Ini Dia! 5 Tips Menghadapi Anak Mudah Menangis Saat Kesal
Setiap anak memiliki cara berbeda untuk mengungkapkan ekspresinya
12 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak memang berbeda, mereka memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan ekspresinya.
Jika Mama memiliki anak yang perasaanya begitu peka, biasanya ia lebih memilih untuk menangis saat meluapkan emosinya. Begitu juga ketika anak kesal dengan temannya, keadaan maupun diriya sendiri.
Hal ini bisa saja mengganggu mentalnya dalam proses tubuh kembang, terlebih jika anak akan memasuki proses remaja. Masalah ini perlu diartasi dengan baik ya Ma, dan kali ini Popmama.com akan membagikan tips menghadapi anak mudah menangis saat kesal.
1. Cari tahu penyebabnya
Setiap ekspresi yang anak tunjukan sudah pasti ada sebabnya. Coba cari tahu Ma, hal apa yang membuatnya kesal dan meneteskan air mata. Mungkin saja anak memang memiliki masalah serius yang belum bisa ia tangani sendiri.
Buatlah anak menjadi lebih terbuka, dan mau menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Atau, Mama bisa menanyakan masalahnya secara baik-baik. Ketika sudah tahu masalahnya, mungkin Mama bisa lebih mengerti apa yang selama ini anak rasakan, dan penyebab ia menangisinya.
Editors' Pick
2. Jangan respon berlebihan
Kekesalan anak bisa saja semakin bertambah ketika Mama meresponnya dengan amarah dan emosi.
Tetapi jangan juga menunjukan respon berlebihan dengan menangapi semua masalahnya dengan serius. Percayalah ma, anak pasti memiliki kemampuan menghadapi rasa kesalnya.
Ketika anak mengadukan kekesalannya sambil menangis, biasanya Mama juga ikut kesal dan ingin turun tangan langsung. Atau memberikan segala yang anak inginkan sebagai pelipur lara. Jika dibiasakan anak akan tumbuh menjadi anak yang manja dan tidak bisa mandiri dalam menghadapi masalahnya.
3. Berikan pengertian
Berikan juga pengertian bahwa rasa kesal yang saat ini anak alami merupakan hal yang wajar terjadi.
Supaya tidak berkesan mengurui Mama bisa mengatakan padanya, “Mama juga pernah merasa kesal seperti itu, tapi Mama nggak nangis,” dan mulai menceritakan bagaimana cara menghadapinya.
Dengan begitu, anak juga akan mengerti bahwa rasa kesal tidak perlu ditangisi tetapi diselesaikan dengan cara lain.
4. Kembangkan kecerdasan emosional anak
Rasa kesal yang anak alami bisa saja diekspresikan dengan cara lain, tidak harus menangis. Bantulah anak untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya.
Mengendalikan emosi memang bukan hal yang mudah, mungkin Mama saja masih merasa kesulitan. Apalagi dengan anak-anak yang memiliki perasaan sensitif. Tetapi, anak masih bisa dilatih untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengendalikan emosi.
Seperti yang dilansir dari Gottman.com, biasanya ketika anak memasuki usia 10 tahun ia memiliki strategi yang lebih kompleks untuk mengendalikan emosi. Ada dua strategi yang bisa dilakukan anak, memecahkan masalah atau berusaha mentoleransi emosi yang terjadi.
Ketika anak merasa sanggup membuat perubahan untuk mengatasi masalahnya, anak akan mengidentifikasi masalah dan membuat rencana untuk menghadapinya. Tetapi jika Anak tidak bisa membuat perubahan dan menyelesaikannya. Anak akan mengatasinya dengan cara mentolerir dan mengendalikan emosi.
Semua strategi ini adalah bagian dari kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional mencakup kesadaran, pemahaman, dan kemampuan untuk mengekspresikan dan mengelola emosi seseorang. Itu semua perlu dilatih agar anak tahu bagaimana caranya menyikapi dan mengendalikan emosinya.
5. Bantu luapkan emosinya dengan sehat
Anak perlu mengetahui bagaimana cara meluapkan emosinya dengan cara yang sehat. Mama bisa membantunya dengan mengalihkan emosi ke arah yang lebih positif. Berilah dukungan pada anak untuk melakukan aktivitas yang ia sukai seperti melukis, bernyanyi, menari atau berolahraga.
Dengan begitu anak akan lebih mudah meluapkan emosinya. Dan tidak perlu terlarut dalam rasa kesal yang membuatnya bersedih. Karena anak tahu ada hal yang lebih penting daripada bersedih terus menerus.
Memahami anak memang bukanlah hal yang mudah. Terlebih sebagai orangtua, Mama juga perlu mengetahui bagaimana cara menghadapi berbagai macam emosi yang bisa terjadi pada anak.
Baca juga: Cara mengetahui sifat anak berdasarkan zodiaknya