal = 23 gram, roti keju = 3,62 gram, nasi dengan telur = 0,68 gram
- Makan siang: nasi dengan nugget = 0,66 gram, roti sosis = 0,24 gram, mie goreng telur = 0,64 gram
- Makan malam: nasi dengan sup ayam = 0,2 gram, roti ayam goreng = 0,1 gram
- Cemilan: yogurt = 20 gram, jus buah = 20 gram, susu almond = 10,5 gram, pudding = 22 gram, siomay = 0,27 gram, martabak telur = 3,09 gram.
Perhatikan besaran kandungan gula di setiap makanan ini ya, Ma.
Ketika ditotal si Anak sepanjang satu hari bisa mengonsumsi lebih dari kadar maksimal gula yang seharusnya dikonsumsi. Ini menandakan si Anak kelebihan kadar gula, sehingga akan berdampak pada kesehatannya.
Hal ini dibenarkan oleh dr. Diana F. Suganda, M. Kes, SpGK selaku seorang Spesialis Gizi Klinik. Menurutnya, gula memang sangat sulit untuk dihindari bahkan ketika seseorang mulai menerapkan pola gaya hidup sehat.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang dianggap sehat pun ternyata tidak luput dari kandungan gula tersembunyi. Contohnya buah-buahan termasuk buah asli maupun hasil olahannya, sereal, biskuit atau rotii gandum, granola, puding hingga agar-agar.
Lalu untuk jenis minuman seperti minuman isotonik, minuman diet, susu kacang, susu beras, susu almond dan berbagai jenis lain yang dikonsumsi anak-anak.
3. Masalah gigi akibat banyak mengonsumsi gula
Angka obesitas pada anak-anak meningkat akibat terlalu banyak mengonsumsi gula. Banyak juga yang terkena diabetes tipe 2 karena gaya hidup yang tidak sesuai.
Tak hanya itu, karies juga bisa diakibatkan konsumsi gula terlalu sering bahkan melebihi batas. Salah satu penyebabkan karena ketidaktahuan terkadang gula tersembunyi dari makanan atau makanan yang dikonsumsi, sehingga berbahaya untuk kesehatan.
“Masalah gigi berlubang atau karies seringkali digambarkan sebagai 4 mata rantai yang saling berinteraksi, yaitu host yang terdiri dari gigi dan air liur, mikroorganisme atau bakteri pada plak, substrat atau asupan makanan dan waktu. Kondisi host dan mikroorganisme memang sangat tergantung dari kondisi alami dan perilaku kesehatan gigi masing-masing individu, namun substrat dan waktu sebenarnya merupakan faktor-faktor yang masih sangat dapat dikendalikan,” jelas Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. pada acara Pepsodent Ajak Keluarga Indonesia Lindungi Kesehatan Gigi dari Risiko Gula Tersembunyi di “Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2018”.
Namun, proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula termasuk gula tersembunyi. Selain itu, bisa menginterupsi waktu pembentukan karies dengan rutin menyikat gigi saat pagi hari setelah sarapan dan malam hati sebelum tidur. Sikat gigi pun harus menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta berusaha utnuk berkonsultasi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.
Dengan informasi ini berguna dan diharapkan agar orangtua lebih mengenal batasan anak-anak dalam mengonsumsi gula perhari.
Semoga anak mama selalu sehat!