Viral Film Story of Kale, Ini 5 Cara Menyikapi Anak Korban Broken Home
Ada banyak pelajaran dari sisi parenting yang bisa diambil dari karakter Kale nih, Ma!
27 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Story Of Kale: When Someone's In Love menjadi salah satu film yang sedang viral karena banyak diperbincangkan di media sosial.
Film yang diangkat dari spin-off karakter Kale yang diperankan oleh Ardhito Pramono di Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini memang memberikan pesan tersendiri dari sisi parenting.
Walau tidak terlalu dominan diceritakan, namun masa kecil dari Kale dan Dinda yang pernah berada di keluarga yang dipenuhi toxic relationship memengaruhi keduanya saat sudah dewasa.
Dalam cerita film Story of Kale: When Someone’s in Love, sosok Kale di masa kecil melihat serta merasakan perpisahan yang terjadi antara kedua orangtuanya.
Perpisahan tersebut membuat karakter Kale merasa ketakutan, ini karena tidak ingin rasa sakit yang dialami oleh sang Papa juga dirasakan olehnya saat berpisah dengan Dinda. Perpisahan orangtua membuat Kale tumbuh menjadi sosok yang posesif, obsesif, selalu curiga, sangat cemburu dan mampu bersikap kasar saat berpacaran bersama Dinda.
Dari film ini, Mama bisa belajar bahwa perkembangan mental anak perlu diperhatikan dengan baik apabila terjadi perpisahan oleh kedua orangtua mereka.
Jika Mama ingin mengetahui cara orangtua dalam menyikapi anak korban broken home, kali ini Popmama.com telah merangkumnya berdasarkan Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt sebagai psikolog klinis yang paham terhadap kesehatan mental.
Disimak yuk, Ma!
1. Orangtua perlu membangun kembali kepercayaan anak
“Trust changes over time- developing, building, declining, and even resurfacing in long-standing relationships.” - Rousseau, Sitkin, Burt, & Camerer (1998)
Alexa menjelaskan bahwa kualitas kepercayaan anak-anak ketika orangtuanya bercerai memang bisa berubah. Namun, orangtua perlu berperan penting agar kepercayaan dari anak dapat terbentuk kembali.
"Selama orangtua selalu berpegang pada kejujuran terhadap anak dan mulai kembali bersikap apa adanya, sehingga kepercayaan itu bisa terbentuk kembali," jelas Alexa.
Editors' Pick
2. Orangtua harus tetap mengatakan kebenaran kepada anak
Ketika orangtua bercerai, maka anak-anak perlu diberikan pengertian sesuai dengan usia mereka. Apabila sudah remaja mungkin sudah bisa dibicarakan dengan baik, termasuk menjelaskan tentang arti sebuah perpisahan.
"Orangtua perlu memberi penjelasan mengenai arti perpisahan ini. Perceraian kedua orangtuanya bukanlah disebabkan oleh anak-anak. Beri penjelasan kepadanya tentang itu ya karena takut si Anak salah paham dengan kondisi yang sedang terjadi di keluarganya," jelas Alexa.
Alexa menyarankan agar orangtua mampu menceritakan dengan bahasa yang lebih ringan dan bisa diterima oleh anak.