7 Cara Membangun Komunikasi dengan Anak yang Introvert
Membuat hubungan semakin akrab dan harmonis!
4 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu hal terpenting yang perlu diingat tentang seorang anak yang introvert adalah ia hanya dapat dengan mudah berbagi hal-hal dengan seseorang yang ia rasa nyaman. Jadi, apa artinya ini?
Sehingga, Mama perlu menjadi salah satu orang yang membuat anak nyaman ketika berada di sisi Mama, hal ini untuk membangun hubungan yang kuat dengan anak introvert. Mama mungkin berpikir bahwa karena Mama adalah orangtua, otomatis anak akan merasa nyaman berada di dekat Mama.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi untuk anak yang tertutup atau introvert. Jika Mama tidak berusaha lebih keras untuk memahami kebutuhan dan kesukaan anak, ia akan sering ragu untuk menceritakannya kepada Mama.
Menjaga hubungan dengan anak sangatlah penting, maka dari itu kali ini Popmama.com akan membahas 7 cara untuk membantu Mama berkomunikasi lebih baik dengan anak yang introvert dan membangun hubungan yang akrab:
1. Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dengan anak
Banyak orangtua merasa anak yang memiliki jiwa introvert kurang berkomunikasi dengan mereka. Mama mungkin menganggap ini mengkhawatirkan, terutama jika Mama seorang ekstrovert dan suka berbagi pemikiran dengan orang lain.
Tetapi Mama harus memahami bahwa anak yang introvert tidak melihat perlunya percakapan terus-menerus. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berpikir dan cenderung menghindari semua pembicaraan yang tidak perlu.
Namun, ini bukan berarti bahwa Mama tidak boleh berinteraksi dengan anak. Mama tentu dapat mendorong anak untuk membagikan pikiran dan perasaan mereka. Hal terpenting yang harus diingat adalah menemukan waktu yang tepat.
Jika Mama mencoba memulai percakapan setelah hari yang melelahkan di sekolah atau acara keluarga yang melelahkan, kemungkinan besar anak tidak akan tertarik. Ketidaktertarikannya mungkin membuat Mama ragu untuk mengungkit topik tersebut lagi.
Namun, itu mungkin benar-benar sesuatu yang ingin dibicarakan anak hanya saja tidak pada saat itu. Jika ini masalahnya, Mama kehilangan kesempatan untuk terhubung dengan anak hanya karena memilih waktu yang salah untuk mengungkitnya.
Dalam hal bercakap-cakap, memilih waktu saat anak sedang tenang dan santai akan selalu memberikan hasil yang lebih baik.
2. Perhatikan tanggapan anak dengan jeli
Penting juga bagi orangtua untuk jeli. Karena Mama bukan berurusan dengan seorang anak yang mudah menggambarkan setiap pikiran dan tindakannya. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan hal-hal yang tidak terlalu jelas.
Saat Mama berbicara dengan anak tentang sesuatu yang tidak penting, teruslah berbicara jika ia tampak tertarik. Hindari mengajukan terlalu banyak pertanyaan jika Mama melihat pikiran anak seperti ada di tempat lain.
Bertanya berulang kali atau mencoba mendiskusikan hal-hal yang tidak anak minati dapat membuatnya menghindari percakapan sejak awal.
Amati bahasa tubuhnya dan belajar membaca ekspresi wajah anak. Melakukan hal ini akan membantu Mama dalam memahami anak dengan lebih baik, dan menutupi kurangnya kata-kata yang diucapkan.
Editors' Pick
3. Ketika anak mengekspresikan dirinya, penting untuk mendengarkan
Ketika anak yang introvert mencoba memulai percakapan, tandanya anak sedang menghadapi masalah besarnya. Mama mungkin melihat anak terbiasa memulai beberapa percakapan setiap hari dengan banyak orang, tetapi sebenarnya tidak.
Ia cenderung berbicara hanya setelah banyak pemikiran. Karena itu, anak mungkin memiliki ekspektasi atau menginginkan hasil yang spesifik ketika ia akhirnya benar-benar mengungkapkan pemikirannya.
Di sinilah Mama perlu memberikan upaya ekstra untuk anak mama yang introvert, memberi perhatian saat ia mencoba untuk terlibat dengan Mama. Anak lain mungkin akan terus mengulangi hal yang sama sampai orangtuanya mendengarkannya, tetapi tidak sama halnya dengan introvert.
Dilansir dari Wehavekids.com, anak yang introvert akan jarang membicarakan suatu topik lagi jika tidak ada minat yang ditunjukkan, ia menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna.
Hal ini karena anak cenderung memikirkan banyak hal dan membayangkan banyak hal, ia mungkin telah banyak merenungkan pertanyaan atau topik khusus ini sebelum akhirnya mendatangi Mama. Jadi, setiap kali anak menceritakan sesuatu, dengarkan dengan penuh perhatian dan tanggapi dengan antusias.
Ketika anak mulai menceritakan sesuatu, ajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik dan libatkan anak dalam percakapan. Saat Mama menunjukkan minat pada apa yang anak katakan, kemungkinan besar anak tidak akan terlalu berhati-hati lagi, berbagi lebih banyak tentang apa pun yang ada di pikirannya.
Hindari menunjukkan rasa tidak antusias seperti tidak mendengarkan anak berbicara dan mengalihkan topik pembicaran.
4. Mendorong dan terlibat dalam minat anak
Cara yang bagus untuk membuat anak terbuka dengan Mama adalah dengan menemukan aktivitas yang dapat dinikmati bersama. Jika anak sangat tertarik pada sesuatu, pastikan Mama mendukungnya untuk melakukan aktivitas atau hobi ini.
Jika Mama secara aktif membantu anak mengembangkan minatnya, ia tidak akan ragu untuk meminta dukungan atau pendapat Mama. Ketika ia mulai membagikan kemajuan atau pencapaiannya dalam sesuatu yang disukai, itu akan memperkuat hubungan Mama dan anak.
Namun, ini tidak berarti Mama harus menekan anak atau menjadi terlalu antusias. Ketahui batasan Mama dan beri anak ruang untuk menikmati melakukan apa yang ia sukai.
5. Tunjukkan dukungan dalam situasi sosial
Kehadiran di acara keluarga dan acara sosial adalah wajib bagi anak, namun biasanya ia tidak memiliki banyak suara di dalamnya. Bahkan jika anak mengatakan bahwa ia tidak ingin hadir, seringkali tidak dianggap serius.
Untuk kelompok kecil yang terdiri dari keluarga dan teman dekat, biasanya tidak menjadi masalah. Tetapi jika menyangkut kelompok orang yang tidak dikenal yang lebih besar, anak mungkin merasa tidak nyaman dan memilih untuk tidak pergi.
Sulit bagi mereka untuk berinteraksi dengan orang baru dan berbasa-basi. Mama mungkin bersemangat untuk bertemu dengan orang-orang yang jarang ditemui, tetapi mungkin anak akan takut.
Pada kondisi seperti ini, orang lain mungkin akan sering memperhatikan perilaku anak dan mengomentarinya. Ada beberapa hal yang mungkin bosan didengar oleh seorang anak introvert:
"Kenapa diam saja?"
"Mengapa kamu duduk di sini? Semua anak lainnya ada di sana!"
"Ayo, Mama mau memperkenalkan kamu kepada mereka."
Terkadang orang akan berkomentar berulang kali, membuat anak merasa seperti sedang menjadi sorotan. Dalam situasi seperti ini, penting untuk Mama agar membuat anak merasa nyaman. Beri tahu anak bahwa tidak masalah baginya untuk ikut atau mencari sudut yang tenang daripada berinteraksi dengan kelompok besar yang tidak dikenal.
Mama perlu mendukung anak dan menyampaikan kepada orang lain bahwa anak sudah cukup bahagia dan tidak perlu selalu ditemani.
6. Hormati waktu anak untuk menyendiri
Ketika anak pulang setelah hari yang melelahkan di sekolah, kemungkinan besar ia ingin menghabiskan waktu sendirian. Biarkan anak rileks dan menyegarkan diri dengan cara apa pun yang paling ia sukai.
Mama bisa bertanya tentang harinya di sekolah nanti, yang terbaik juga adalah melakukan ini dengan riang dan dengan kesabaran. Anak seharusnya tidak akan merasa telah mengecewakan atau membuat Mama marah karena tidak ingin segera menanggapi.
Ciptakan suasana di mana anak bisa mendatangi Mama kapan pun ia mau.
7. Pelajari lebih lanjut tentang introversi
Jika Mama tidak terlalu paham dengan introvert atau ciri-ciri umum seorang introvert, maka Mama perlu memperluas pengetahuan Mama tentang subjek tersebut.
Melakukannya akan membantu Mama dalam memperdalam pemahaman tentang perilaku anak dan membantu Mama untuk lebih berempati dengan mereka.
Jika tidak, sulit untuk memahami mengapa hal-hal yang tampaknya normal sebenarnya dapat berdampak negatif pada anak. Saat ini, orang memiliki akses ke lebih banyak informasi daripada sebelumnya, sehingga anak yang introvert tidak lagi disalahartikan atas perilakunya.
Nah itulah beberapa cara untuk membantu Mama untuk berkomunikasi dengan anak yang introvert. Anak introvert tidak boleh dicap kasar atau murung, dan ia tidak boleh dibuat merasa malu atas ciri-ciri kepribadian bawaannya.
Selain itu, anak juga tidak boleh dipaksa menjadi ekstrover.
Mama juga tak perlu khawatir, karena saat tumbuh dewasa anak akan belajar bagaimana menghadapi orang lain dengan caranya sendiri. Memaksakan anak terus menerus ke dalam situasi yang tidak nyaman di usia muda akan membuatnya tertekan dan tidak nyaman.
Semoga cara berkomunikasi dengan anak introvert di atas bisa bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Kenali Kepribadian Anak Sejak Dini, Ekstrovert Atau Introvert
- Jangan Salah, Ma! Ini 9 Ciri Anak Introvert
- Untuk Orangtua, Ini Dia 5 Tips Mendidik Anak Introvert Sejak Dini