Stres dapat mudah hadir dalam kehidupan sehari-hari anak dalam berbagai bentuk dan situasi. Dua penyebab stres yang sering muncul adalah stres fisiologis dan psikososial.
Dilansir dari Nature, stres psikososial adalah hasil dari ketidakseimbangan antara pengalaman buruk dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk mengatasinya.
Penting bagi Mama untuk membantu anak mengelola stres psikososial, karena ini melibatkan faktor-faktor di luar (apa yang anak hadapi) dan di dalam (pikiran anak tentang hal itu), dan dapat mempengaruhi berbagai bidang kehidupannya.
Untuk membantu Mama mengenali stres psikososial pada anak, berikut Popmama.com akan membahas apa itu stres psikososial dan beberapa strategi yang dapat membantu mengatasinya. Yuk simak!
Apa itu Stres Psikososial?
Freepik
Dilansir dari Very Well Mind, sederhananya, stres psikososial terjadi ketika seorang anak melihat ancaman sosial yang dirasakan dalam hidupnya, baik itu secara nyata atau bahkan yang dibayangkan, dan melihat bahwa ancaman itu mungkin memerlukan sumber daya yang tidak ia miliki.
Stres psikososial dapat mencakup apa pun yang disebut menjadi ancaman yang dirasakan terhadap status sosial, misalnya penghargaan sosial, rasa hormat, dan/atau penerimaan dalam suatu kelompok, ancaman terhadap harga diri, atau ancaman yang anak rasa tidak dapat ia kendalikan.
Contohnya, anak mengalami tindakan bullying secara verbal, dimusuhi oleh teman-temannya (diasingkan), atau anak hanya merasa takut ketika temannya bermain dengan orang lain.
Semua ancaman itu dapat menyebabkan respons stres dalam tubuh. Ini bisa menjadi beberapa stresor yang paling berat untuk dihadapi, karena dapat membuat anak merasa tidak didukung dan terasing. Ini bisa membuatnya lebih sulit untuk diatasi.
Setelah mengenali apa itu stres psikososial dan contohnya yang mungkin dialami anak, penting bagi Mama untuk mencari tahu cara mengatasinya. Berikut beberapa tips yang dapat membantu anak mengelola stres psikososial:
1. Bantu anak mengembangkan keterampilan resolusi konfliknya
Freepik
Tak dapat dipungkiri bahwa konflik adalah bagian yang hampir tak terhindarkan dari hubungan apa pun. Sehingga mengajarkan keterampilan resolusi konflik adalah hal penting yang perlu dilakukan orangtua pada anak sejak usia muda.
Konflik dapat mudah terjadi jika ada seseorang yang memiliki perbedaan pendapat dan akan menginginkan hal yang berbeda.
Dengan melatih keterampilan resolusi konflik anak, Mama dapat membantunya untuk mengubah pemikiran-pemikiran apa yang perlu anak bawa dalam situasi ini, kemudian juga dapat meredakan beberapa hal negatif, dan membuatnya memiliki kebiasaan perilaku serta pemikiran yang lebih sehat.
Ini dapat sangat meminimalkan stres yang dirasakan oleh semua yang terlibat.
Editors' Pick
2. Fokus untuk mendukung anak dan hindari drama
Freepik/Prostooleh
Saat anak mengalami stres psikososial, anak mungkin tak mampu berpikir jernih tentang siapa yang ia percayai untuk mendukungnya dan siapa yang tidak.
Jika anak mengalami hal ini, dukungan dan keberadaan Mama sangatlah penting untuknya. Memberikan dukungan, mendengarkan apa yang anak rasakan dan pikirkan, memvalidasi perasaan anak, dan menawarkan bantuan.
Selain itu, menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak dapat membuat hidupnya lebih mudah dan meminimalkan waktu yang ia habiskan dengan penyebab stres, sehingga dapat mengurangi banyak stres psikososial yang anak alami.
Walaupun ini tidak akan menghilangkan semua stres yang anak alami, tetapi ini dapat membantunya mengembalikan pikiran jernih dan menghentikan banyak stres.
3. Memberikan sudut pandang yang berbeda
Freepik
Anak-anak dan remaja dikenal memiliki perasaan yang mudah bergejolak, sehingga ini membuatnya mudah meraasa marah atau terancam oleh hal-hal yang mungkin tidak terlalu mempengaruhinya, dan ini akan menghasilkan stres yang tidak diperlukan.
Mengubah cara anak dalam melihat sesuatu, atau hanya mengubah fokusnya, dapat membuat perbedaan dalam tingkat stres anak. Ini dapat membuat sesuatu yang tampaknya menjadi masalah besar terasa kurang.
Misalnya, anak merasa takut teman-temannya akan memusuhinya jika mereka bertemu dengan orang lain. Dalam hal ini, Mama dapat memberikan pandangan seperti, "Maaf jika kamu merasa seperti itu, namun mereka tampaknya senang bermain denganmu, dan mereka selalu menemanimu di sekolah, bukan?"
Ketika diletakkan dalam perspektif yang berbeda, ini bisa membantu anak mengurangi perasaannya stresnya.
4. Menemukan strategi manajemen stres yang cocok untuk anak
Freepik
Menemukan cara untuk mengelola tingkat stres anak secara keseluruhan dapat membantunya menjadi kurang reaktif terhadap stres psikososial, atau penyebab stres tertentu.
Di sini Mama bisa mencoba berbagai cara, seperti mengajak anak untuk meditasi, yoga, atau olahraga ringan untuk mengatasi stresnya. Atau, Mama juga bisa mengajak anak melakukan kegiatan menyenangkan seperti, bernyanyi, memasak, berkebun, melukis, dan lain-lain.
Kuncinya adalah menemukan sesuatu yang cocok untuk anak, dan sesuatu yang cocok dengan hidupnya dan dengan kepribadiannya.
Itulah beberapa cara untuk mengatasi stres psikososial pada anak. Namun, mungkin Mama bertanya-tanya mengapa stres psikososial ini penting untuk diatasi? Mari kita lihat bagaimana dampak stres pada anak dalam jangka panjang yuk!
Dampak Buruk Hormon Stres dalam Jangka Panjang yang Mengancam Anak
Freepik
Ketika stres psikososial memicu respons stres, tubuh melepaskan sekelompok hormon stres, seperti kortisol, epinefrin (atau adrenalin), dan dopamin, yang menyebabkan ledakan energi serta perubahan lain dalam tubuh, ini juga termasuk perasaan berjuang atau menyerah.
Perubahan yang disebabkan oleh hormon stres dapat membantu dalam jangka pendek, tetapi dapat merusak dalam jangka panjang seorang anak.
Misalnya, kortisol dapat meningkatkan fungsi tubuh dengan meningkatkan energi yang tersedia, tetapi juga dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan serta sejumlah efek lainnya.
Epinefrin juga dapat membantu memobilisasi energi, namun dapat menciptakan hasil psikologis dan fisik yang negatif dengan paparan yang lama.
Nah itulah beberapa informasi seputar stres psikososial, dampak buruknya bagi tubuh, dan juga cara mengatasinya. Dengan mengetahui hal ini, penting bagi Mama untuk membantu anak dalam mengelola stres psikososial dalam kehidupannya, agar respons stres hanya dipicu saat diperlukan.
Selain itu, penting juga untuk mengajarkan anak bagaimana teknik menghilangkan stres, untuk membalikkan respons stres secara efektif sehingga anak tidak mengalami stres berkepanjangan atau stres kronis.