Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel tentu menyisakan banyak kesedihan bagi kita semua. Rasanya, hati ini ikut tersayat setiap kali melihat pemberitaan di media massa. Anak-anak, remaja, hingga orangtua menjadi korban yang tak berdaya.
Berbicara tentang konflik antara dua negara ini, tentu tidak bisa lepas dari Masjid Al-Aqsa yang memiliki arti penting. Bangunan suci ini menjadi sumber konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Namun, seberapa penting sebuah masjid dalam pertikaian antara Palestina dan Israel? Bersama Popmama.com, mari mengenal sejarah Masjid Al-Aqsayang diperebutkan Palestina dan Israel.
Lokasi Masjid Al-Aqsa
Pexels/Jeffry Surianto
Masjid Al Aqsa Palestina terletak di tengah-tengah kota tua Yerusalem dan berada di atas bukit al-Haram al-Sharif atau Bukit Suci.
Bagi umat Islam, Masjid Al Aqsa berada di atas bukit al-Haram al-Sharif. Namun di lain sisi, orang Yahudi beranggapan bahwa lokasi bukit ini sebagai Har ha-Bayit atau Temple Mount.
Penting untuk diketahui, bahwa kompleks Masjid Al-Aqsa terdiri dari dua bangunan, yaitu Masjid Kubah dan Masjid Al-Aqsa.
Makna Masjid Al-Aqsa bagi Umat Islam
Unsplash/Rachid Oucharia
Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan saksi bisu perjalanan perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Diyakini, Masjid Al-Aqsa dipilih sebagai tempat persinggahan Nabi Muhammad SAW sebelum menuju Sidratul Muntaha karena memiliki lokasi yang tegak lurus dengan pintu langit.
Bukan hanya Nabi Muhammad SAW, namun Masjid Al-Aqsa juga memiliki hubungan erat dengan berbagai nabi dan rasul, seperti Nabi Ibrahim, Musa dan Isa.
Salah satu keistimewaan Masjid Al-Aqsa bagi umat muslim adalah sebagai kiblat pertama dalam menunaikan sholat. Diceritakan, sebelum melakukan perjalanan ke Madinah, Rasulullah sholat menghadap Masjid Al-Aqsa.
Lalu, setelah melakukan Isra’ Mi’raj, Rasulullah menerima wahyu untuk menjalankan sholat 5 waktu dan menghadap ke Ka’bah. Jadi, tidak heran jika Masjid Al-Aqsa begitu bersejarah dan menyimpan banyak keistimewaan bagi umat muslim.
Editors' Pick
Umat Yahudi di Yerusalem
Pexels/Hilal
Kompleks Masjid Al-Aqsa menghadap ke Tembok Barat, yaitu lokasi suci bagi umat Yahudi untuk berdoa. Mereka beranggapan bahwa Temple Mount sebagai situs paling suci mereka.
Tembok Barat sendiri merupakan bagian dari sisa puing Bukit Bait Suci. Dulunya, tembok tersebut memiliki panjang 485 meter. Namun kini hanya tersisa 60 meter.
Umat Yahudi percaya, bahwa bertahannya Tembok Barat ini adalah berkah dari Ilahi. Maka tak heran, jika umat Yahudi berbondong-bondong untuk beribadah di tembok tersebut.
Lebih lanjut, mereka percaya bahwa Temple Mount merupakan lokasi suci yang dibangun Raja Solomon pada 3.000 tahun yang lalu, sebelum dihancurkan Kerajaan Romawi tahun 70 Masehi.
Umat Kristen di Yerusalem
Pexels/Becca Siegel
Situs yang ada di lokasi tersebut juga menjadi tempat suci bagi pemeluk agama Kristen, karena terkait dengan peristiwa yang dialami Yesus Kristus.
Umat Kristen pernah menjadi pemeluk agama yang terbesar di Yerusalem. Meski kini jumlahnya makin sedikit, namun Yerusalem tetap menjadi kota penting bagi umat Kristen.
Bukit Zaitun dan Taman Getsemani, yaitu dua lokasi yang berada di luar tembok Kota Tua, diyakini sebagai tempat Yesus menghabiskan beberapa hari terakhirnya sebelum penyaliban.
Tidak jauh dari sana, sekitar 100 meter dari Masjid Al-Aqsa dan Tembok Barat merupakan Gereja Makam Suci. Di sini Yesus dikatakan sudah disalib kemudian bangkit dari kematian.
Tak heran, jika lokasi ini juga menjadi lokasi bersejarah bagi umat Kristen.
Masjid Al-Aqsa dalam Konflik
Pexels/Pixabay
Perang 6 hari yang dimenangkan oleh Israel pada tahun 1967 memunculkan keresahan terhadap situs ini.
Israel selama ini berpura-pura menetapkan status quo untuk Masjid Al-Aqsa, namun mulai merebut kompleks Masjid Al-Aqsa setelah memenangkan perang 6 hari.
Dilansir dari India Today, Israel menyerahkan kendali atas masjid dan wilayahnya kepada umat Islam, namun Israel masih bisa pergi ke sana. Israel pun masih mengizinkan umat Kristen melakukan ziarah di sana.
Bagi banyak orang Israel, lokasi ini juga sangat sakral karena terdapat situs suci menurut agama Yahudi.
Riwayat Bentrokan Terjadi di Al-Aqsa
Pexels.com/cottonbro studio
Tahun 1996, terjadi pembangunan terowongan di dekat Masjid Al-Aqsa dan membuat warga Palestina geram. Mereka menganggap ini merupakan pelanggaran terhadap situs suci mereka.
Bentrok pun terjadi dan tak bisa dihindari. Akibatnya, 80 orang meninggal dunia dalam bentrok yang berlangsung selama 3 hari.
Tahun 2000, kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon datang ke Temple Mount atau al-Haram al-Sharif menjadi pemicu Intifada Palestina kedua yang berlangsung selama lima tahun.
Kompleks Masjid Al-Aqsa sempat ditutup pada tahun 2017 setelah sempat terjadi insiden tembak menembak dan menewaskan dua polisi Israel. Bentrokan pun terus terjadi hingga tahun 2019 dan memakan beberapa korban jiwa.
Konflik Terus Terjadi Hingga 2023
Pexels/Markus Spiske
Bentrokan yang terjadi saat Ramadan 2021 di komplek Al-Aqsa menjadi pemicu perang yang terjadi selama 10 hari. Bentrokan yang terjadi antara tentara Israel dan jemaah Muslim memicu tindakan Hamas yang berada di Jalur Gaza.
Memasuki tahun 2023, perseteruan antara Palestina dan Israel terus terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina yang sedang beribadah seringkali mendapat serangan dari Israel.
Aksi genosida pun disebut dilakukan oleh Israel yang dengan sengaja melakukan penyerangan dan pengeboman di lokasi ibadah, pemukiman penduduk, dan rumah sakit.
Hingga kini, konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut dan korban jiwa terus bertambah.
Itulah sekilas mengenai sejarah Masjid Al-Aqsa, situs suci yang menjadi perebutan antara Palestina dan Israel. Tentu, semua berharap konflik akan segera mereda, agar tidak ada lagi korban jiwa, terutama bayi dan anak-anak yang menjadi korban. Doa kami untuk seluruh korban.