Di Indonesia, banyak bahan makanan berbahaya yang sering digunakan tanpa disadari oleh banyak orang, terutama orangtua yang ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak.
Bahan pengawet, pewarna buatan, dan pemanis buatan sering kali ditemukan dalam produk-produk makanan yang terlihat menarik dan praktis, namun memiliki potensi besar menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
Mengingat semakin maraknya penggunaan bahan kimia berbahaya, sangat penting bagi orangtua untuk lebih cermat dalam memilih makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak agar terhindar dari dampak negatif yang bisa merusak kesehatan tubuh dan perkembangan mereka.
Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengenai apa saja bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia. Mama wajib simak ya!
1. Titanium Dioxide (E171)
Pexels/Breno Cardoso
Bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia
Titanium Dioxide (E171) adalah bahan tambahan makanan yang masih digunakan di Indonesia meskipun telah menjadi perhatian di banyak negara karena potensi risiko kesehatannya. Bahan ini sering ditemukan pada makanan seperti permen, produk susu, kue, dan kosmetik, berfungsi sebagai pemutih atau pewarna putih. Meskipun diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, sejumlah studi ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi Titanium Dioxide dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan potensi efek karsinogenik (penyebab kanker) pada tubuh. Risiko ini semakin besar ketika E171 dikonsumsi dalam bentuk nanopartikel, yang lebih mudah diserap tubuh dan dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
Beberapa negara, seperti Prancis, telah mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan Titanium Dioxide dalam produk makanan karena bukti-bukti yang menunjukkan potensi bahayanya. Namun, di Indonesia, keberadaan bahan ini masih cukup umum di pasaran, dan orangtua harus lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan untuk anak-anak. BPOM sendiri telah mengimbau untuk memantau penggunaan bahan ini, tetapi penting bagi konsumen untuk selalu mengecek label dan mengetahui risiko yang mungkin ditimbulkan.
2. BHA & BHT (E320 & E321)
Pexels/Ivan Samkov
Bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia
BHA (Butylated Hydroxyanisole) dan BHT (Butylated Hydroxytoluene) adalah bahan pengawet sintetis yang masih digunakan dalam berbagai produk makanan di Indonesia, meskipun telah menuai kontroversi terkait dampaknya terhadap kesehatan. Kedua bahan ini sering ditemukan dalam produk seperti margarin, makanan ringan, minyak goreng, dan makanan kemasan lainnya. BHA dan BHT berfungsi untuk mencegah oksidasi, yang dapat memperpanjang umur simpan produk, namun ada kekhawatiran bahwa konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan gangguan hormonal dan meningkatkan risiko kanker. Sejumlah studi menunjukkan bahwa keduanya dapat mempengaruhi sistem endokrin, serta berpotensi menyebabkan kerusakan organ hati dan ginjal pada hewan percobaan, meskipun bukti langsung pada manusia masih terbatas.
Meski BHA dan BHT diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, sejumlah lembaga kesehatan internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Cancer Society telah memberikan peringatan mengenai potensi bahaya dari kedua zat ini jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. American Cancer Society mengklasifikasikan BHA sebagai bahan yang kemungkinan karsinogenik bagi manusia, berdasarkan bukti dari penelitian pada hewan. Oleh karena itu, sangat penting bagi para orangtua, untuk lebih waspada dalam memilih makanan untuk anak yang mengandung bahan pengawet ini dan memilih produk yang lebih alami atau minim pengawet.
Editors' Pick
3. Azodicarbonamide (E927)
Pexels/Sanket Mishra
Bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia
Azodicarbonamide (E927) adalah bahan tambahan yang digunakan dalam industri pangan, khususnya sebagai pemutih dan pengembang dalam produk tepung terigu, roti, dan mie. Meskipun di Indonesia bahan ini masih diperbolehkan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sejumlah penelitian kesehatan menunjukkan bahwa Azodicarbonamide dapat berisiko bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Ketika dipanaskan pada suhu tinggi, Azodicarbonamide dapat terurai menjadi senyawa mengandung beracun, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan iritasi pada kulit. Lebih jauh lagi, senyawa ini juga diketahui dapat menyebabkan alergi dan sensitisasi pada beberapa individu yang sensitif terhadap bahan kimia tertentu.
Berbagai negara seperti Uni Eropa dan Australia telah melarang penggunaan Azodicarbonamide dalam produk makanan karena bukti yang menunjukkan potensi efek samping yang berbahaya. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh lembaga kesehatan seperti Food Safety Authority of Ireland (FSAI), Azodicarbonamide dianggap sebagai bahan yang dapat berisiko menyebabkan masalah pernapasan dan bahkan berpotensi karsinogenik (penyebab kanker) jika terpapar dalam jumlah besar atau jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen di Indonesia untuk lebih cermat dalam memilih produk makanan yang mengandung bahan ini, terutama bagi keluarga dengan anak-anak yang rentan terhadap bahan kimia berbahaya.
4. Propylparaben (E216)
Pexels/Polina Tankilevitch
Bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia
Propylparaben (E216) adalah bahan pengawet sintetis yang sering digunakan dalam produk makanan dan kosmetik untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Di Indonesia, penggunaan Propylparaben masih diperbolehkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), meskipun terdapat banyak peringatan terkait dampaknya terhadap kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa Propylparaben, seperti bahan pengawet lainnya, dapat diserap melalui kulit dan sistem pencernaan, serta terakumulasi dalam tubuh. Paparan jangka panjang terhadap Propylparaben telah dikaitkan dengan gangguan endokrin, terutama dalam mempengaruhi keseimbangan hormon estrogen, yang bisa berisiko bagi kesehatan reproduksi, terutama pada anak perempuan yang sedang berkembang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga-lembaga kesehatan lainnya, seperti European Food Safety Authority (EFSA), telah memberikan peringatan mengenai potensi bahaya Propylparaben. Studi menunjukkan bahwa paparan berlebih terhadap bahan ini dapat meningkatkan risiko gangguan hormon, serta berpotensi memicu kanker payudara dan gangguan kesuburan. Meskipun BPOM Indonesia masih memperbolehkan penggunaannya dalam batas yang ditentukan, penting bagi konsumen, khususnya orangtua, untuk lebih hati-hati dalam memilih produk yang mengandung Propylparaben, mengingat risikonya yang dapat terakumulasi seiring waktu.
5. rBGH/rBST (Hormon Pertumbuhan Sapi)
Pexels/cottonbro studio
Bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia
rBGH (recombinant Bovine Growth Hormone) atau rBST (recombinant Bovine Somatotropin) adalah hormon sintetis yang digunakan untuk merangsang produksi susu pada sapi perah. Penggunaan hormon ini masih diperbolehkan di Indonesia, meskipun sejumlah negara seperti Kanada, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa telah melarang penggunaannya karena potensi bahaya terhadap kesehatan manusia. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi susu yang mengandung residu rBGH dapat meningkatkan kadar insulin-like growth factor (IGF-1) dalam tubuh, yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara, prostat, dan kolorektal. Hal ini menjadi perhatian utama bagi konsumen yang peduli akan kesehatan keluarga mereka, terutama anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat telah mengakui potensi risiko dari penggunaan rBGH dalam produk susu, meskipun FDA menyatakan bahwa susu dari sapi yang diberi hormon ini aman untuk dikonsumsi jika berada dalam batas yang ditentukan. Namun, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa paparan berlebih terhadap rBGH bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen, terutama orangtua, untuk lebih waspada terhadap produk susu yang mengandung rBGH dan memilih produk yang bebas dari hormon ini demi kesehatan keluarga mereka.
6. Pewarna buatan
Pexels/Ron Lach
Bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia
Pewarna buatan, seperti Yellow 5 (tartrazine), Yellow 6, Red 40, E102 (tartrazine), E110 (sunset yellow), dan E129 (allura red) adalah bahan tambahan yang sering digunakan untuk memberikan warna cerah pada produk makanan dan minuman, seperti permen, minuman ringan, kue, dan makanan olahan lainnya. Meskipun di Indonesia, penggunaan pewarna ini masih diperbolehkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sejumlah studi kesehatan menunjukkan bahwa pewarna buatan dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang. Beberapa pewarna, seperti Yellow 5 dan Yellow 6, telah dikaitkan dengan reaksi alergi pada sebagian orang, seperti asma dan ruam kulit, serta gangguan perhatian dan hiperaktif, terutama pada anak-anak.
Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa beberapa pewarna buatan ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti peningkatan risiko kanker dan gangguan sistem saraf. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Drug Administration (FDA) telah memperingatkan tentang potensi bahaya dari beberapa pewarna, terutama jika terpapar dalam dosis yang tinggi. Pewarna seperti E110 dan E129, yang termasuk dalam kategori senyawa azo, diketahui dapat memicu reaksi sensitivitas makanan, bahkan mengganggu keseimbangan hormon dan mempengaruhi perkembangan otak anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen di Indonesia, khususnya orangtua, untuk berhati-hati dalam memilih produk makanan yang mengandung pewarna buatan dan berupaya untuk memilih alternatif yang lebih alami dan sehat.
Nah, itulah informasi yang harus Mama ketahui mengenai apa saja bahan makanan berbahaya yang dipakai di Indonesia. Setelah ini, lebih hati-hati dalam memilih makanan untuk anak ya, Ma!