5 Cara Mengajarkan Anak Menahan Emosi saat Puasa Ramadan
Mengajarkan anak untuk selalu sabar, ikhlas, dan pemaaf
12 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebanyakan orang pasti setuju kalau emosi adalah hal yang sulit ditahan selama berpuasa, tidak hanya bagi orangtua namun juga berlaku untuk anak-anak.
Emosi merupakan reaksi atau perasaan yang ditujukkan anak ketika mengalami suatu kejadian. Gejolak emosi yang terjadi pada anak merupakan hal yang wajar.
Semakin bertambahnya usia, semakin banyak dan jelas rasa emosi yang mereka sadari, pasalnya banyak hal yang tak diduga terjadi dan seringkali memicu emosinya, seperti marah, sedih, senang, takut, kecewa merupakan bentuk emosi yang dapat diekspresikan.
Namun, anak harus bisa berusaha menahannya demi kelancaran dan berkah puasa.
Selain berasal dari dalam diri anak sendiri, emosi juga bisa dipengaruhi dari lingkungannya. Sebagai orangtua tentunya Mama ingin memiliki anak yang dapat mengatur emosinya dengan baik, terlebih lagi saat-saat bulan puasa.
Nah kali ini Popmama.com akan memberikan 5 cara mengajarkan anak menahan emosi saat puasa Ramadan. Yuk disimak!
1. Tidak menjadikan hal-hal kecil menjadi sebuah masalah dengan mengajarkan ikhlas dan memaafkan
Dari kecil, anak terbiasa untuk melihat pola tingkah laku orangtuanya, terkadang anak dapat mengikutinya dan menjadikannya kebiasaan juga. Agar anak dapat mengontrol emosi, berikan contoh pada anak untuk tidak menjadikan hal-hal kecil menjadi sebuah masalah.
Terkadang masalah kecil pada anak sering muncul dari hal-hal yang tak terduga.
Selama berpuasa Mama dapat mengajarkan anak untuk lebih menahan diri untuk tak mudah mempermasalahkan hal-hal kecil yang dialami. Ajak anak untuk berdiskusi apa permasalahan yang ia alami lalu cari solusinya bersama.
Jika anak mengalami permasalahan dengan orang lain, Mama dapat mengajarkan anak untuk belajar ikhlas dan memaafkan.
Pahami bahwa, jika anak hanya sekadar menahan diri tanpa ikhlas dan memaafkan, bisa jadi rasa kesal itu tersimpan dan menjadi dendam di hati yang akan dapat meledak suatu hari.
Editors' Pick
2. Jika sudah terpancing emosi, anak anak untuk mengatur pernafasannya agar menjadi lebih tenang
Jika anak sudah terpancing emosinya dengan menangis atau berteriak, tenangkan anak dengan mencoba untuk mengatur permafasannya. Dengan mengajaknya untuk menarik nafas dalam, lalu menahannya selama 10 detik, dan buang secara perlahan.
Tetapi jika emosinya sudah tak terbendung lagi, tambah waktu untuk menahan nafas atau ulangi selama beberapa kali. Melakukan hal ini terbukti efektif bagi orangtua dan anak-anak untuk meredam emosi, karena akan membuatnnya jauh lebih tenang dari sebelumnya.