7 Cara Atasi Remaja yang Suka Membandingkan Diri di Medsos
Beristirahat dari media sosial sejenak itu penting lho!
12 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Media sosial adalah tempat bagi kaum muda untuk terhubung, belajar, dan tumbuh sebagai individu. Namun, hidup di dunia serba modern tak selalu seperti yang kita pikirkan. Meskipun ada banyak manfaat dari media sosial, ada juga negatifnya.
Salah satu dampak negatif yang cukup besar dari media sosial adalah kesehatan mental dan kesejahteraan seorang remaja perempuan muda. Ini terutama ketika mereka mulai membandingkan dirinya dengan apa yang dia lihat di medsos.
Seorang remaja bisa terus-menerus merasa bersaing dengan remaja-remaja lain yang dilihatnya, dan ingin terlihat seperti mereka, atau memiliki lebih dari yang mereka miliki.
Jika anak mama menunjukkan kecenderungan ini, ada beberapa tips untuk mengatasinya. Berikut Popmama.com telah merangkum tujuh cara atasi remaja yang suka membandingkan diri di medsos. Baca terus ya Ma!
1. Istirahat dari media sosial untuk sementara
Meskipun ini mungkin tampak mustahil bagi anak remaja yang cenderung ketergantungan dengan media sosial, namun salah satu cara terbaik untuk mengatasi kebiasaan membandingkan diri sendiri adalah dengan membatasi waktu di media sosial.
Jika ini menjadi masalah besar bagi anak, beri tahu anak bahwa ia harus benar-benar berhenti scrolling media sosial untuk sementara waktu, misalnya untuk satu jam.
Dalam satu jam ini, anak bisa pergi keluar dan berjalan-jalan untuk menjernihkan pikiran. Ini dapat membantu anak berhenti memfokuskan semua energinya pada apa yang sedang terjadi di dunia digital.
2. Menentukan apa masalah dan cara mengatasinya
Kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain umumnya berasal dari rasa tidak aman yang remaja miliki. Dengan menanyakan anak apa masalah dan keinginannya, ini dapat membantunya fokus pada apa yang dapat (dan ingin) ia lakukan untuk mencoba dan memperbaiki diri.
Misalnya, seorang remaja perempuan yang suka membandingkan bentuk tubuhnya dengan orang lain, dapat belajar lebih banyak tentang gaya hidup sehat dan latihan kebugaran dari figur publik yang aktif memposting tentang olahraga dan gaya hidup sehat.
Tanyakan pada anak dan cobalah membuat rencana berdasarkan fokus masalah yang ingin anak capai.
Editors' Pick
3. Mengingatkan anak bahwa media sosial tak selalu nyata
Ini mungkin menjadi sulit untuk dipahami, tetapi begitu anak memahaminya konsepnya, ini dapat membantu meringankan masalah remaja yang suka membandingkan diri dengan orang lain.
Dilansir dari Hearts Empowerment, penting bagi setiap orangtua untuk berbicara dengan anak tentang fakta bahwa media sosial itu tidak selalu nyata.
Tentu, mereka yang memposting gambar itu nyata. Namun arti dari tidak selalu nyata adalah mereka yang di luar sana hanya membagikan apa yang ingin mereka bagikan kepada dunia, dan mengabaikan aspek negatif apa pun.
Dengan mengingatkan hal ini, dapat membantu mengubah pola pikir anak saat menggulir feeds media sosialnya.
4. Lebih aktif memposting di media sosial
Meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tanyakan kepada anak seberapa sering ia memposting, berbagi, memberikan 'likes' dan berkomentar.
Jika anak hanya menggulir dan membandingkan diri, itu tidak akan baik untuk kesehatan mentalnya. Sebaliknya, jika anak lebih aktif di media sosial, ini dapat membantu meringankan masalahnya.
Media sosial dimaksudkan untuk membagikan pengalaman sosial. Semakin banyak anak memposting, menyukai, berkomentar, dan mendukung, dapat membantunya mengalihkan fokus dari membandingkan dan mendukung orang lain.
Dengan pemahaman ini, anak juga bisa memanfaatkan media sosial dengan baik dan bisa mendapatkan pengalaman penuh menggunakan sosial dengan sehat.
5. Berfokus pada 'connect' bukan 'compare'
Dilansir dari Children & Screens ada beberapa cara bagi remaja agar lebih bisa menggunakan media sosial sebagai media untuk menghubungkan bukan untuk membandingkan.
Media sosial, dan internet pada umumnya, akan memperlihatkan siapa saja dengan gambar-gambar indah yang disaring dan dipose agar terlihat dengan cara tertentu. Meskipun ini adalah alasan lain mengapa media sosial tidak selalu "nyata", ini juga menjadi momen untuk terhubung.
Ingatkan bahwa anak harus fokus menggunakan media sosial untuk terhubung dengan keluarga dan teman, orang-orang yang mengenalnya di kehidupan nyata. Anak mungkin juga bisa terhubung dengan beberapa figur publik yang menarik perhatiannya.
Misalnya remaja perempuan melihat banyak figur publik yang pandai membuat konten yang berhubungan dengan kecantikan, maka ia bisa bertanya dan mempelajari bagaimana membuat konten menarik atau belajar makeup dari figur publik tersebut.
6. Perhatikan siapa yang anak ikuti di media sosial
Semua platform media sosial memberi pengguna kesempatan untuk mengikuti atau "berteman" dengan siapa saja. Ini bisa siapa saja, dari teman sekolah hingga selebriti atau tokoh masyarakat.
Cari tahu siapa yang diikuti anak, dan lihat apakah ada cara untuk menghilangkan pemicu yang mungkin membuat anak remaja mama membandingkan dirinya.
Jika ada satu pemicu yang menyebabkan anak dipenuhi dengan keraguan diri, apakah itu dari teman sebaya atau selebriti, minta anak untuk berhenti mengikuti (dan bahkan mungkin memblokirnya) untuk sementara, sampai kebiasaan ini mulai hilang.
7. Mengajarkan anak untuk mencintai diri sendiri
Terkadang, sedikit refleksi diperlukan dan itu bisa menambah sedikit sudut pandang baru. Jika anak perempuan mama terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain, mintalah anak untuk melakukan sedikit “tugas”.
Mama dapat meminta anak menuliskan minimal 10 hal yang ia sukai tentang dirinya, apakah itu fisik, perilaku, gaya hidup, atau apapun. Di kertas lainnya, minta anak menuliskan apa yang ingin (dan bisa) ia ubah.
Awalnya anak mungkin mengeluh, namun untuk menghilangkan tekanan, Mama juga bisa menulis daftar Mama sendiri. Ini dapat membantu anak melihat semua hal hebat tentang dirinya, dan mungkin membantunya menciptakan beberapa tujuan jika ada hal-hal yang ingin dia ubah.
Nah itulah beberapa cara atasi remaja yang suka membandingkan diri di medsos. Media sosial akan selalu ada, begitu pula masalah-masalah yang menyertainya. Sehingga ajarkan remaja bagaimana bijak menggunakan media sosial yang sehat, yang tidak merugikan dirinya dan orang lain.
Baca juga:
- 5 Alasan Mengapa Penting Menerapkan Parenting Sejak Anak Usia Dini
- 5 Cara Mencegah Kebiasaan Mencuri pada Anak Sejak Usia Dini
- 7 Tips Mengurus Anak Tanpa Bantuan Babysitter