Waspada, Ini 3 Pemicu Anak Memiliki Fetish dan Penyimpangan Seksual

Orang dewasa yang memiliki fetish dapat dipicu karena buruknya pengalaman di masa anak-anak

27 Oktober 2020

Waspada, Ini 3 Pemicu Anak Memiliki Fetish Penyimpangan Seksual
Unsplash/Charles Deluvio

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang bisa berkembang menjadi seseorang yang memiliki penyimpangan seksual, termasuk fetish. 

Fetish adalahkondisi manusia yang terangsang terhadap sebuah objek akibat fantasi seksual. Perilaku ini terarah pada objek-objek tertentu, di luar dari organ seksual yang bisa meningkatkan gairah. Objek yang disukai oleh seseorang dengan gangguan fetish bisa berupa bagian tubuh manusia atau benda-benda mati. 

Dari sisi psikologi, seseorang dengan gangguan fetish dapat terjadi karena adanya pemaknaan berbeda terhadap objek-objek yang dianggap membangkitkan rangsangan seksual. 

Persepsi di dalam otak mereka seolah mengasosiasikan objek tertentu dengan sensasi rangsangan, sehingga meningkatkan kepuasan secara seksual. 

Jika Mama ingin mengetahui beberapa faktor utama yang menyebabkan seseorang memiliki fetish, kali ini Popmama.com akan membahasnya bersama Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt sebagai psikolog klinis yang paham terhadap kesehatan mental. 

Gangguan fetish pada orang dewasa pun dapat dipicu karena pengalaman masa anak-anak yang buruk. Ketahui yuk, Ma!

Editors' Pick

1. Terpapar oleh konten-konten pornografi sejak kecil 

1. Terpapar oleh konten-konten pornografi sejak kecil 
Unsplash/Artem Labunsky

Anak-anak yang telah terpapar oleh konten-konten pornografi sejak kecil bisa merusak kinerja otaknya. Berawal dari iseng atau tidak sengaja, anak yang sempat melihat adegan seksual bisa memicu ketagihan. 

"Fetish bisa muncul ketika seseorang pernah terpapar informasi mengenai konten-konten pornografi, mulai dari foto atau video. Jika ini terjadi saat anak-anak, maka ada ketidaksiapan dalam menerima pemahaman seksual yang seharusnya didapat ketika sudah dewasa," kata Alexa.

Menurut Alexa, anak-anak yang sudah terpapar oleh konten pornografi akan menganggap bahwa hal tersebut wajar. Konsep pemahaman tersebut nantinya akan terbawa hingga usianya terus beranjak dewasa. 

Perlu diingat juga bahwa aktivitas menonton film porno memang memberikan inspirasi serta referensi tersendiri terkait seks, sehingga dapat menambah nafsu birahi di dalam otak dan hati. 

2. Tidak mendapatkan pendidikan seksual yang tepat

2. Tidak mendapatkan pendidikan seksual tepat
Unsplash/Sonny Ravesteijn

Saat diwawancarai oleh Popmama.com, Alexa mengatakan bahwa pelaku penyimpangan seksual yang memiliki fetish bisa terjadi karena tidak mendapatkan pendidikan seksual secara tepat.

"Ada kemungkinan pelaku selalu karena selalu dibatasi, dimarahi atau diberikan informasi yang terlalu kaku terkait pembahasan seksual. Apalagi jika anak-anak yang telah menonton konten-konten pornografi terus disudutkan, sehingga membuatnya semakin merasa bersalah dan berdampak buruk untuk perkembangannya di masa depan," kata Alexa. 

Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa manusia di usia berapa pun dapat menikmati sensasi dan rangsangan. 

"Ketika terus disudutkan tanpa diarahkan dengan baik orangtuanya, anak-anak akan berusaha mencari objek yang mereka anggap masih aman atau tidak salah (dari keseluruhan yang mereka lihat terkait hal seksual, seperti kakinya, bajunya, tangannya sendiri). Kemudian saat melihat objek tersebut akan muncul perasaan terangsang atau terpuaskan secara seksual," jelasnya. 

3. Mendapatkan rangsangan pada alat kelaminnya secara tidak sengaja 

3. Mendapatkan rangsangan alat kelamin secara tidak sengaja 
Freepik/Master1305

Seseorang yang memiliki penyimpangan seksual biasanya tidak mengerti dan menyadari kelainan seksual yang dideritanya. Kondisi tersebut seolah membuat pelaku merasa kebingungan terhadap dirinya sendiri. 

Fetish bisa dipicu ketika seseorang mendapatkan rangsangan pada alat kelaminnya dengan objek tertentu. 

"Pernah tidak sengaja mendapat rangsangan pada alat kelaminnya dengan objek tertentu yang tidak lazim, misalnya saat melihat bagian tubuh seseorang," kata Alexa. 

Alexa mengatakan ketika situasi tersebut dirasakan oleh anak-anak, maka mereka belum memahami sensasi tersebut sebagai rangsangan secara seksual. 

Mengingat anak belum mendapatkan informasi yang lebih tepat tentang masalah seksual. Pemahamannya hanya terbatas pada ketertarikan objek yang meningkatkan kepuasan seksual.

"Biar bagaimana juga, orangtua memang perlu waspada agar anak-anak tidak mendapatkan informasi terkait penyimpangan seksual. Perlu dipahami bahwa informasi tersebut bisa datang dari mana saja, bahkan stimulasi rangsangan dapat terjadi sewaktu-waktu," ucap Alexa. 

Alexa memberikan pesan kepada para orangtua agar berusaha tidak bereaksi terlalu ekstrem ketika anak melihat konten pornografi. Alangkah baiknya untuk ajarkan anak lebih terbuka terhadap pemahaman seksual sesuai dengan usianya. 

Demikian informasi terkait faktor pemicu utama yang bisa menyebabkan munculnya fetish di dalam diri seseorang. 

Semoga bermanfaat informasinya!

Baca juga: 

The Latest