5 Alasan Mengapa Anak Remaja Mudah Bertengkar dengan Orangtua
Kenali penyebabnya sebelum memarahi anak ya, Ma!
19 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan suatu kebohongan jika masa remaja adalah masa-masa yang sulit dalam kehidupan seorang anak, mungkin juga rasa sulit ini sampai dirasakan oleh orangtua dari anak-anaknya itu sendiri.
Sering bertengkar karena masalah yang paling sepele adalah salah satu karakteristik utama dari anak-anak remaja yang masih mencari jati dirinya dan menemukan hal-hal baru dalam perjalanannya menuju dewasa.
Pertengkaran dapat dimulai dari amukan, seruan, teriakan, tangisan, bahkan juga tidak jarang ada kekerasan yang sering terjadi. Namun apa yang menjadi penyebab orangtua dan anak sering bertengkar? Apakah karena hormon?
Terlepas dari hormon, berikut ini Popmama.com akan menjelaskan 5 alasan mengapa remaja dapat mudah berkelahi dengan orangtua mereka.
1. Terlalu banyak menghabiskan waktu sendirian di kamar
Tidak dapat disangkal bahwa benar banyak anak remaja lebih suka menghabiskan waktu untuk menyendiri di kamar mereka daripada menghabiskan waktu bersama anggota keluarga mereka. Bahkan tidak jarang mereka menutup pintu, memasang earphone, dan bahkan melewatkan makan keluarga untuk makan sendirian di kamar mereka.
Waktu remaja dapat menjadi waktu yang membingungkan, dan remaja sering menarik tindakan spontan. Sehingga, tidak memikirkan akibatnya ketika mereka sedang khawatir atau hanya karena mereka sedang mencoba mencari tahu sesuatu.
Dengan kondisi seperti ini, orangtua kadang mencoba untuk memaksa Anak keluar dari kamar dan memaksa adanya komunikasi. Karena hubungan yang tidak terlalu dekat, kadang terjadi yang namanya kesalahpahaman. Situasi ini mengarah pada lebih banyak kemarahan kepada Anak namun sebenarnya adalah orangtua yang kurang atau tidak mengerti tentang Anak.
Editors' Pick
2. Terdapat peraturan dan ketentuan di rumah
Rumah seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk Anak. Anak remaja dikenal sebagai pemberontak kritis walaupun tanpa alasan yang belum tentu masuk akal. Setiap aturan di dalam rumah untuk mereka adalah upaya untuk menekan atau mengekang mereka. Anak remaja membenci otoritas dan berusaha untuk melanggar aturan sebanyak yang mereka bisa.
Tidak jarang, kadang anak menjadi suka berbohong kepada orangtua akibat dari aturan-aturan yang diberikan di rumah. Sementara itu, sebenarnya memberikan aturan dan ketentuan adalah bagian dari tumbuh dan belajar ada nilai plus dan minusnya.
Nilai plusnya adalah orangtua mengajarkan anak untuk lebih disiplin, hal ini dapat bermanfaat pada Si Anak saat menuju dewasa kelak. Minusnya adalah jika tidak membicarakan alasan-alasan kenapa diperlakukan dengan aturan dan ketentuan, apalagi jika peraturan ini tidak dibahas dengan anak sebelumnya.
Pelanggaran aturan dan ketentuan ini juga menjadi penyebab dari seringnya pertengkaran orangtua dan Anak, hindari penggunaan aturan dan ketentuan dan jelaskan secara lebih deskriptif apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan si Anak dan apa saja manfaatnya.
3. Permasalahan yang disebabkan dari sekolah
Tidak seperti anak-anak yang lebih muda yang masih memiliki rasa semangat belajar dengan rajin dan teliti menyelesaikan studi tepat waktu, Anak remaja biasanya sangat sibuk untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru sehingga pekerjaan sekolah menjadi dilewatkan.
Seringkali si Anak mendapatkan penurunan nilai karena meningkatnya tingkat kesulitan pekerjaan sekolah, mata pelajaran baru, lebih banyak bergaul dan kesalahan-kesalahan sederhana menjadi sangat umum dikalangan remaja. Mereka mungkin membenci kenyataan bahwa orangtua mencoba memaksakan jam malam mereka untuk menyisihkan waktu agar belajar.
Ketika orangtua mencoba untuk memaksakan aturan belajar dan bersikeras bahwa anak mereka menyelesaikan pekerjaan rumah dan bacaan mereka sebelum keluar, menarik kebencian dan ini mengarah pada perkelahian yang tidak disengaja.
Agar mengurangi permasalahan ini, buatlah kondisi rumah menjadi menyenangkan untuk belajar. Orangtua juga tidak boleh untuk menutup mata terhadap apa yang menjadi kesulitan anak saat berada disekolah sehingga menghindari anak mendapatkan penurunan nilai.
4. Diberlakukannya peraturan jam malam pada anak
Salah satu keluhan orangtua kepada anaknya adalah mereka mengharapkan anaknya untuk pulang lebih dari awal atau tidak sampai larut malam. Orangtua biasanya menetapkan batas waktu yang masuk akal untuk lingkungan mereka.
Namun, biasanya ini tidak cocok dengan lingkungan anak remaja saat ini yang sering kembali terlambat. Apa yang dianggap tidak wajar oleh orangtua mungkin seringkali menjadi hal yang dipertanyakan untuk anak-anak. Sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan untuk hal ini.
Jam malam dan pembatasan waktu kemudian menjadi salah satu alasan utama untuk berkelahi, karena orangtua yang menyatakan bahwa jam malam diberlakukan juga untuk keselamatan si Anak, tetapi justru Anak merasa pantas untuk dapat banyak kebebasan.
Jika ini menjadi masalah Mama dirumah, coba untuk berkomunikasi kepada anak. Keterbukaan anak dalam memberitahukan kemana ia akan pergi, dengan siapa, dan sampai jam berapa mungkin menjadi pertimbangan bagi orangtua dan anak dalam memberikan waktu keluar malam hari.
5. Menggunakan ponsel terlalu sering
Keluhan selanjutnya yang dimiliki sebagian besar orangtua adalah ketika si Anak yang terlalu sering menghabiskan banyak waktu dengan menatap layar ponsel mereka. Bebasnya akses dalam bersosial media, menonton video, dan bermain permainan yang semuanya tersedia dalam satu benda.
Tidak mengherankan jika Anak remaja lebih banyak menghabiskan begitu banyak waktu di ponsel mereka. Telah dipastikan anak-anak menempatkan ponsel mereka diatas hampir semua hal lainnya. Bagaimanapun orangtua khawatir bahwa remaja menghabiskan terlalu banyak di ponsel menyebabkan hilangnya interaksi.
Selain membahayakan mata mereka, anak remaja jadi kurang atau kehilangan interaksinya dan waktu bersama keluarganya atau manusia nyata. Anak-anak cenderung menjadi penggerutu jika orangtua mengambil ponsel mereka dan terjadi pertengkaran diantara orangtua dan anak.
Untuk menghindari hal ini, Mama dapat memberikan jam-jam tertentu kapan anak boleh menggunakan ponsel dan kapan mereka harus memberikan waktu bagi keluarganya. Namun, orangtua juga harus berkonsekuensi untuk menyediakan waktu bagi Anak saat ponselnya sedang diambil.
Bagaimana nih cara Mama, untuk tetap berkomunikasi yang baik dengan Anak? yuk berikan komentarmu di bawah ini ya!
Baca Juga:
- Perubahan Sosial yang Terjadi pada Anak Menjelang Remaja
- Perkembangan Umum Anak Pra Remaja: Kapan Tumbuh Rambut Kemaluan?
- 8 Hal yang Harus Diajarkan kepada Anak Perempuan Menjelang Remaja