7 Cara Mencegah Burnout yang Menyebabkan Stres pada Remaja
Banyaknya tekanan sekitar bisa menyebabkan remaja alami burnout
12 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi remaja, mungkin adalah tahapan usia yang berat bagi seorang anak. Di mana mereka mengalami pubertas, membuat keputusan yang penting, mengalami masalah dengan pergaulan atau keluarga, tekanan pendidikan, dan masih banyak tantangan lainnya.
Ketika mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, tak jarang remaja mengalami kewalahan hingga burnout.
Dilansir dari Very Well Mind, burnout adalah keadaan stres kronis yang mengarah pada kelelahan fisik dan emosional, depresi, detasemen, sinisme, dan kurangnya pencapaian termasuk perasaan tidak efektif.
Kondisi stres kronis ini bahkan bisa berujung pada kecemasan, depresi, hingga kecenderungan bunuh diri. Meski tantangan akan selalu ada dalam proses kehidupan, penting bagi orangtua untuk mencegah remaja alami burnout.
Untuk mengetahui cara mencegah burnout yang menyebabkan stres pada remaja, Mama dapat membaca informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini. Yuk simak!
1. Pastikan anak memiliki waktu "me time"
Hari-hari remaja selalu dipenuhi dengan pekerjaan rumah dan kegiatan sepulang sekolah. Meski penting untuk masa depan anak, kegiatan inilah juga mengambil setiap waktu dalam kehidupan anak.
Bagi banyak remaja, kegiatan sepulang sekolah dapat memakan waktu tiga atau empat jam, dan pekerjaan rumah dapat memakan waktu tiga atau empat jam lebih setiap hari.
Ini berarti bahwa anak menghabiskan enam hingga delapan jam lebih untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar. Untuk itu, pastikan anak remaja mama juga meluangkan waktu untuk dirinya sendiri di tengah semua kewajiban sekolahnya.
Meminta anak remaja memilih beberapa kegiatan perawatan diri saat akhir pekan, dapat membantunya mengatasi stres, dan memastikannya mendapatkan waktu pribadi.
2. Mengembangkan strategi manajemen stres yang sehat
Mengembangkan kebiasaan dan strategi manajemen stres yang sehat, sangat penting untuk menjaga remaja dari mengalami burnout di masa-masa sekolah. Ini juga termasuk pentingnya menjaga komunikasi terbuka tentang kecemasan dan stres.
Ada beberapa strategi manajemen stres yang sehat yang dapat remaja terapkan, misalnya:
- Belajarlah untuk menerima bahwa ada hal-hal dalam hidup yang berada di luar kendali.
- Berlatih teknik relaksasi, seperti yoga atau meditasi.
- Berlatih teknik pernapasan
- Lawan stres dengan olahraga.
- Belajar manajemen waktu secara efektif.
- Istirahat dan tidur yang cukup.
Editors' Pick
3. Biarkan remaja tahu bahwa ia boleh meminta bantuan saat merasa kesulitan
Sebagai orangtua, terkadang Mama Papa dapat melewatkan tanda-tanda kecemasan remaja. Sehingga, penting untuk memberi tahu anak bahwa ia selalu bisa meminta bantuan jika merasa kewalahan dan kesulitan dalam sesuatu.
Selain meminta bantuan orangtua, anak juga bisa berbicara dengan gurunya tentang tugas sekolah, atau bahkan pelatih olahraganya mengenai tuntutan latihan.
Ingatkan anak bahwa jika ia sedang berjuang dalam mencapai sesuatu, adalah hal yang wajar untuk meminta tolong. Maka dari itu, ia perlu belajar untuk meminta bantuan sebelum menjadi kewalahan.
4. Menanamkan kebiasaan sehat untuk memerangi burnout
Kebiasaan sehat tidak hanya dapat membantu anak merasa lebih baik secara fisik dan mental, tetapi juga dapat membantu memerangi burnout remaja yang umum dialami pada masa-masa sekolah.
Jika remaja merasa tak punya waktu banyak untuk berolahraga, tidak apa-apa. Cukup berlari di lingkungan sekitar rumah, ini dapat menjadi pereda stres yang hebat. Selain itu juga merupakan cara yang tepat untuk menjaga kebugaran tubuh.
Mengonsumsi makanan yang sehat juga penting. Ini bukan hanya untuk mengisi energi tubuh, tetapi juga pikiran.
Mama juga bisa mengajari anak untuk mulai menanamkan kebiasaan sehat di rumah, sehingga ketika ia akhirnya meninggalkan rumah untuk pendidikan di luar kota atau luar negeri, ia masih memiliki kebiasaan sehat yang akan bertahan seumur hidup.
5. Temukan batasan diri sendiri
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan ini adalah hal yang wajar. Salah satu penyebab stres dan burnout pada remaja adalah kurangnya rasa berdamai pada diri sendiri ketika menemukan kelemahan.
Ada banyak manfaat yang anak bisa dapatkan ketika ia mengetahui batasannya. Misalnya, ia bisa jujur tentang apa yang bisa dilakukannya dan tidak bisa dilakukannya. Ini juga bisa menghentikannya dari situasi burnout yang bisa cepat berubah menjadi stres kronis.
Kenali apa yang menciptakan kecemasan, bersikaplah realistis tentang waktu, dan menghormati diri sendiri, adalah hal penting yang perlu anak ingat.
6. Melakukan self talk atau berdialog dengan diri sendiri
Terkadang, yang hanya seorang remaja butuhkan adalah mendengarkan suara positif di dalam kepalanya. Sebelum mengalami kelelahan, penting bagi Mama untuk mengajarkan anak bagaimana berdialog dengan diri sendiri atau self talk.
Tanyakan pada diri sendiri, dan berikan suara positif itu kesempatan untuk didengar. Anak juga bisa menciptakan kebiasan kecil sehari-hari, misalnya menulis jurnal atau membuat karya seni.
Lakukan hal-hal apa pun yang memastikan remaja dapat menjelajahi pikirannya sendiri, dan menjauhkan diri dari pekerjaan rumah serta teknologi. Apa pun yang memberikan remaja ruang mental dan ruang untuk bernapas, adalah solusi yang paling baik.
7. Menemukan mentor berpengalaman yang mampu membimbing remaja
Jika anak mama merasa kewalahan dengan segala sesuatu di sekitarnya, kemungkinan besar itu bukan kesalahannya sendiri. Sebaliknya, itu adalah sesuatu baru anak temui, pernah dilalui, dan kemungkinan akan terjadi lagi.
Menemukan mentor berpengalaman yang tahu cara mengatasi stres, dan dapat membimbing remaja melalui teka-teki membingungkan di sekolah adalah salah satu cara yang tepat.
Seringkali, anak dapat menemukan mentor dengan menemukan orang dewasa atau siswa yang lebih tua dengan minat yang sama.
Nah kini Mama telah mengetahui cara mencegah burnout yang menyebabkan stres pada remaja. Ingatlah bahwa burnout mudah untuk diperbaiki, dan sesuatu seperti perubahan gaya hidup dapat mencegah sepenuhnya.
Jika anak mama menunjukkan gejala kelelahan, ingatkan ia untuk mundurlah selangkah dan rileks. Karena seringkali hanya itu yang ia butuhkan untuk mengembalikan semangat dan motivasinya.
Baca juga:
- 8 Rutinitas Perawatan Diri untuk Menunjang Kesehatan Remaja
- Cari Tahu, 12 Gejala Kecemasan pada Anak yang Biasanya Tersembunyi
- 10 Kalimat Afirmasi saat Mengatasi Remaja yang Alami Stres