Rumah Adat Suku Baduy yang Unik dan Punya Ciri Khas
Dibuat dari bahan bangunan alam
30 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia terkenal dengan keberagaman suku, agama, dan juga adat yang memiliki ciri khas masing-masing. Salah satu yang cukup terkenal adalah suku Baduy di Banten. Jika diperhatikan, sekilas rumah adatnya biasa saja. Namun, ada filosofi yang cukup indah dibaliknya.
Rumah adat Suku Banten ini bernama Sulah Nyanda. Nama ini diambil dari Bahasa Sunda, di mana “Sulah” merujuk pada daun nipah yang dikeringkan, dan “Nyanda” dapat diartikan sebagai sikap bersandar.
Lalu apa saja keistimewaan dan ciri khas dari Sulah Nyanda? Bersama Popmama.com, mari mengenal rumah adat Suku Baduy yang unik dan punya ciri khas.
1. Terbuat dari bahan-bahan alami
Tampilan rumah adat Suku Baduy bisa disebut cukup menarik, karena memiliki empat persegi panjang dengan atap yang unik. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa “Sulah” dapat merujuk pada daun nipah yang dikeringkan. Rupanya, daun yang dikeringkan ini digunakan sebagai atap.
Anyaman daun nipah yang telah dikeringkan dihias dan dilengkapi dengan tanduk-tanduk yang terbuat dari ijuk, atau sabut aren. Pembangunannya pun menggunakan sistem gotong royong dan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, batu kali, dan bambu yang mengikuti kontur tanah. Menarik, ya?
2. Dinding terbuat dari anyaman bambu
Bahan alami yang juga ikut melengkapi bangunan Sulah Nyanda adalah bambu. Rupanya, bambu dijadikan sebagai anyaman dan dibentuk menjadi tembok. Tidak berhenti sampai disitu, bambu juga dibelah dan digunakan juga di bagian atap.
Selain itu, tiang yang menyanggah rumah ini terbuat dari balok kayu yang berukuran besar dan begitu cantik.
Editors' Pick
3. Punya konsep tidak menyentuh tanah
Suku Baduy punya aturan yang cukup unik saat mendirikan rumah, yaitu bangunannya tidak menyentuh tanah.
Hal ini bukan tanpa sebab, karena pembangunan rumah adat di Baduy mengikuti kontur tanah dan bertujuan mengharuskan setiap masyarakat menjaga kelestarian alam sekitar.
Jadi, jangan heran ya jika setiap rumah adat di Baduy memiliki tinggi penyangga yang berbeda-beda. Agar membuat tiang penyangga ini lebih kuat, batu kali mempunyai peran besar untuk dijadikan tumpuan dan membuatnya lebih stabil.
4. Ukuran rumah mengikuti ukuran pemilik rumah
Keunikan lain yang dimiliki oleh rumah adat Suku Baduy adalah ukuran rumah akan mengikuti tubuh si pemilik rumah. Tinggi pintu akan diukur oleh kepala keluarga menggunakan telapak tangannya sebagai acuan ukur saat mengukur tinggi pintu.
Lebarnya, akan diukur juga oleh kepala keluarga, namun dengan teknik yang berbeda. Kepala keluarga harus berdiri sambil bertolak pinggang untuk mendapatkan ukuran lebar yang sesuai.
5. Kental dengan aturan adat
Suku Baduy hingga sekarang masih memegang teguh adat istiadat di daerah mereka. Bukti nyatanya, adalah pembangunan Sulah Nyanda. Konon, pembangunan rumah Sulah Nyanda merujuk ke peraturan leluhur supaya masyarakat yang membangun rumah ini tidak merusak alam sekitar.
Posisi pembangunannya pun hanya menghadap ke dua arah, yaitu utara dan selatan. Kedua dimensi arah ini menyiratkan prinsip kebaikan dan keburukan.
6. Tidak memiliki jendela
Rumah Sulah Nyanda tidak memiliki jendela sama sekali. Bukan tanpa sebab ya, Ma. Ketidakhadiran jendela di rumah adat Suku Baduy bertujuan agar mendorong penghuninya keluar rumah jika ingin melihat bagian luar rumah.
Meski tidak memiliki jendela, rumah adat ini cukup sejuk dan teduh. Jadi, masih aman dan nyaman banget, Ma.
7. Terdiri dari tiga ruangan yang berbeda
Selanjutnya, pembagian ruang per ruang di rumah adat Suku Baduy. Ada tiga ruangan yang memiliki fungsinya masing-masing.
- Pertama, bagian depan ruangan yang disebut sosoro. Area ini digunakan sebagai ruang tamu, karena tamu tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Sosoro biasa digunakan untuk bersantai, dan juga menenun untuk perempuan. Bentuk area ini melebar ke samping, dan memiliki lubang di lantai.
- Kedua, bagian tengah rumah yang menjadi ruang istirahat atau pertemuan keluarga. Jika kamu bukan anggota keluarga, maka kamu dilarang untuk masuk ke dalam ruangan ini. Ruang tengah ini nyaman sekali untuk menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa dari ventilasi di dalam ruangan.
- Ketiga, adalah ruangan terakhir yang bernama Imah. Ruangan ini digunakan untuk tempat memasak dan menyimpan hasil ladang beras.
Itulah beberapa hal menarik dari rumah adat Suku Baduy, yang terbuat dari bahan bangunan alami, mengutamakan kelestarian alam, dan memiliki kegunaan yang pasti di setiap ruangannya. Ada yang pernah berkunjung langsung ke rumah adat Suku Baduy?
Baca juga:
- 7 Ciri Khas Rumah Adat Gorontalo, Jadi Simbol Identitas Suku Gorontalo
- 10 Ciri Khas Rumah Adat Aceh, Kaya akan Filosofi
- 7 Rumah Adat Sulawesi Selatan, Makna dan Simbolis Budaya