10 Cara Mengajarkan Anak agar Aman Saat Menggunakan Internet
Meskipun internet dapat bermanfaat, internet juga bisa berbahaya bagi penggunanya
24 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Teknologi dan manusia, adalah hal yang tak bisa dilepaskan. Kemajuan teknologi juga memengaruhi kehidupan anak-anak saat ini. Meski punya banyak manfaat yang memudahkan anak dalam beraktifitas, teknologi juga bisa berbahaya.
Tak peduli seberapa keras Mama mencoba membatasi waktu layar anak, ada saat-saat di mana ia perlu menggunakan perangkat elektronik karena satu dan lain alasan, terutama seiring bertambahnya usia.
Terkadang anak membutuhkan ponsel sehingga dapat menelepon setelah latihan olahraga atau perlu meneliti sesuatu untuk proyek sekolah. Di lain waktu, ia mungkin hanya bermain game, dan tidak apa-apa juga.
Terlepas dari alasan di baliknya, keamanan online sangat penting di dunia modern tempat anak hidup saat ini. Berikut Popmama.com telah merangkum 10 cara mengajarkan anak agar aman saat menggunakan internet.
Yuk simak!
1. Ajari anak pentingnya keamanan online
Orangtua tentu pernah mengajari anak tentang keselamatan bersepeda sebelum mengajarinya mengendarai sepeda, bukan? Nah, menggunakan perangkat elektronik pun demikian.
Sebelum anak menggunakan semua jenis perangkat dengan akses internet, Mama harus duduk bersamanya dan mendiskusikan keamanan online.
Dilanasir dari United States Department of Justice, diskusi ini harus mencakup pedoman yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak secara online.
Misalnya aturan yang jelas tentang apa yang tidak boleh dibagikan dengan orang yang dikenal melalui game dan aplikasi, dan tanda bahaya yang harus diwaspadai anak saat menggunakan internet.
2. Menggunakan fitur kontrol orangtua
Teknologi modern memudahkan orangtua untuk mengawasi aktivitas online anak.
Faktanya, fitur seperti kontrol orangtua atau parental controls, adalah cara terbaik bagi Mama untuk memantau penjelajahan web yang anak buka, serta memblokir konten atau aplikasi yang Mama tak ingin anak gunakan.
Ada kontrol orangtua bawaan dengan perangkat iPhone dan Android, atau Mama dapat menginstal salah satu dari banyak aplikasi kontrol orangtua yang tersedia di App Store maupun Play Store.
3. Instal VPN di perangkat yang anak sering gunakan
Sayangnya, ada beberapa penggunaan internet yang bisa menimbulkan risiko terhadap informasi pribadi anak dan keluarga tersebar, bahkan jika anak tidak sengaja melakukan kesalahan.
Untuk alasan ini, dilansir dari Datacappy, sangat menyarankan untuk memasang VPN, atau jaringan pribadi virtual, di perangkat yang sering anak gunakan.
Jaringan pribadi virtual atau Virtual Private Networks (VPN) menyediakan koneksi terenkripsi antara perangkat dan server.
Saat menggunakan VPN, jauh lebih sulit bagi pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk mencegat dan memahami informasi yang mengalir ke dan dari komputer atau ponsel anak.
Sehingga ini dapat mencegah upaya peretasan dan phishing, sekaligus menghindari pengumpulan data yang mungkin digunakan perusahaan untuk iklan bertarget.
Terlebih lagi, beberapa VPN bisa diunduh dan digunakan dengan gratis dan tidak mengumpulkan informasi pengguna apa pun, sehingga aman untuk anak gunakan.
4. Mengaktifkan kata sandi atau sidik jari untuk mengunduh
Sebagian besar ponsel dan tablet memiliki pengaturan yang memerlukan kata sandi atau sidik jari untuk membuka kunci perangkat, tetapi tahukah bahwa Mama juga dapat mengaktifkan fitur ini untuk mengunduh aplikasi?
Ya, Mama bisa, dan ini adalah cara yang bagus untuk membatasi apa yang diunduh anak karena Mama harus menyetujuinya.
Selain itu, beberapa aplikasi kontrol orangtua akan mengirimi Mama pemberitahuan notifikasi ketika anak mencoba mengunduh sesuatu, yang dapat membantu Mama melihat apakah anak telah mengetahui kata sandi.
Editors' Pick
5. Tinjau aplikasi untuk keamanan
Baik anak telah memiliki perangkat sendiri atau menggunakan ponsel orangtua, Mama selalu dapat melihat setiap aplikasi yang digunakan anak untuk membaca tentang usia yang disarankan untuk digunakan, fitur aplikasi, dan kemungkinan risiko keamanan yang ditimbulkan aplikasi.
Untungnya, baik App Store mau pun Play Store itu sendiri menyediakan banyak informasi, Mama juga dapat mencari beberapa ulasan aplikasi di dalamnya.
Ulasan ini benar-benar dapat membantu Mama memutuskan apakah aplikasi tersebut benar-benar diinginkan anak, dan benar-benar aman serta sesuai usia.
6. Nonaktifkan pelacakan lokasi
Sayangnya, banyak aplikasi sekarang menyertakan penandaan geografis atau pelacakan lokasi lainnya, sehingga mereka dapat tahu di mana anak berada saat mengakses aplikasi.
Meskipun ini sebagian besar untuk tujuan pemasaran online, informasi ini dapat membahayakan anak jika jatuh ke tangan yang salah.
Oleh karena itu, Children's Health of Queensland mengatakan bahwa Mama sebisa mungkin menonaktifkan semua jenis pelacakan lokasi pada aplikasi apa pun, yang mungkin digunakan anak.
Terutama yang seperti media sosial, di mana banyak pengguna lain dapat dengan mudah melihat lokasi keberadaan anak.
7. Perbarui setiap aplikasi secara berkala
Percaya atau tidak, pembaruan perangkat lunak sering kali menyertakan fitur keamanan yang mengatasi kerentanan dalam sistem operasi dan program.
Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para orangtua untuk selalu memperbarui semua perangkat elektronik di rumah, baik itu laptop, tablet, atau smartphone.
Perangkat lunak lama yang sudah ketinggalan zaman, telah menghabiskan banyak waktu di tangan peretas. Artinya mereka sudah mengetahui kekurangannya dan cara mengeksploitasinya.
Pembaruan perangkat lunak memperbaiki kelemahan tersebut, sehingga menjaga keamanan data pribadi keluarga Anda.
8. Mengaktifkan safe browsing
Chrome dan browser web lainnya menyertakan fitur yang membantu mencegah konten yang tidak pantas muncul dalam penelusuran web bernama Safe Browsing.
Fitur ini sekaligus memperingatkan pengguna tentang situs atau file yang berpotensi berbahaya yang mungkin anak temui saat online.
Mama dapat dengan mudah mengaktifkan fitur ini dengan menavigasi ke menu pengaturan browser web atau mencari panduan langkah demi langkah tentang cara melakukannya, sesuai browser web yang sering digunakan anak.
Misalnya untuk pengguna Chrome, Mama dapat mengaktifkan fitur safe browsing dengan cara ini:
- Buka aplikasi Chrome.
- Di kanan atas, pilih "More" atau lainnya, lalu buka "Settings" atau pengaturan .
- Pilih "Privacy and Security" atau privasi dan keamanan, lalu "Safe Browsing" atau penjelajahan aman.
- Pilih level Safe Browsing yang ingin digunakan.
Selanjutnya untuk pengguna Safari, berikut adalah langkah mengaktifkan fitur safe browsing:
- Buka menu Safari dan pilih "Preferences" atau Preferensi.
- Buka "Extensions tab" atau ekstensi.
- Pilih "Browsing Protection" perlindungan penjelajahan dari daftar ekstensi.
- Pastikan "Browsing Protection" perlindungan penjelajahan diaktifkan.
9. Mencari tahu fitur keamanan dari modem atau router penyedia layanan internet
Memiliki perangkat WiFi di rumah, kemungkinan Mama memasang modem dan/atau router dari penyedia layanan internet.
Meskipun Mama mungkin tidak menyadarinya, banyak dari perangkat ini menawarkan fitur keamanan yang dapat diaktifkan juga.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk harus selalu menghubungi perusahaan WiFi yang digunakan, untuk melihat tindakan apa yang dapat Mama ambil untuk menjaga keamanan anak. Misalnya dengan mengunci modem atau router.
10. Pentingnya mengawasi anak saat mengunakan internet
Bertambahnya usia anak, pada akhirnya, ia dapat menemukan celah dari banyak saran ini.
Namun, jika Mama tetap dekat secara fisik dengan anak saat ia sedang menggunakan internet, Mama memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menyadari apakah ada sesuatu tindakan yang tidak beres, dan apakah anak bermaksud melakukannya atau tidak.
Jadi, selalu jaga anak dalam jangkauan penglihatan dan pendengaran saat menggunakan internet.
Nah itulah beberapa cara mengajarkan anak agar aman saat menggunakan internet. Mungkin akan ada penolakkan ketika Mama berusaha membatasi anak dalam menggunakan internet.
Maka dari itu, selalu ingatkan anak bahwa ini adalah cara untuk melindunginya dari predator online yang berbahaya, yang bisa saja melakukan tindakan hacking, phising, hingga menyebarkan identitas pribadi anak dan keluarga.
Baca juga:
- 9 Tips Mencegah Anak Mengalami Cyberbullying di Media Sosial
- 5 Alasan Perlunya Menerapkan Batasan pada Media Sosial Anak
- 9 Tips Melindungi Anak dari Predator Online yang Makin Marak di Medsos