Orangtua tentu khawatir ketika anak mereka yang masa kecilnya sangat bersemangat, tiba-tiba menjadi remaja yang tidak tertarik dan apatis.
Apatis, atau kurangnya minat dan mundur dari aktivitas sebelumnya, bisa disebabkan oleh kondisi serius seperti depresi, atau bisa juga karena proses pendewasaan alami. Sikap apatis dihilangkan dengan membantu anak-anak menemukan motivasi mereka sendiri.
Sayangnya jika dibiarkan, sikap apatis ini bisa menghancurkan cita-cita anak. Karena mulai berhenti peduli tentang tugas sehari-hari, hobi, atau kepentingan pribadi.
Bantu anak menghilangkan sikap ini dengan lima cara atasi remaja yang punya sikap apatis atau tak acuh, yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Membangun koneksi dan komunikasi di mana pun dan kapan pun
Freepik/Artfolio
Membangun koneksi dalam hubungan adalah kunci untuk mengatasi remaja yang apatis, dan itu juga untuk menguatkan hubungan orangtua dan anak. Namun perlu diingat, bahwa membangun hubungan membutuhkan waktu, dan tidak bisa dipaksa.
Mama bisa mulai dengan mencoba mengeksplorasi minat yang sama, atau bisa berbagi kisah hidup yang menarik. Bicaralah dengan anak tentang apa yang terjadi di dunia, dan luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang ia katakan.
Bangun ikatan ini di mana Mama bisa. Percakapan santai semacam ini dapat menunjukkan kepada anak bahwa ia berharga sebagai manusia, terpisah dari kinerja akademisnya. Jika remaja merasa tertarik pada dirinya sebagai pribadi, ia mungkin akan mencoba untuk lebih terlibat di dalam kehidupan sehari-hari.
Editors' Pick
2. Bantu remaja mengatasi depresi atau kesedihannya
Freepik
Apatis dalam kelompok besar remaja dapat mengindikasikan timbulnya depresi serius. Seorang remaja yang menarik diri dari semua aspek kehidupannya, mungkin mengalami penderitaan hingga kesedihan internal yang parah.
Remaja lebih mungkin mengalami depresi sebagai akibat dari perubahan tubuh dan mental yang tidak stabil, serta situasi di mana mereka belum membentuk mekanisme koping.
Orang dewasa telah belajar untuk mengatasi penolakan, kekecewaan, dan konflik, tetapi remaja mungkin menghadapi kejadian yang tak terhindarkan ini untuk pertama kalinya.
Jika seorang remaja yang sebelumnya terlibat tiba-tiba menarik diri dan bertindak tidak tertarik, Mama dapat segera mengajaknya untuk bertemu seorang terapis atau psikolog. Apatis bisa menjadi gejala dari masalah yang lebih serius.
3. Kenali perubahan otak yang terjadi selama masa remaja
Freepik/Jcomp
Ilustrasi
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Neuroscience, pertumbuhan otak berlanjut sepanjang masa remaja dan tidak selesai sampai jauh lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Menurut para peneliti, kepadatan materi 'abu-abu' ini tumbuh segera sebelum masa remaja dan mulai dirasakan sepanjang usia remaja, sebuah proses yang berlangsung hingga awal 20-an.
Perubahan mendadak di otak ini dapat disertai dengan perubahan minat dan perkembangan kepribadian yang sama cepatnya.
Seorang anak remaja yang mengalami perubahan ini mungkin tidak apatis terhadap segalanya, tetapi minat mereka dapat berubah dari bulan ke bulan. Sehingga penting bagi orangtua untuk mengenali apa yang membuat anak yang awalnya bersemangat menjadi acuh tak acuh terhadap sesuatu.
4. Memahami tahapan pematangan sikap seorang remaja
Unsplash/Nicolò Canu
Transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa mengharuskan ditinggalkannya beberapa perilaku masa kanak-kanak.
Saat pubertas menyerang, seorang anak yang pernah memiliki minat yang kuat pada barbie atau dinosaurus memperoleh serangkaian minat yang sama sekali baru baginya. Dan kebaruan minat ini seringkali mengalahkan minat sebelumnya.
Maka itu, penting bagi orangtua untuk mengenali kapan saatnya bagi seorang anak yang bukan lagi anak-anak untuk meninggalkan perilaku di masa kanak-kanak.
Wajar bagi remaja untuk kehilangan minat pada hobi masa kanak-kanak seiring bertambahnya usia, sehingga muncul beberapa sikap apatis ini.
5. Bekerja sama untuk membuat perubahan sedikit demi sedikit
Pexels/Any Lane
Apakah ada yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpedulian anak ketika Mama mendeteksi alasan atau pemicunya? Penyesuaian atau tindakan apa yang dapat Mama lakukan untuk menghilangkan atau mengurangi penyebabnya?
Nah, bersama dengan remaja penting untuk membuat daftar apa saja hal-hal yang menyebabkannya tidak semangat dan tidak tertarik pada sesuatu. Apatis sendiri bisa disebabkan akibat tumbuhnya rasa tidak percaya anak pada orang lain atau terlalu sering dikecewakan.
Jika ini yang terjadi, mulailah berpikir bersama-sama tentang bagaimana cara untuk mengatasinya. Misalnya, mendaftarkan anak pada kelas atau kursus yang sesuai dengan minatnya dulu. Atau sekadar mengajak anak melakukan kegiatan-kegiatan baru.
Bahkan jika Mama hanya mengendalikan sebagian kecil dari alasan atau pemicu, anak pada akhirnya akan memiliki rasa kendali atas hidupnya, yang dapat membantunya mengatasi ketidakpedulian.
Itulah lima cara atasi remaja yang punya sikap apatis atau tak acuh. Lebih terhubung dengan remaja tentu dapat membuat Mama lebih memahami tentang masalah mendasar yang membuatnya mengembangkan sikap apatis.
Jangan menyerah untuk membuat remaja kembali semangat dan produktif ya Ma!