6 Cara Mengatasi Anak Remaja yang Gampang Insecure
Terkadang anak merasa takut pada hal-hal yang belum diketahuinya
17 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Aku jelek.", "Semua orang membenci ku.", “Aku akan gagal karena terlalu bodoh untuk lulus ujian ini.” Mungkin Mama pernah berpikir mengapa remaja dan pra-remaja seringkali merasa insecure, cemas, dan terlalu sensitif?
Saat memasuki usia remaja, anak mencoba untuk mencari tahu siapa dia, bagaimana dia ingin berada di dunia ini, dan bagaimana orang lain memandangnya. Dalam beberapa hal, masa remaja seperti waktu di mana anak membentuk identitasnya.
Ini juga merupakan masa ketika anak sering berubah, dari memiliki ikatan yang spesial dan positif dengan orangtua, menjadi masa di mana anak terkadang ingin memiliki privasi sehingga mendorong orangtuanya menjauh.
Perilaku insecure atau tidak aman ini bisa membuat anak sulit untuk berkembang di dunia nyata. Untuk mengatasinya, berikut Popmama.com berikan enam tips yang membantu Mama mengatasi anak yang merasa cemas dan insecure.
1. Periksa diri sendiri terlebih dahulu
Jika Mama memiliki remaja yang cemas dan insecure di rumah, langkah pertama adalah memantau kecemasan Mama sendiri seputar stres yang dialami anak. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah ini kecemasan anak atau kecemasan saya yang akan datang?"
Dari pertanyaan itu, Mama akan merasakan, "oke, anak saya khawatir karena menurutnya teman-temannya marah padanya, tapi saya benar-benar cemas tentang bagaimana tekanan teman sebaya memengaruhinya."
Ingatlah bahwa Mama dan anak memiliki pikiran yang berbeda. Intinya adalah Mama tidak dapat mengubah perasaan atau situasi anaknya, tetapi dapat membantunya. Jadi pisahkan perasaan Mama sendiri dari perasaan anak.
Walaupun sangat wajar bagi orangtua untuk merasa cemas tentang kecemasan anak mereka, terutama jika itu terkait dengan situasi nyata. Sekeras apapun, Mama harus membiarkan anak Anda mengalami rasa sakit dan kecemasan.
Ingatlah, yang penting bukanlah kecemasan itu sendiri, tetapi bagaimana cara anak dalam mengelola kecemasannya. Dengan memisahkan kecemasan diri sendiri dari kecemasan anak, maka Mama dapat membantu anak melewati dan menjalaninya.
2. Yakinkan anak namun tetap beri ruang saat dia membutuhkannya
Ketahui kapan Mama harus turun tangan dan kapan harus memberinya ruang untuk mendukung anak. Tugas orangtua adalah meyakinkan dan tidak bereaksi berlebihan.
Ambil isyarat dari anak untuk mengetahui kapan harus turun tangan, cobalah untuk mengetahui kapan ia ingin berbicara dan kapan ia ingin waktu sendiri. Jika Mama mengatakan sesuatu dan tampaknya hanya membangkitkan semangatnya, mundur selangkah.
Menyemangati anak memang perlu, tetapi sangat penting untuk berada di sana saat ia benar-benar membutuhkan Mama untuk mendengarkannya. Sampaikan pada anak seperti "Mama akan berada di sana untuk membantumu, tetapi keputusan tetap ada ditanganmu."
Editors' Pick
3. Buatlah anak menganggap perasaan cemas sebagai suatu yang normal
Ketika anak datang kepada Mama dengan sesuatu yang dicemaskan, cobalah untuk tetap objektif. Jangan membuatnya merasa bahwa apa yang dia katakan itu konyol, beri tahu ia agar jangan khawatir karena banyak orang yang juga gugup saat cemas.
Misalnya, jika anak memiliki presentasi besar di sekolah dan benar-benar stres, Mama dapat berkata, "Wajar jika merasa cemas pada saat-saat seperti ini, semua orang melakukannya. Kami semua memiliki waktu yang menakutkan. "
Mama dapat terus mengajak anak mencari solusi dengan mengatakan, “Saat gugup, Mama pergi jalan-jalan atau menelepon teman dan berbicara. Ketika kamu memiliki perasaan itu, menurutmu apa yang dapat kamu lakukan untuk menenangkan diri?"
Ada baiknya juga untuk mengingatkan anak saat dia melakukan sesuatu dengan sukses sebelumnya. “Ingat saat kamu mendapatkan peringkat tinggi tahun lalu? Tandanya kamu melakukan pekerjaan dengan baik, dan Mama yakin kamu akan melakukannya lagi."
4. Bermanfaat dan mendukung, tetapi jangan mengambil alih
Bantu anak jika ia kesulitan membuat pilihan. Bersikaplah suportif dan lakukan apa yang Mama bisa untuk membantu, tetapi jangan langsung dan mencoba melakukannya untuknya.
Misalnya, Mama bisa berkata, "Apa yang bisa Mama lakukan agar bisa membantu? jika kamu membutuhkan waktu lebih untuk mengerjakan tugas, kita bisa ke perpustakaan dan meminjam buku yang kamu butuhkan.”
Ini juga menjadi ide yang baik untuk berbicara dengan anak, dan memberi tahunya apa yang diharapkan. Terkadang kecemasan adalah ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui. Jika Mama dapat memandu anak melalui suatu situasi sebelum ia melakukannya, itu dapat sangat membantu.
5. Jangan menggoda atau menyepelekannya
Meskipun tampaknya anak remaja kesal karena sesuatu yang tampaknya tidak terlalu serius bagi Mama, ingatlah bahwa ini adalah perasaan yang nyata untuknya, dan penting untuk tidak menyepelekannya.
Penting juga untuk melangkah dengan lembut, menanggapi dengan baik, dan tetap menghargainya. Katakanlah anak tidak yakin dengan ujian presentasinya hari ini, jangan mengejeknya atau mengatakan bahwa itu bukan masalah besar.
Sekali lagi, bantu menormalkan situasi dengan mengatakan bahwa banyak anak merasakan hal yang sama, dan kemudian mencoba memecahkan solusinya menjadi potongan-potongan kecil. Mungkin anak perlu lebih giat dalam melatih presentasinya pada malam sebelum sekolah.
6. Jangan menyangkal perasaan anak
Penting untuk tidak menyangkal perasaan anak, meskipun ia mungkin melebih-lebihkan. Misalnya, remaja perempuan mama mungkin mengatakan sesuatu seperti, “aku sangat jelek, tidak ada yang terlihat bagus untukku."
Jangan menyangkalnya dengan mengatakan, "tidak, kamu tidak jelek. Itu konyol!" Sebenarnya, anak memiliki persepsi yang menyimpang tentang tubuhnya selama masa remaja, dan kenyataannya, tubuh remaja berubah begitu cepat, sehingga sulit baginya untuk bersikap realistis.
Media juga menawarkan pandangan yang menyimpang tentang seperti apa penampilan anak-anak selama masa remaja, yang menambah rasa cemas anak. Jika anak berkata, “aku sangat jelek dan terlihat buruk,” Mama selalu dapat menjawab dengan, “Di mata Mama, kamu akan selalu cantik."
Selain itu, jangan lupa untuk memberikan sedikit pujian yang tidak terduga kepada anak. Seperti berkata, "Wow, warna itu terlihat bagus untukmu!" atau "Panjang rambut itu sangat cocok dengan wajahmu".
Remaja mungkin bertingkah seolah tidak peduli dengan apa yang Mama katakan, tetapi percayalah, ia mendengarkan dan itu penting baginya.
Sikap Insecure dapat menjadi masalah bagi remaja dalam beraktifitas, mencari pertemanan, hingga dalam akademiknya. Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan dapat membantu Mama dalam mengatasi anak yang insecure untuk menjadi lebih percaya diri. Semoga informasinya membantu ya, Ma!
Baca juga:
- Tumbuh Percaya Diri, Inilah 7 Potret Shakiena Azalea, Putri Pasha Ungu
- Percaya Diri, 5 Zodiak Remaja yang Jago Public Speaking
- 7 Kelebihan Memiliki Dada Kecil, Jangan Sampai Remaja Tak Percaya Diri