Jepang Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Sejumlah Negara Hentikan Impor

Jepang membuang air limbah pada tanggal 24 Agustus 2023

30 Agustus 2023

Jepang Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Sejumlah Negara Hentikan Impor
www.asahi.com

Pemerintah Jepang baru-baru ini mengeluarkan keputusan untuk membuang air limbah pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berada di Fukushima Daichii ke Samudra Pasifik.

Pembuangan tersebut dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2023 akibat PLTN Fukushima, yang sudah beroperasi sejak tahun 1971, hancur karena gempa dan tsunami Jepang pada tahun 2011.

Menurut PBB yang telah memberikan izin, pembuangan air yang mengandung radioaktif tersebut tidak parah dan dapat diabaikan. Namun masyarakat Jepang dan dunia merasa khawatir, bahkan China menghentikan impor makanan laut dari Jepang.

Berikut ini Popmama.com mengulas berita mengenai Jepang membuang air limbah nuklir ke laut, sejumlah negara hentikan impor, dalam beberapa poin.

1. Air pabrik Fukushima

1. Air pabrik Fukushima
courrier.jp

Gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 2011 membuat reaktor (alat pengendali panas yang digunakan sebagai tempat reaksi kimia atau nuklir) meleleh. Untuk itu para pekerja membanjiri reaktor dengan air, sehingga air tersebut mengandung atau terkontaminasi dengan radioaktif.

PLTN Fukushima, yang berjarak 220 km di sebelah timur laut ibukota Tokyo, saat ini sudah tidak beroperasi dan reaktor yang digunakan mati. Namun nuklir tersebut masih perlu didinginkan, sehingga banyak air limbah yang terus menumpuk.

2. Tangki pendingin

2. Tangki pendingin
www.enecho.meti.go.jp

Pada saat ini tangki di PLTN Fukushima telah menampung sekitar 1,3 juta ton air yang setara dengan air untuk mengisi 500 kolam renang ukuran Olimpiade. Sekitar 350 juta galon disimpan lebih dari 1.000 tangki di lokasi. 

Pelepasan air limbah ke laut disinyalir karena Jepang membutuhkan lahan yang ditempati tangki tersebut untuk membangun fasilitas baru yang akan menonaktifkan pembangkit listrik tersebut dengan aman.

Selain itu, Jepang merasa khawatir jika tangki-tangki tersebut suatu saat bisa runtuh jika terjadi bencana alam, sehingga Jepang merencanakan mengalirkan air limbah yang sudah diolah ke laut.

Editors' Pick

3. Menyaring air limbah agar radioaktif keluar dari air

3. Menyaring air limbah agar radioaktif keluar dari air
Freepik

Jepang telah menggunakan sistem penyaringan kompleks untuk menghilangkan sebagian besar isotop radioaktif dari air, seperti cesium-137 dan strontium-90.

Sistem tersebut bernama Advanced Liquid Processing System (ALPS) yang menghilangkan beberapa kontaminasi radioaktif dari air limbah. Namun, terdapat isotop tritium yang tidak dapat disaring.

Tritium adalah isotop hidrogen dan hidrogen adalah bagian dari air itu sendiri, sehingga tidak mungkin menghilangkan tritium pada air.

Air limbah yang terkontaminasi akan disaring menggunakan sistem ALPS dan disimpan ke dalam tangki. Air yang telah disaring harus diencerkan dengan air laut sebanyak 100 kali untuk meminimalisir kandungan tritium hingga 1.500 Bq/L (aturan ambang batas Jepang sebanyak 60.000 Bq/L).

4. Langkah pelepasan yang Jepang lakukan

4. Langkah pelepasan Jepang lakukan
Freepik

Untuk melepaskan air limpah ke Samudra Pasifik, Jepang telah menyiapkan dua rencana, yaitu melarutkan air limbah dengan air laut agar kandungan tritium dalam setiap tetes tidak begitu besar dan melepaskan air limbah lebih jauh melalui terowongan di bawah dasar laut ke titik lepas Pantai Fukushima di Samudra Pasifik.

Sekitar 1,34 juta ton air yang setara dengan 500 kolam ukuran Olimpiade telah terkumpul sejak tsunami dan gempa yang terjadi pada tahun 2011 lalu. Air limbah terkontaminasi tersebut akan dilepas dalam waktu 30 tahun setelah proses penyaringan dan pengenceran.

5. Waktu paruh

5. Waktu paruh
Freepik/wirestock

Jepang mengatakan bahwa tritium tidak terlalu buruk jika dibandingkan dengan radioaktif lainnya. Waktu paruh tritium adalah 12,3 tahun, lebih cepat daripada unsur-unsur lain yang memiliki waktu paruh ratusan tahun.

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan oleh setengah dari suatu bahan radioaktif untuk berubah menjadi bahan yang lebih stabil atau meluruh.

Waktu paruh adalah cara kita mengukur seberapa cepat suatu zat radioaktif kehilangan keaktifannya dan menjadi lebih stabil.

6. Pandangan berbagai ahli

6. Pandangan berbagai ahli
www.iaea.org

Jepang mendapatkan dukungan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menurut mereka hal yang Jepang rencanakan adalah standar keselamatan Internasional. IAEA akan melakukan pemantauan independen agar pembuangan limbah dilakukan dengan aman.

Jim Smith selaku Profesor University of Portsmouth menyampaikan bahwa resiko dari air limbah PLTN sangat rendah dan air limbah tersebut bukan resiko sama sekali.

Jim Smith menyampaikan "Kita harus menempatkan radiasi dalam perspektif dan pelepasan tanaman, jika dilakukan dengan benar, dosis yang didapat orang dan dosis yang didapat ekosistem tidak akan signifikan, menurut saya".

Namun, hal berbeda disampaikan oleh Edwin Lyman selaku Direktur Keselamatan Tenaga Nuklir dari Union of Concerned Scientists di Washington DC. Ia mengatakan bahwa pilihan yang dimiliki Jepang terhadap air limbah tidak ada yang baik, paling buruk diantara berbagai pilihan buruk.

Pendapat lain disampaikan oleh Ken Buesseler, ilmuwan senior di Woods Hole Oceanographic Institution yang menyampaikan bahwa menjaga air limbah terkontaminasi untuk tetap di darat adalah pilihan yang lebih baik karena mudah untuk memantaunya, dan dapat dicampurkan ke dalam beton.

7. Negara yang berhenti impor dari Jepang

7. Negara berhenti impor dari Jepang
Freepik

Beberapa negara menilai bahwa tindakan Jepang adalah pilihan yang terburuk dari yang terburuk, egois, dan tidak bertanggung jawab. 

Tindakan pelepasan air limbah ke laut memberikan dampak dalam bidang perekonomian, beberapa negara menghentikan impor ikan-ikan laut pasokan Jepang.

Negara yang menghentikan impor dari Jepang:

  • China

China melarang impor hewan akuatik sejak tanggal 24 Agustus 2023. Jumlah impor makanan laut Jepang ke China sebesar US$500 juta atau 7.594.275.000.000,00 pada tahun lalu. Pemerintah China khawatir makanan laut tersebut dapat membawa penyakit bagi warganya.

  • Taiwan

Taiwan mendeteksi sejumlah makanan yang berasal dari Jepang. Radiasi ringan terdeteksi dalam kacang fava, kerang impor Jepang, dan makanan laut lainnya. Berdasarkan ulasan dari kata data, Taiwan memiliki nilai impor sebesar US$13,3 juta.

  • Korea Selatan

Korea Selatan telah melarang impor produk makanan dari beberapa prefektur Jepang, seperti Fukushima, Ibaraki, Tochigi, dan Gunma. Produk tersebut diantaranya, bayam, peterseli, brokoli, dan susu. Badan Pengawas Obat dan Makanan Korea Selatan terus menguji produk-produk yang berasal dari Jepang. Korea Selatan memiliki nilai impor US$11,77 juta.

  • Singapura, Malaysia, dan Thailand

Mereka mengentikan impor produk makanan dari Jepang setelah Singapura menemukan kontaminasi radioaktif pada empat sampel sayuran dari Jepang, diantaranya, peterseli liar Jepang, sawi Jepang, daun perilla, dan tanaman rapeseed. Singapura memiliki nilai impor US$4,18 juta, Thailand US$3,15 juta, dan Malaysia US$1,22 juta.

Negara lain yang melakukan larangan impor dari produk-produk Jepang diantaranya, Hong Kong, Amerika Serikat, Australia, dan Rusia.

Baca juga:

The Latest