5 Cara Membuat Anak Menghindari Pertemanan yang Toxic
Persahabatan adalah hal terpenting bagi perkembangan keterampilan sosial remaja
20 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Persahabatan adalah hal terpenting bagi perkembangan keterampilan sosial remaja. Dalam memilih teman, Mama mungkin sering memberitahu anak remaja untuk mengelilingi dirinya dengan teman-teman sejati yang memberikan kepositifan dan harga diri yang sehat.
Namun, ketika anak tumbuh dewasa, ia mungkin menyadari bahwa beberapa temannya toxic alias membahayakan dirinya. Dan hal terbaik yang harus dilakukan adalah mencegah anak berteman demi menjaga kesehatan mentalnya.
Bagaimana cara mencegah anak untuk menghindari teman yang toxic? Berikut Popmama.com telah merangkum lima tipsnya di bawah ini. Yuk simak informasinya demi menjaga kesehatan mental!
1. Pilih teman dengan nilai diri yang sama
Meskipun keragaman itu dapat mengajarkan remaja dalam banyak hal, dalam hal ketika nilai dan keyakinan umum, tetap yang terbaik adalah menjaga persahabatan inti dengan orang-orang yang berpikiran sama.
Meskipun remaja perlu diajarkan untuk menghormati pendapat dan perbedaan orang lain, memilih teman yang memiliki nilai yang memiliki satu pemahaman akan mencegah anak berkompromi atau dipengaruhi secara negatif oleh orang-orang yang tidak menjunjung tinggi nilai yang telah diajarkan dan dipegang dalam hidupnya.
Ketika teman memiliki nilai yang sama, ia dapat saling membantu untuk bertanggung jawab.
Sehingga penting bagi Mama untuk membicarakan pada anak, apa nilai-nilai yang ia ingin cari dari sahabatnya, apakah itu baik pada sesama, bekerja keras, dan lain-lain
Editors' Pick
2. Pilihlah teman yang memotivasi dan menyemangati
Jenis teman ini juga merupakan rekan yang hebat untuk mencapai tujuan. Mama tentu tidak ingin anak berteman dengan seseorang yang negatif atau mengeluh sepanjang waktu.
Biasanya orang-orang yang membangkitkan semangat dan positif, secara alami ingin membuat anak berada di sekitarnya.
Termasuk dalam kategori manakah teman-teman anak? Seperti apa percakapan anak dengan mereka? Jenis teman terbaik akan ada di sana untuk menawarkan telinga yang mendengarkan dan membantu anak mama memberikan putaran positif pada situasi apa pun.
3. Mencari teman yang menyeimbangkan kelemahan diri anak
Ingatkan anak untuk memilih teman yang bisa membawa keseimbangan pada area di mana anak lebih lemah. Kita semua memiliki kekuatan dan kelemahan, dan anak mungkin tahu apa kelemahannya.
Dengan teman yang tepat, anak dapat belajar atau meningkatkan bakat, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dari teman yang memiliki keahlian di bidang yang anak tidak miliki.
Misalnya anak mungkin bukan yang terbaik dalam hal pelajaran matematika, tetapi anak memiliki teman yang pandai matematika, maka anak dapat belajar matematika dengannya dengan lebih nyaman! Ketika anak dan temannya dapat memanfaatkan kekuatan satu sama lain, semua akan diuntungkan.
4. Memilih teman yang merayakan keberhasilan
Toxic friend alias teman yang toxic seringkali memiliki rasa iri ketika melihat seseorang lebih berhasil darinya. Beri tahu anak bahwa ia perlu memilih teman yang akan merayakan kesuksesannya bersama-sama.
Remaja perlu teman yang ikut bahagia merayakan keberhasilannya, bukan hanya sekadar menoleransi saja.
Teman sejati akan merayakan setiap pencapaian, peningkatan, dan kisah sukses perjalanan anak. Mereka akan sangat senang melihat anak mama yang berhasil, dan mungkin menjadi orang pertama yang mengucapkan "selamat!".
Teman seperti ini bisa jadi langka, jadi ketika anak menemukannya, jagalah mereka agar tetap dekat!
5. Terapkan The Golden Rule dalam kehidupan anak
Terakhir dan tak kalah penting, setiap hubungan positif apapun termasuk persahabatan adalah memberi dan menerima.
Jika anak mama mengharapkan teman yang hebat, pertama-tama ia harus menjadi diri sendiri. Jika anak mama memiliki keyakinan "The Golden Rule" yang di mana memperlakukan orang lain sebagaimana ingin diperlakukan, maka anak tidak akan kecewa.
Ia akan menemukan persahabatan yang memuaskan dan bermanfaat, terlebih lagi anak tidak perlu takut untuk menunjukkan siapa dirinya.
Nah itulah beberapa cara membuat anak menghindari teman yang toxic. Luangkan waktu untuk mengevaluasi hubungan anak. Apakah teman-temannya memenuhi kriteria di atas? Cobalah tanyakan pada anak siapa temannya yang memiliki kriteria di atas.
Jika ada satu atau lebih, maka bagus! Jika tidak, mungkin sudah waktunya untuk mulai menjalin hubungan baru. Dengan rahasia di atas, anak mama dapat meningkatkan kualitas hubungan dan kesuksesan jangka panjangnya.
Baca juga:
- Ciri-Ciri Orangtua yang Baik bagi Anak, Baik Kesehatan dan Mentalnya
- Faktor Penyebab Kesehatan Mental dan Tips Mengatasinya pada Remaja
- Punya Hewan Peliharaan Bisa Membantu Kesehatan Mental Lebih Baik