Selain Menyita Ponsel, ini 5 Cara Mendisiplinkan Anak Remaja
Ada cara yang lebih efektif dalam mendisiplinkan remaja selain menyita ponsel lho Ma!
7 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam alasan apa pun, mendisiplinkan anak remaja seringkali merupakan salah satu hal tersulit yang Mama lakukan sebagai orangtua. Ada kalanya anak justru memberontak dan membuat Mama semakin kewalahan.
Alih-alih melihat manfaat dari respons terhadap tindakan anak, Mama justru dihadapkan pada lebih banyak masalah daripada yang asli. Sehingga, terkadang timbul pemikiran bahwa Mama tidak pernah melakukannya dengan benar.
Karena waktu layar telah menjadi bagian besar dari kehidupan anak-anak dalam beberapa tahun terakhir, kebanyakan orangtua menyita ponsel anak setiap kali terjadi kesalahan. Namun, mengambil ponsel ternyata tidak selalu efektif.
Sebagai gantinya, ada beberapa strategi disiplin yang bisa diterapkan. Berikut Popmama.com telah merangkum lima cara mendisiplinkan anak remaja, selain menyita ponselnya. Yuk simak Ma!
1. Pastikan respon Mama sesuai dengan masalah yang terjadi
Dilansir dari Child Mind Institute, selalu lebih baik untuk memastikan konsekuensi tindakan remaja sesuai dengan perilaku bermasalahnya.
Dengan melakukan ini, anak dapat memahami di mana kesalahannya, dan kemungkinan besar ia akan memperbaiki perilakunya di masa mendatang.
Sebaliknya, jika seorang anak menerima hukuman yang tidak sesuai dengan perilaku buruknya, ia sering merasa buruk dan tidak mengerti mengapa hal itu dapat menyebabkan kebencian atau kelanjutan dari perilaku buruk.
Misalnya, jika anak remaja melewatkan jam malam, maka Mama harus melarang atau membatasi aktivitasnya di luar rumah dalam jangka waktu tertentu.
Jika Mama malah mengambil teleponnya, Mama memutuskan semua jalur komunikasinya dengan teman-temannya. Bukan membuat anak mengingat pelanggarannya, namun ia lebih mungkin untuk memberontak.
Maka itu, yang terbaik adalah selalu menemukan konsekuensi yang jelas yang sesuai dengan aturan yang dilanggar
Editors' Pick
2. Biarkan anak mengalami konsekuensi alami
Tergantung pada kesalahan apa yang dilakukan anak, Mama mungkin tidak perlu melakukan banyak hal sama sekali. Faktanya, dilansir dari Verywell Family, sebenarnya penting bagi orangtua untuk menggunakan konsekuensi alami dalam peristiwa sebanyak mungkin.
Konsekuensi alami adalah apa yang terjadi sebagai akibat langsung dari sesuatu. Misalnya, jika remaja memilih tidak belajar saat ujian, nilai yang buruk atau dimarahi guru adalah konsekuensi yang wajar.
Demikian pula, jika remaja mengatakan sesuatu yang jahat tentang temannya, konsekuensi alaminya mungkin adalah teman tersebut tidak lagi berbicara dengannya.
Konsekuensi alami ini mengajarkan pelajaran hidup kepada anak, dan pelajaran ini lebih cenderung melekat daripada hukuman apa pun yang diberikan.