5 Tips Mengatasi Rasa Penasaran Anak Terhadap Fenomena Challenge
Fenomena challenge di sosial media tidak bisa disepelekan begitu saja ya
14 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dari hari ke hari ada saja challenge baru yang bertebaran di luar sana, mulai dari Passed Out Challenge, Fire Challenge, Blue Whale Challenge, Kiki Challenge, Momo Challenge hingga jenis challenge berbahaya lainnya.
Tak jarang challenge yang dimainkan ini bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Seolah ingin dianggap bisa dan mampu menyelesaikan keselamatan pun begitu dihiraukan.
Mungkin tidak hanya orang dewasa saja yang selalu penasaran dengan hal-hal baru, anak-anak pun demikian. Apalagi jika sudah menjadi tren tersendiri dan diikuti teman-teman sepermainannya.
Beragam alasan mungkin dirasakan si Anak yang ingin mencoba segala challenge yang ada seperti penasaran ingin mencoba, merasa tertantang, ingin dibilang keren hingga ingin mengikuti jejak teman-temannya yang sudah mencoba challenge tersebut. Padahal sebagai orangtua, perlu sekali mengajarkan si Anak tentang sebuah pandangan mengenai apakah yang diikuti itu baik ataukah buruk.
Banyaknya challenge yang ada di sosial media membuat banyak orangtua cemas, takut kalau si Anak mengikuti hal-hal aneh yang bisa membahayakan dirinya sendiri.
Untuk mengatasi rasa penasaran yang sewaktu-waktu terjadi pada si Anak karena banyaknya tren challenge di luar sana. Kali ini Mama akan diberikan beberapa tips dari Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht. Berikut rangkuman dari Popmama.com, semoga ini bisa membantu ya.
1. Kenali reaksi anak
Reaksi setiap orang terhadap sesuatu itu pasti berbeda-beda, begitu juga apa yang dirasakan anak-anak.
Jika si Anak sudah pernah menonton atau melihat tren challenge baru yang bertebaran di sosial media. Mama bisa lho menanyakan bagaimana perasaannya setelah melihat itu semua.
Berikan waktu kepadanya untuk bercerita mengenai reaksi atau pernyataan dirinya terhadap challenge tersebut. Usahakan untuk tidak memotong pembicaraannya. Dengarkan dulu apa yang ingin diutarakannya karena ini bisa menjadi gambaran proses berpikir si Anak.
Saat si Anak mengganggap tren challenge sekarang ini sesuatu yang menarik bahkan membuat dirinya ingin mencoba, berarti inilah yang harus Mama kenali. Cari tahu sebenarnya kenapa si Anak ingin melakukan challenge tersebut, apakah merasa tertantang, penasaran atau ingin merasa keren?
Kalau memang karena itu alasannya, Mama harus bisa memberikan penjelasan kepadanya jika hal itu tidak baik dan bisa membahayakan. Sekarang waktunya Mama mulai memutar otak untuk membuat challenge sendiri dengan versi yang labih aman ketika dimainkan.
Editors' Pick
2. Mencoba membuat challenge sendiri
Sebagai orangtua perlu sekali menyadari kalau banyak tren challenge yang ada sekarang bisa dikatakan tidak masuk akal untuk dilakukan ya.
Dalam upaya menghindari si Anak tidak mengikuti jejak tren challenge saat ini, Mama bisa lho berinovasi membuat sebuah challenge sendiri. Mama bisa membuat challenge yang jauh lebih menarik dan tentunya aman saat dilakukan si Anak.
Dengan sesuatu berinovasi membuat challenge yang memiliki keunikan tersendiri, si Anak pasti akan lebih tertarik dengan challenge yang Mama buat dibandingkan mengikuti tren challenge di luar sana.
Perlu diingat juga kalau tidak hanya sekedar membuat challenge yang seru ya, Ma. Usahakan untuk membuat tantangan yang memberikan banyak pelajaran pada si Anak. Contoh sederhanya seperti tantangan untuk berbuat baik, tantangan memasak di dapur, tantangan mendapat nilai yang memuaskan di sekolah dan banyak tantangan lainnya.
Selain si Anak menjadi sosok yang berani menghadapi tantangan, dirinya juga punya modal pembelajaran dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca juga: Viral Momo Challenge, Ketahui Cara Cegah Hal Negatif Medsos pada Anak!