5 Cara Ampuh Mengatasi Anak yang Kecanduan Media Sosial
Jangan biarkan kecanduan media sosial merusak aktivitas sehari-hari anak ya, Ma!
12 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Smartphone dan media sosial sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi segala kalangan usia, termasuk anak-anak hingga remaja. Dimanapun dan kapanpun anak bisa akses internet, bermain media sosial atau sekadar bermain game online.
Sayangnya, semua yang memudahkan ini bisa memberikan dampak buruk terhadap anak. Tak sedikit dari anak-anak hingga remaja yang sudah kecanduan media sosial sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari seperti belajar.
Mengurangi kecanduan dari media sosial juga dapat membantu anak agar bisa lebih fokus dan produktif dalam menjalani hari-hari, termasuk membuatnya lebih bahagia dan terhindar dari stres serta membandingkan diri di media sosial.
Untuk mengatasi anak yang kecanduan media sosial, berikut Popmama.com telah menyiapkan lima caranya di bawah ini!
1. Menghapus aplikasi yang jarang digunakan
Semakin besar memori internal pada gadget atau laptop yang anak miliki, maka semakin banyak pula aplikasi yang ingin anak download, bukan?
Nah, sekarang coba ajak anak untuk memilih aplikasi yang paling penting untuknya, mungkin akhirnya anak menyadari bahwa ada beberapa aplikasi yang akhirnya jarang digunakan atau sama sekali tak pernah digunakan.
Dari sini, anak bisa menghapus beberapa aplikasi yang jarang digunakan. Intinya, ia tidak butuh terlalu banyak aplikasi.
Dengan cara ini, anak akan melihat tampilan gadget dan laptopnya jadi lebih rapi dan terorganisir. Serta, ia tidak akan menghabiskan waktu untuk menggunakan aplikasi-aplikasi yang sebenarnya tak penting untuknya.
Editors' Pick
2. Mematikan notifikasi atau silent ponsel saat situasi penting
Menikmati momen-momen bersama keluarga dan kerabat di dunia nyata adalah salah satu manfaat ketika anak mengurangi penggunaan media sosial.
Minta anak untuk mematikan notifitasi atau silent ponsel adalah cara agar ia tidak terganggu oleh gadget saat berkumpul dengan teman ataupun keluarga. Ini juga bisa dilakukan saat anak sedang belajar, karena bisa membuatnya fokus pada apa yang sedang dilakukan.
Dengan mematikan notifikasi, anak akan banyak melihat hal yang selama ini tidak disadarinya. Terlebih lagi jika selalu sibuk melihat apa yang dimiliki orang lain, anak suka lupa dengan apa yang ia miliki di dunia nyata.
3. Membatasi penggunaan perangkat digital
Jika selama ini Mama kurang peduli dengan berapa jam yang anak habiskan untuk memakai perangkat digital, coba sekarang mulai beri batasan dalam penggunaannya.
Misalkan, Mama dapat menetapkan batasan menggunakan ponsel 6 jam dalam sehari. Atau menggunakan laptop hanya saat belajar.
Sisa waktu yang anak miliki bisa digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau teman, main dengan hewan peliharaan, melakukan aktivitas fisik, mencoba resep baru, beres-beres lemari, baca buku, melukis, dan lain-lain. Sepertinya itu terdengar seru juga ya Ma!
Tak hanya seru, cara ini juga lebih bermanfaat daripada anak sibuk scrolling media sosial yang terkadang membuatnya cemburu dan mulai membandingkan hidup dengan orang lain yang dilihatnya.
4. Rutin menerapkan hari bebas digital permanen
Menurut sebuah studi dalam salah satu jurnal Cambridge University, disebutkan bahwa ketika manusia kecanduan digital, mudah bagi separuh hidupnya untuk "tertinggal" di dunia virtual. Hal ini karena manusia sangat membutuhkan kontak dengan dunia nyata, internet saja tidak akan cukup.
Untuk mencegah hal ini, cobalah untuk menanamkan hari bebas digital permanen, baik itu satu hari dalam setiap minggu atau dilakukan setiap bulan. Cara ini juga membuat anak dan anggota keluarga untuk menjadi kreatif dan saling terhubung kembali.
Dilansir dari VeryWell Family, melakukan hari bebas digital adalah cara yang tepat untuk menghentikan kebiasaan konsisten bermain media sosial. Mama dan anak bisa merencanakan kegiatan dan melakukan sesuatu sebagai keluarga di mana tidak ada gangguan.
Alhasil, remaja justru akan mulai menantikan hari ini, di mana semua anggota keluarganya dapat berkumpul dan hidup di masa sekarang, tidak terganggu oleh telepon atau notifikasi media sosial.
5. Memberikan contoh pada anak pentingnya mengurangi penggunaan media sosial
Terakhir yang tak kalah penting adalah memberikan contoh pada anak. Ketika menyarankan pembatasan penggunaan gadget namun Mama sendiri tak melakukannya, remaja bisa merasa tidak adil dan akhirnya diam-diam menggunakan gadget-nya.
Dilansir dari HuffPost, ketika orangtua meminta anaknya untuk mengurangi waktu bermain media sosial, maka orangtua juga perlu mencontohkannya. Bahkan jika Mama tak bermain media sosial, ini bisa dilakukan dengan tidak mengecek email, membuka ruang obrolan, dan lain-lain.
Meskipun mungkin perlu untuk bekerja dan menjawab email di ponsel, harus ada waktu yang ditentukan setiap hari di mana orangtua tidak menggunakan layar. Contohnya, di sore hari, dan di waktu lain seperti saat di meja makan, di mana fokusnya harus pada makanan dan keluarga.
Jika Mama tidak menunjukkan pentingnya pembatasan media sosial, remaja tentu tidak akan mengerti mengapa ia harus melakukannya.
Nah itulah lima cara ampuh mengatasi anak yang kecanduan media sosial. Terlepas dari sebuah kecanduan memang tidak mudah bagi remaja yang terbiasa menggunakan media sosial di hampir setiap waktu kehidupannya.
Tapi ini juga sulit jika Mama membantu anak dengan mendorongnya melakukan cara-cara di atas dan memastikannya akan kualitas hidup lebih baik jika mengurangi penggunaan media sosial. Pastikan untuk menjadi contoh yang baik juga ya Ma!
Baca juga:
- 5 Dampak Buruk dari Kecanduan Media Sosial pada Anak Remaja
- Bagaimana Media Sosial Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental Remaja?
- 5 Tanda Remaja Kecanduan Media Sosial yang Sering Diabaikan