15 Cara Mengatasi Remaja Perempuan dengan Kepribadian Narsistik
Remaja yang narsistik merasa jadi pusat dunia
26 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika Mama memiliki anak remaja perempuan yang cenderung narsis, ketahuilah bahwa Mama tidak sendiri. Bagaimanapun anak mengungkapkannya, berurusan dengan seorang remaja perempuan yang narsistik bisa jadi sulit.
Berbeda dengan perilaku narsis yang sering ditunjukkan dengan sering selfie, menurut Help Guide, remaja yang narsistik, melibatkan pola pemikiran dan perilaku egois, sombong, dan kurangnya empati dan perhatian terhadap orang lain, dan merasa ingin dikagumi terus menerus.
Gangguan kepribadian narsistik ini membuat anak berpikir bahwa dunia akan selalu berputar di sekelilingnya. Seiring waktu, Mama mungkin ingin melihat anak remaja mama dapat melihat ke luar dirinya dan lebih sering mempertimbangkan perasaan orang lain.
Untuk mengurangi atau menghilangkan kepribadian narsistik pada remaja, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan. Beberapa diantaranya telah Popmama.com rangkum di bawah ini. Yuk simak!
1. Bangun rasa empati anak
Empati merupakan kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, ini melampaui sekadar berbagi dan mengatakan "maaf". Untuk itu, remaja juga perlu secara aktif membangun keterampilan empati pada tingkat yang lebih dalam.
Untuk melakukan ini, carilah kesempatan untuk menafsirkan bagaimana perasaan orang lain. Ajukan pertanyaan seperti, "Menurutmu bagaimana perasaan guru ketika ada siswa yang membentaknya?" atau, "Kira-kira bagaimana perasaan temanmu ketika kamu membatalkan rencana bersama di saat-saat terakhir?"
Demikian pula, saat Mama dan anak menonton televisi, ajukan pertanyaan seperti, "Menurutmu bagaimana rasanya menjadi keluarga seperti itu?" Percakapan rutin tentang perasaan orang lain akan mengingatkan anak mama untuk peduli pada orang lain.
2. Menjadi relawan bersama
Menjadi sukarelawan bersama di dapur umum atau tempat penampungan tunawisma dapat mengingatkan anak untuk menjadi pemberi, bukan hanya pengambil.
Menjadi sukarelawan dapat membantu anak menyadari bahwa ia memiliki sumber daya untuk membantu meringankan penderitaan orang lain. Anak mungkin juga secara sukarela mengunjungi panti jompo atau membimbing anak-anak kecil yang kesulitan di sekolah.
Libatkan anak dalam memilih pekerjaan pelayanan masyarakat, dan jadikan membantu orang lain sebagai prioritas keluarga.
3. Buat anak merasa kagum pada sesuatu
Dilansir dari verywellfamily.com, penelitian menunjukkan bahwa ketika remaja merasa kagum, ia diingatkan tentang dunia yang jauh lebih besar darinya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak anak untuk menatap bintang-bintang atau dengan mengunjungi museum.
Lakukan hal-hal yang membantunya berpikir tentang sejarah atau keajaiban alam dunia, untuk membuatnya mengalami rasa kagum. Mama tidak perlu mengunjungi tempat-tempat itu secara rutin setiap harinya, namun melihat dari gambar juga bisa sangat menakjubkan.
4. Jadilah teladan yang baik
Tunjukkan kepada anak bahwa Mama juga rutin dalam membantu orang lain. Seperti berhenti sejenak untuk membantu orang yang membutuhkan atau membawa makanan ke tetangga lanjut usia setiap minggu, Mama dapat menggabungkan pelayanan ini ke dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap orangtua terhadap orang lain akan menurun ke anak remaja mama. Jadi untuk menghilangkan kepribadian narsistik ini tunjukkan pentingnya bersikap baik, murah hati, dan penuh kasih.
5. Dorong anak untuk memperluas pemikirannya
Seorang remaja dengan kepribadian yang narsistik akan menganggap perilaku orang lain terkait dengan dirinya. Misalnya, jika teman anak tidak meneleponnya kembali, anak mungkin menganggap temannya tersebut marah padanya.
Atau anak mungkin bersikeras bahwa guru yang memberinya nilai buruk tidak menyukainya. Untuk mengatasinya, Mama dapat mengajukan beberapa pertanyaan dengan lembut.
Seperti, "Apakah itu satu-satunya alasan temanmu tidak menelepon balik?" Bantu anak melihat bahwa ada suatu kesimpulan yang terjadi, ada juga segudang kemungkinan yang dapat menjelaskan perilaku orang lain terhadap anak.
6. Jangan hubungkan semua konsekuensi ke harta kekayaan
Jika semua konsekuensi anak berfokus pada harta bendanya seperti menyita ponsel atau gadget lain, ia mungkin akan percaya bahwa harta benda adalah hal terpenting dalam hidup.
Mama boleh membatasi hak istimewa seperti, mengambil ponsel atau barang elektroniknya sesekali, tetapi pastikan juga menggunakan konsekuensi lain.
Pertimbangkan untuk mendisiplinkannya dengan mengambil pengalaman, seperti memberikan tugas ekstra, dengan melakukan lebih banyak pekerjaan di dapur seperti mencuci piring, menata meja makan, membantu Mama masak, sebagai konsekuensi perilaku buruknya.
Editors' Pick
7. Hindari memanjakan anak secara berlebihan
Memberi anak hadiah mahal atau pengalaman mewah dapat memperkuat anggapan bahwa ia sangat istimewa. Hal ini juga bisa mengajarinya bahwa harga dirinya dibangun dengan cara memiliki sesuatu dan menunjukkannya kepada orang lain.
Tetapkan batasan berapa banyak yang akan Mama berikan kepada anak. Ingatkan anak bahwa hidup bukanlah tentang mengangkat statusnya. Sebaliknya, ia memiliki banyak waktu dan bakat yang bisa dikembangkan untuk diri sendiri dan untuk orang lain.
8. Batasi penggunaan elektronik
Banyak iklan yang dilihat anak secara online dan di televisi, meyakinkannya bahwa ia perlu membeli produk tertentu agar terlihat lebih cantik atau lebih kaya daripada orang lain. Ditambah lagi, sebagian besar remaja menghabiskan cukup banyak waktu di media sosial.
Media sosial dapat berfungsi sebagai pelampiasan narsisismenya, seperti terobsesi untuk mengambil foto selfie, atau mengunggah aktivitas liburan keluarga yang terkini.
Itulah pentingnya untuk menetapkan batasan pada waktu layar yang tepat. Dorong anak untuk berpartisipasi dalam berbagai macam aktivitas tanpa gadget untuk membantunya menjadi berpengetahuan luas.
9. Fokus pada upaya anak
Saat anak mendapat nilai A dalam ujian, Mama mungkin tergoda untuk memujinya karena pintar, atau saat anak mencetak gol kemenangan dalam sebuah pertandingan, Mama mungkin merasa terdorong untuk menunjukkan bahwa anak adalah pemain sepak bola yang hebat.
Namun, memuji anak atas prestasinya dapat mendorong egonya. Sebaliknya, pujilah usaha anak agar dapat membangun karakternya, alih-alih meningkatkan egonya.
Katakan hal-hal seperti, "Mama tahu karena kamu belajar dengan sangat giat", atau "Kamu benar-benar berusaha keras di lapangan hari ini." Kemudian anak akan tahu bahwa ia lebih dihargai secara usahanya daripada hasil pencapaiannya.
10. Bangun citra diri yang sehat
Bantu anak dalam membangun fondasi yang sehat untuk harga diri tanpa harus melebih-lebihkan kekurangannya, sehingga anak tahu ia masih bisa merasa nyaman dengan dirinya sendiri bahkan ketika dia gagal atau ditolak, baik ketika gagal di kelas atau dalam kompetisi tertentu.
Citra diri yang sehat dapat membantu anak kembali merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Jika ia benar-benar merasa nyaman dengan dirinya sendiri, anak tidak akan merasa terlalu terdorong untuk berbohong tentang pencapaiannya kepada orang lain.
11. Tetapkan tugas sesuai usia anak
Penting bagi setiap anggota keluarga di rumah untuk berkontribusi pada keluarga, termasuk anak remaja mama. Buat ia tetap rendah hati dengan memberikan tugas rutin, dan Mama tidak perlu membayar atau memuji untuk semua yang ia lakukan.
Tetapkan tugas, seperti membersihkan meja ruang tamu, mencuci piring, memasak makanan keluarga, dan menyedot debu di area umum rumah. Beri tahu anak bahwa ia bisa mendapatkan akses ke hak istimewanya kembali segera setelah tugasnya selesai.
12. Ajarkan strategi mengatasi masalah dengan yang sehat
Permusuhan, kekejaman, dan kesombongan seringkali berasal dari upaya remaja untuk menutupi perasaan tidak nyaman, seperti kesedihan atau rasa malu.
Ajari anak cara-cara yang sehat untuk menghadapi rasa tidak aman dan tidak nyamannya. Seperti, menulis jurnal saat sedih, atau berbicara dengan temannya saat merasa malu. Ini dapat membantunya mengatasi emosi dengan cara yang lebih sehat.
Sering-seringlah membicarakan emosi, bagikan pengalaman Mama tentang kegagalan, penolakan, atau godaan yang mungkin Mama pernah rasakan ketika ingin menyalahkan orang lain atau merendahkan orang lain. Jelaskan cara sehat yang Mama temukan dalam menghadapi situasi.
13. Hindari selalu memperdebatkan perilaku anak
Jika anak membual tentang keunggulannya atau bersikeras agar diberikan perlakuan khusus, mengabaikan ucapannya mungkin merupakan respons terbaik. Berdebat dengannya hanya akan memberinya lebih banyak perhatian.
Jadi sebaiknya pilih pertempuran dengan bijak, saat kata-katanya atau perilakunya menyakiti Mama atau orang lain, tegurlah kata-katanya. Tetapi jangan merasa seolah Mama perlu “mendisiplinkan” anak untuk setiap komentar egois yang dia buat.
14. Jadikan anak remaja anda bertanggung jawab atas pilihannya
Salah satu cara terbaik untuk menghadapi seorang remaja perempuan yang narsistik adalah dengan membuatnya bertanggung jawab atas perilakunya.
Hindari menyelamatkan anak setiap kali ia membuat kesalahan, dan jangan turun tangan untuk menyelamatkannya dari kegagalan sepanjang waktu. Sebaliknya, biarkan anak mengalami konsekuensi logis yang alami atas perilakunya.
Jika anak merusak sesuatu, buatlah anak menabung dan membelikan barang yang baru. Jika ia dengan sengaja ketinggalan bus agar bisa diantar, minta bayaran atas waktu Mama untuk mengantarnya ke sekolah.
Bantu anak dalam memecahkan masalahnya, tetapi juga dorong dia untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi situasinya sendiri.
15. Cari bantuan profesional
Jika gangguan narsistik anak menyebabkan masalah serius dalam hidupnya, segera carilah bantuan profesional.
Misalnya, jika anak tidak dapat mempertahankan persahabatan karena ia jadi terasing dari teman-temannya, atau dia berjuang untuk mendapatkan pendidikan karena sering diskors, bicarakan dengan dokternya. Rujukan ke penyedia kesehatan mental mungkin perlu dilakukan.
Nah, itulah beberapa cara untuk mengatasi remaja perempuan yang dengan kepribadian narsistik. Anak dengan gangguan ini mungkin mengalami kesulitan menjaga hubungan yang sehat dan pada kelangsungan pendidikannya.
Walaupun menjadi egois atau narsistik adalah bagian dari perkembangan remaja yang normal. Penting bagi Mama untuk tetap menerapkan beberapa langkah di atas untuk membantu mengurangi atau menghilangkan kepribadian narsistik pada remaja.
Baca juga:
- Anak Merasa Dirinya Pusat Dunia? Hati-hati Kepribadian Narsistik!
- 7 Cara Tepat Menghadapi Anak yang Terlalu Narsis
- Percaya Diri, 5 Zodiak Remaja yang Jago Public Speaking