7 Aktivitas untuk Mengasah Kemampuan Berpikir Abstrak pada Remaja
Berpikir abstrak membantu meningkatkan imajinasi remaja dalam menyelesaikan masalah
24 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu perasaan terbaik di dunia yang sering dialami oleh hampir setiap manusia adalah, memecahkan solusi dari masalah yang selama ini dibingungkan. Anak mama mungkin sering mengalaminya, bukan?
Terlebih lagi di masa remajanya, di mana anak-anak menghadapi banyak persoalan, mulai dari sekolah, pertemanan, hingga keluarga. Namun bagaimana jika anak menemukan cara menyelesaikan masalah lebih cepat? Kuncinya adalah memanfaatkan kekuatan berpikir abstrak.
Berpikir abstrak adalah cara tepat untuk menghasilkan ide-ide baru dan mendapatkan wawasan baru selama proses pemecahan masalah. Berpikir abstrak memungkinkan remaja untuk mengubah pemikiran sederhana menjadi adaptasi baru yang imajinatif.
Lantas, bagaimana cara mengasah kemampuan berpikir abstrak pada remaja? Yuk simak beberapa caranya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Menulis cerita sendiri
Mama dapat mengaktifkan pikiran abstrak anak dengan mendorongnya untuk berimajinasi dan menulis cerita sendiri.
Meskipun menulis cerita mungkin membosankan bagi para remaja, dengan menulis, anak dapat belajar bahwa huruf dan angka adalah simbol yang dapat ia gunakan untuk mewakili pikirannya .
Jika anak merasa kesulitan untuk mendapatkan inspirasi, membaca ide-ide yang sudah ditulis orang lain dan mengekspresikan idenya sendiri merupakan salah satu terobosan bagi kemampuan berpikir abstrak pada remaja.
2. Membiasakan anak untuk membaca buku
Membaca buku dapat memberikan banyak manfaat bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengasah pemikiran abstraknya. Untuk membiasakan membaca, biarkan anak memilih buku yang tampaknya menarik baginya.
Bangkitkan pemikiran abstrak sebelum, selama dan setelah membaca dengan melakukan:
Kesimpulan
Sebelum membaca, tanyakan kepada anak apa yang membuatnya memilih buku itu, seperti "Apakah ukuran bukunya yang menarik?" atau "Apakah sampulnya menarik perhatian?". Dengan menggunakan informasi di sampul depan dan belakang, bujuklah anak untuk menarik kesimpulan tentang apa yang ia pikirkan tentang buku itu.
Prediksi
Saat membaca, minta anak berhenti sejenak dan minta anak untuk membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti, "Akankah karakter utama menemukan apa yang mereka cari?" atau "Masalah apa yang akan mereka mungkin hadapi di sepanjang jalan?"
Asumsi imajinatif
Setelah membaca, tanyakan kepada remaja bagaimana jika ia mengubah jalan ceritanya. Atau tanyakan apa yang mungkin terjadi di sekuel selanjutnya, bahkan jika tidak ada lanjutan buku tersebut.
Dengan menggunakan pemikiran abstrak ini, anak akan mengembangkan pemahaman sebab-akibat dari rangkaian peristiwa dan mengidentifikasi solusi untuk masalah imajinatif karakter. Keterampilan ini akan membantunya saat menangani pengalaman dunia nyata
Editors' Pick
3. Hindari terjebak dalam detail
Salah satu alasan mengapa seorang remaja bisa terjebak pada satu masalah adalah karena ia cenderung terperosok ke dalam detail. Untuk mengatasinya, ingatkan remaja untuk tidak memikirkan secara detail yang membuat terjebak.
Pikirkan tentang proyek secara keseluruhan, apa tujuannya, apa peran anak di dalamnya, apa yang akan anak coba capai?
Jika anak kesulitan melepaskan diri dari detail dan memikirkan proyek dalam gambaran besar seperti ini, cobalah berjalan-jalan.
Ini memicu otak untuk memikirkan masalah dengan cara yang lebih luas, daripada dengan pemikiran terfokus. Dengan berjalan-jalan, anak bisa refreshing pikirannya dan membantu inspirasi untuk datang dengan sendirinya.
4. Membingkai ulang masalah dengan cara baru
Salah satu cara paling sederhana untuk menggunakan pemikiran abstrak dalam memecahkan masalah adalah dengan membingkai ulang pertanyaan yang anak sedang coba jawab.
Misalnya, katakanlah anak mama terjebak mengerjakan sebuah pekerjaan rumah, karena pertanyaan yang ia ajukan pada diri sendiri hanyalah, "Bagaimana caranya saya akan menyelesaikan tugas makalah ini?"
Untuk melepaskan diri dari pemikiran tersebut, tanyakan pada remaja pertanyaan yang mendekati masalah dari arah yang berbeda. Seperti "Mengapa kamu harus mengerjakannya dengan cara ini?"atau "Bisakah kamu membuat ini lebih sederhana?"
Dengan mengajukan serangkaian pertanyaan tentang gambaran masalah yang lebih besar, anak mungkin menemukan solusi yang sebelumnya tidak ia lihat dengan pandangan yang lebih sempit.
5. Teruslah bertanya "mengapa" pada anak berulang kali
Ada tingkat pemikiran abstrak yang berbeda, dan salah satu cara untuk pindah ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi dan lebih tinggi adalah dengan terus bertanya “Mengapa?” secara berulang kali.
Misalnya anak diminta untuk membuat proyek sains, Mama dapat membantu anak mengembangkan pemikiran abstraknya dengan menanyakan hal-hal, seperti:
- Mengapa proyek-mu memiliki fitur ini?
- Mengapa perlu bekerja dengan cara ini?
- Mengapa orang yang menggunakan produk ini membutuhkan fitur itu?
Teruslah bertanya mengapa, dan anak akan kembali dapat melihat gambaran yang lebih besar seputar proyek yang ia kerjakan. Bukan hanya masalah itu sendiri.
6. Melakukan permainan "bagaimana jika" dengan remaja
Cara lain untuk membuat jalur abstrak di otak remaja mama adalah melalui permainan "Bagaimana jika". Permainan ini dapat melompat bolak-balik antara ide-ide konkret dan abstrak.
Mama dapat menanyakan pada remaja pertanyaan hipotetis seperti "bagaimana jika kita pindah ke Kutub Utara?". Kemudian minta anak temukan sebanyak mungkin jawaban untuk pertanyaan itu.
Aturannya di sini adalah bahwa tidak ada batasan untuk jawaban. Anak juga tidak perlu menjadi mungkin atau realistis, meskipun bisa.
Sebagian besar pemikiran abstrak adalah memahami makna yang lebih dalam dari suatu konsep. Dengan melakukan permainan "bagaimana jika" Mama akan semakin memperluas pemikiran abstrak anak remaja mama.
7. Tak apa-apa untuk beristirahat sejenak atau tidur ketika merasa buntu
Ketika Mama telah melihat anak berusaha untuk mengasah pikiran abstraknya namun tak berhasil, cukup minta anak untuk beristirahat atau tidur. Baik hanya tidur sebentar di sore hari atau istirahat semalaman.
Sebuah penelitian dalam jurnal Memory & Cognition di tahun 2013 menunjukkan, bahwa tidur dapat mengganggu pemikiran seseorang saat mengerjakan masalah yang sulit, yang memungkinkannya untuk mendekati kembali masalah dengan pikiran segar dan mencapai solusi lebih cepat.
Beberapa pemikir sejarah paling terkenal pun setuju. Dilansir dari 7 Pace, Thomas Edison yang terkenal menciptakan lampu pijar, selalu tidur siang di bengkelnya dengan bantalan bola baja di masing-masing tangan.
Sehingga ketika ia tertidur, suara logam yang mengenai lantai akan membangunkannya. Memungkinkan Edison untuk bangun dan segera kembali bekerja dengan mata serta pikiran yang segar.
Nah itulah beberapa cara untuk mengasah kemampuan berpikir abstrak remaja. Perlu diingat bahwa berpikir abstrak tidak selalu mudah, dan tidak selalu datang secara alami. Terutama untuk remaja yang cenderung selalu berorientasi pada detail.
Tetapi ini adalah salah satu cara terbaik yang dapat remaja gunakan untuk mengatasi masalah terberat, dan ketika anak merasa lega setelah memecahkan solusi, ia akan berterima kasih atas pemikiran abstrak ini.
Baca juga:
- 5 Alasan Mengapa Multitasking Buruk untuk Kinerja Anak saat Belajar
- 5 Tipe Gaya Belajar, Mana yang paling Cocok pada Anak Mama?
- Beri Tahu Anak, 5 Dampak Buruk Sistem Belajar Kebut Semalam