Pada Senin (22/01/2024) pagi, seorang anak berusia 11 tahun bernama EFD ditemukan tewas gantung diri di kandang sapi di Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
EFD merupakan siswa kelas lima Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Wongsorejo. Dugaan sementara, EFD bunuh diri setelah terinspirasi video dari YouTube.
Jasadnya ditemukan oleh ayah angkat dan pamannya menggantung dengan seutas tali di tiang kandang sapi yang tak jauh dari rumahnya.
Berikut informasinya yang telah Popmama.com rangkum:
1. EFD ditemukan tewas gantung diri di kandang sapi
Freepik/Wirestock
EFD, bocah 11 tahun asal Banyuwangi, ditemukan tewas gantung diri di kandang sapi pada Senin (22/1/2024).
Korban tersebut merupakan anak kelas 5 di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
Diduga, korban kerap menonton video di YouTube yang tak sesuai umurnya, seperti cerita 'awalnya diremehkan lalu menaklukan iblis terkuat dan menjadi murid tak terkalahkan'
Editors' Pick
2. Ditemukan oleh ayah angkat dan pamannya sekitar pukul 05.00 WIB
Freepik
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega membenarkan peristiwa bunuh diri ini. EFD ditemukan tidak bernyawa oleh ayah angkatnya Moh Anshori (54) dan pamannya Miswan (60) sekitar pukul 05.00 WIB.
Polisi yang tiba ke lokasi sempat kesulitan untuk melakukan identifikasi. Pasalnya, tubuh EF sudah diturunkan terlebih dahulu.
"Menurut keterangan Polsek (Wongsorejo) itu pertama kali yang menemukan ayah angkat (korban) di kandang sapi sudah dalam keadaan meninggal, kemudian diturunkan," ujar Andrew kepada IDN Times, yang dikutip pada Rabu (24/1/2024).
3. Diketahui korban sering menonton konten YouTube yang tidak untuk usianya
Freepik/Jcomp
Menurut Kapolsek Wongsorejo AKP Eko Darmawan, dari hasil olah TKP polisi menyita barang bukti seperti tali tampar berwarna biru dengan ukuran sekitar 1,5 meter, sandal jepit berwarna hitam, tangga bambu, dan ponsel telah diamankan.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Blambangan untuk dilakukan autopsi. Hasil pemeriksaan luar, korban meninggal karena jeratan pada leher.
Berdasar keterangan keluarga, sebelum ditemukan gantung diri, korban tidak menunjukkan perilaku yang janggal. Sehingga polisi lantas memeriksa handphone korban.
Dari ponsel tersebut ditemukan bahwa korban diketahui sering menonton konten di YouTube yang tidak selayaknya dilihat oleh anak-anak seusianya.
4. Polisi memeriksakan ponsel korban ke laboratorim forensik
Freepik/awesomecontent
Andrew menyebut, korban juga sering menonton video kartun. Namun, isi dalam video tersebut seperti apa, pihaknya masih belum bisa menjelaskan karena masih dilakukan pendalaman.
"Informasi Kanit Reskrim Polsek menginformasikan, video-video YouTube bentuknya film kartun, tapi isinya apa kami belum tahu, karena barang bukti sudah kita amankan, sudah kita segel, kita serahkan ke ahli untuk didalami," tuturnya.
Polisi kini sedang memeriksaan ponsel korban ke laboratorium forensik. Selain itu juga bekerjasama dengan dinas terkait.
"Kami masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium forensik, dan juga nanti kita akan melibatkan dinas-dinas terkait," ujarnya.
5. Korban diasuh oleh paman serta orangtua angkatnya sejak usia 2 tahun
Freepik/jeswin
Menurut Kapolsek Eko, selama ini korban dalam pengasuhan paman serta ayah dan ibu angkatnya sejak usia 2 tahun. Ibu angkat EFD atau istri Anshori bernama Misrihati.
Sedangkan orangtua kandung EFD selama ini tinggal di Surabaya. Saat kejadian tersebut, orangtua EFD sedang berada di Ponorogo. Mereka kemudian segera berangkat ke Banyuwangi begitu mendapatkan kabar kematian anaknya.
Itulah informasi seputar bocah 11 tahun bunuh diri, diduga dipengaruhi konten YouTube. Semoga hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi setiap orangtua dan pengasuh untuk lebih berhati-hati.