5 Alasan Perlunya Menerapkan Batasan pada Media Sosial Anak
Media sosial bisa mendekatkan yang jauh, namun juga bisa menjauhkan yang dekat
5 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring waktu, manusia modern semakin sulit terlepas dari cengkraman media sosial. Bahkan, hal ini tak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja.
Menggunakan media sosial sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari banyak anak-anak hingga remaja yang tidak mudah dihilangkan. Bagi sebagian penggunanya, media sosial telah dijadikan sebagai "diary" digital di mana mereka membagikan kehidupan pribadi secara bebas.
Namun, tidak semua hal bisa sembarangan diunggah di media sosial lho!
Selain bisa memicu berbagai konsekuensi di masa mendatang, ada beberapa alasan lainnya yang perlu menjadi pertimbangan orangtua agar bisa membatasi penggunaan media sosial anak.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum lima alasan perlunya menerapkan batasan pada media sosial anak. Yuk simak apa saja dampaknya!
1. Jejak sosial yang diunggah di media sosial, tak mudah dihilangkan
Saat kamu mengunggah informasi atau bahkan data diri pribadi ke media sosial, maka ia telah meninggalkan jejak digital. Artinya, apa pun yang anak bagikan akan tetap berada di sana walau ia telah berusaha untuk menghapusnya.
Dengan kata lain, jejak digital ini tidak akan mudah dihilangkan. Jika tidak bijaksana dalam penggunaan media sosial, informasi ini bisa saja disalahgunakan di masa mendatang, sehingga anak menjadi pihak yang paling dirugikan.
Selain itu, beberapa perusahaan juga telah menerapkan background checking melalui media sosial. Ketika anak tidak selektif dalam mengunggah konten di media sosial, tak menutup kemungkinan bisa merusak cita-citanya di masa depan.
Editors' Pick
2. Menjaga kesehatan mental anak lebih baik
Bukan rahasia umum lagi jika terlalu terikat dengan media sosial, bisa mengganggu kesehatan mental, lho. Terlebih lagi pada remaja yang suka membandingkan diri ketika melihat postingan orang lain.
Secara tak sadar hal ini mengurangi harga diri anak dan bahkan menimbulkan perasaan iri dengki. Padahal apa yang ia lihat belum tentu sesuai dengan kenyataannya.
Selain itu, arus informasi di media sosial bergerak begitu cepat. Di antara informasi yang dilihat, mungkin banyak berita negatif yang memengaruhi alam bawah sadar anak. Alhasil ini membuat anak menjadi mudah cemas, takut, dan khawatir akan banyak hal.
3. Lebih terhubung dengan dunia nyata dan orang sekitar
Kehadiran media sosial sejatinya memungkinkan anak untuk menjalin komunikasi dengan teman yang lokasinya berjauhan. Namun seiring waktu, media sosial justru seringkali menjauhkan hubungan yang sudah dekat.
Misalnya ketika anak berkumpul dengan keluarga, ia malah sibuk berselancar di media sosial sehingga tidak banyak berkomunikasi. Tentu saja ini bisa merenggangkan hubungan, baik keluarga maupun pertemanan.
Oleh karena itu, menetapkan batasan dalam menggunakan media sosial bertujuan agar anak tetap bisa terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, hubungan yang ia miliki tetap bisa harmonis dan terjaga dengan baik.
4. Menjaga privasi dari aksi pencurian data pribadi yang marak terjadi
Seperti yang telah disebutkan di atas, Mama telah mengetahui bahwa tidak bisa semua hal diumbar di media sosial. Membagikan segala informasi mengenai kehidupan dan informasi pribadi bisa sangat membahayakan.
Salah satu risikonya adalah mengundang aksi kriminalitas, seperti pencurian data pribadi yang saat ini cukup marak terjadi. Itulah mengapa Mama harus memberikan batasan pada anak dalam bermedia sosial serta menjelaskan apa saja informasi yang tidak seharusnya dibagikan.
Misalnya seperti foto pribadi, KTP, akte lahir, SIM, Paspor, nomor handphone, email, kondisi keuangan, data rekening, pendapatan, pendidikan formal dan non formal, hingga data prestasi.
5. Anak dapat menggali potensi diri lebih dalam
Ketika anak terlalu terpaku pada media sosial, secara perlahan anak juga kehilangan waktu untuk mengenal dirinya sendiri lebih dalam. Alih-alih menggali potensi dalam diri, anak justru lebih banyak overthinking dan terjebak dalam pikiran-pikiran negatif mengenai diri sendiri.
Salah satu cara menerapkan batasan yang jelas dengan media ialah dengan memberikan batasan waktu anak di berbagai platform atau membatasi penggunaan gadget, misalnya remaja menggunakan ponsel selama tujuh jam, perlahan kurangi menjadi enam jam atau lima jam saja.
Alokasikan waktu tersebut untuk membantu anak menggali potensi diri lebih dalam dengan mencoba berbagai hobi atau aktivitas baru.
Nah itulah lima alasan perlunya menerapkan batasan pada media sosial anak. Media sosial memang memungkinkan anak untuk membangun jejaring pertemanan yang lebih luas dan menjadi wadah pengembangan diri.
Namun di sisi lain, media sosial bisa membawa dampak negatif jika digunakan secara berlebihan. Maka itu, Mama perlu menciptakan batasan yang jelas tentang penggunaan anak dalam media sosial, agar ia terhindar dari berbagai konsekuensi yang menanti di masa mendatang.
Baca juga:
- Bagaimana Media Sosial Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental Remaja?
- 5 Tanda Remaja Kecanduan Media Sosial yang Sering Diabaikan
- 5 Cara Ampuh Mengatasi Anak yang Kecanduan Media Sosial