Rasa malas merupakan hal yang manusiawi dan semua orang pasti pernah mengalaminya, terlebih lagi pada remaja. Ketika anak dihadapkan oleh banyak tugas dan materi yang harus ia pelajari, tak jarang rasa malas ini menghambat mereka untuk melaksanakan kewajibannya.
Meskipun demikian, Mama tidak bisa membiarkan remaja terus-terusan memelihara sifat malas tersebut. Perlu diketahui, bahwa mempertahankan kemalasan dapat beresiko fatal bagi pencapaian masa depan anak nantinya.
Kemalasan merupakan salah satu hambatan terbesar yang dapat menggagalkan kesuksesan. Meskipun tidak mudah, tapi sudah sepatutnya Mama menghadapi rasa malas anak yang harus dilawan.
Untuk membantu Mama, kali ini Popmama.com telah merangkum lima cara efektif yang bisa Mama lakukan ketika menghadapi anak yang malas belajar. Yuk simak tipsnya di bawah ini!
1. Jangan biarkan ketika anak suka menunda-nunda
Freepik/Karlyukav
Menunda-nunda tugas atau belajar merupakan kebiasaan buruk yang masih sering dilakukan banyak remaja, lho. Rasanya ingin mengerjakannya nanti saja, karena deadline atau ujian yang juga masih lama.
Alih-alih mengerjakan apa yang sedang menjadi kewajibannya sebagai pelajar, anak malah cenderung mengisi waktu dengan kegiatan lain yang sebenarnya tidak lebih penting. Jika kebiasaan ini tidak segera diubah, tentu keberhasilan anak bisa terhambat lho!
Maka dari itu penting untuk mengingatkan anak agar menyelesaikan tugasnya dan belajar sesuai jadwalnya. Hindari berpikiran bahwa semua kewajiban anak akan selesai dengan sendirinya, karena mungkin saja pada akhirnya tugas anak tidak pernah tuntas.
Jika kebiasaan menunda-nunda ini sampai dibiarkan, tentu akan merugikan anak dalam menggapai cita-cita dan harapan orangtua.
Editors' Pick
2. Catat daftar atau to-do-list tugas yang harus diselesaikan di minggu ini
Freepik
Buatlah daftar to-do-list tentang apa saja hal-hal yang harus remaja selesaikan dalam minggu ini. Cara ini bisa efektif untuk menekan rasa malas, dan anak juga akan lebih terdorong untuk berusaha mencapai apa yang telah ditentukan.
Tak kalah penting, berikan semangat pada anak bahwa ia pasti bisa menyelesaikan daftar tugas tersebut. Hal ini akan membuatnya jadi lebih bersemangat sehingga tidak lagi terjebak dalam kemalasan.
3. Menetapkan jadwal rutinitas sehari-hari
Freepik
Sedikit disinggung sebelumnya soal jadwal belajar atau mengerjakan tugas. Cobalah Mama mengajak anak untuk membuat rutinitas sehari-hari. Hal ini karena remaja umumnya memiliki aktivitas yang padat.
Ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memang bersifat penting dan ada pula kegiatan-kegiatan lain yang sebenarnya tidak begitu penting. Banyaknya kegiatan seringkali membuat anak lebih mudah lelah di awal, dan merasa malas meskipun belum menjalaninya.
Untuk mengatasi hal tersebut Mama dan anak bisa menetapkan jadwal harian. Dengan adanya jadwal harian maka anak dapat mengatur waktu dengan cermat, serta mampu memilah mana aktivitas yang sekiranya penting dan harus didahulukan.
4. Menempelkan poster dengan quotes tentang motivasi
Pexels/Tara Winstead
Salah satu hal terpenting yang dapat menekan rasa malas adalah motivasi. Ketika Mama sudah semaksimal mungkin memberikan dukungan, maka anak harus bisa memotivasi dirinya sendiri. Dengan cara apa untuk mengingatkan anak agar memotivasi diri sendiri?
Cara mudah untuk membuat anak mampu memotivasi diri sendiri adalah dengan menempelkan poster-poster tokoh favoritnya yang menunjukkan kalimat atau quotes motivasi. Misalnya, anak mengidolakan fisikawan teoretis, Albert Einstein.
Maka carilah posternya yang memotivasi anak dari Einstein, seperti “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” (Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu harus terus bergerak).
Dengan memotivasi diri sendiri, menjadikan remaja sebagai individu yang memiliki jiwa kerja keras sehingga enggan membuang-buang waktu begitu saja.
5. Berikan konsekuensi dengan mengambil hak istimewanya
Pexels/Karolina Grabowska
Disiplin merupakan salah satu hal yang paling sulit diterapkan dalam hidup seorang remaja. Namun, Mama harus tetap melakukannya.
Ketika seorang anak tidak memiliki sikap disiplin, maka ia akan menjadi individu yang tidak menghargai waktu dan cenderung bermalas-malasan dalam mengerjakan sesuatu.
Ketika berusaha mendisiplinkan anak yang malas belajar, penting bagi Mama untuk menerapkan konsekuensi.
Misalnya, mengambil hak istimewa anak seperti tidak boleh menonton televisi atau mengambil gadgetnya selama beberapa jam agar ia bisa fokus belajar dan mengerjakan tugas.
Meskipun terkesan tidak mudah, tapi Mama harus membiasakan diri dengan hal tersebut. Ketika sudah terbiasa memiliki sikap disiplin, maka anak akan mendapatkan banyak manfaat.
Remaja yang sudah tertanam sikap disiplin, akan menjadi individu yang memiliki ketegasan diri, sehingga dapat melawan kemalasan.
Kini Mama sudah mengetahui bagaimana cara menghadapi remaja yang malas belajar.
Rasa malas memang hal yang umum dimiliki setiap orang. Namun, hal tersebut tidak dapat Mama abaikan begitu saja.
Jika anak mama termasuk individu yang masih terjebak kemalasan, jangan lupa untuk terapkan lima cara di atas agar rasa malasnya tidak semakin menjadi-jadi.