Cara Mengatasi Masalah saat Anak Berkonflik dan Mengalami Ghosting?
Ghosting adalah perilaku di mana teman anak mengakhiri hubungan tanpa ada penjelasan
9 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam hubungan pertemanan, tak jarang anak mengalami konflik atau masalah dengan teman dekatnya. Salah satu dampak akibat konflik dalam hubungan pertemanan adalah ghosting.
Apa itu ghosting?
Ghosting adalah sebuah cara mengakhiri hubungan dengan tiba-tiba dan tanpa penjelasan, di mana teman dekat anak menarik diri dari semua tindakan komunikasi. Ghosting juga mengabaikan upaya anak ketika menghubunginya seolah-olah tidak pernah memiliki hubungan sama sekali.
Anak yang mengalami di-ghosting mungkin merasa sedih, kesal, dan kecewa ketika harus berhenti berhubungan dengan sahabatnya. Untuk membantu anak dalam mengatasi permasalahannya, kali ini Popmama.com akan membahas bagaimana cara keluarga bersikap jika anak di-ghosting.
Simak informasinya di bawah ini yuk!
1. Dampingi anak untuk mencoba menerima situasi apa adanya
Setiap pengalaman hidup adalah seorang guru. Beberapa pelajaran mungkin lebih menyakitkan dari yang lain.
Ketika kekecewaan atau perpisahan seperti ini menghampiri anak, katakan padanya bahwa lebih baik mengetahui dengan siapa ia berurusan sekarang, daripada mencari tahu alasannya dan membuat keadaan menjadi lebih serius.
Ini mungkin terdengar menyakitkan, tetapi mengungkapkan rasa terima kasih atas kekecewaan memang membantu. Rasa sakit emosional dapat mengungkapkan di mana anak perlu memperbaiki diri ketika kekecewaan di masa depan terjadi.
Gunakan momen ini untuk membuat aturan yang kuat untuk mengurangi kemungkinan anak menyalahkan diri sendiri. Pikirkan apa yang mungkin Mama bisa lakukan untuk menjaga anak jika hal seperti ini terjadi lagi. Apa pun yang Mama lakukan, cobalah untuk bersikap tenang juga.
2. Hindari mengejar teman yang telah meng-ghosting
Ketika anak mengalami ghosting, ingatkan anak bahwa temannya mungkin tidak akan kembali lagi, dan minta anak untuk tidak membenarkan perilaku atau memberi temannya alasan apapun. Seperti temannya sedang sibuk belajar atau sedang tertekan.
Sayangnya, mungkin tidak adala masalah apapun yang terjadi pada mereka, kebenaran sederhananya adalah anak tidak menjadi prioritas bagi temannya untuk dihubungi baik secara telepon atau bahkan pesan teks.
Jadi untuk pertama kali, minta anak menyingkirkan ponselnya. Sembunyikan dari anak jika perlu. Jangan menghubungi temannya, meskipun ia sangat ingin tahu alasannya. Mengejar ghosting itu seperti mencoba mengejar bayangan.
3. Minta anak untuk berbicara dengan orang yang ia percayai
Mengungkapkan emosi memang bukan masalah, namun minta anak agar ia bisa hindari melampiaskan amarah pada orang yang menyakitinya. Sebaliknya, berikan waktu lebih bersama anak agar ia bisa curhat dengan Mama.
Itu tidak berarti Mama harus menunda pekerjaan rumah, tetapi hal ini memberikan anak dukungan. Ketika anak memiliki sistem pendukung dari orang-orang yang mencintainya, itu tidak hanya menghibur, tetapi juga mengingatkan bahwa ia masih dapat menemukan rasa sayang dengan orang-orang disekelilingnya.
Plus, anak juga memiliki bahu untuk bersandar dan meyakinkannya bahwa ia tidak sendirian.
Editors' Pick
4. Ketahuilah bahwa ini semua tentang pelaku ghosting
Mungkin Mama sebelumnya telah memahami bahwa saat disakiti dalam hubungan, kita tergoda untuk mengkritik diri sendiri, dengan bertanya-tanya apa kesalahan kita dan memeriksa kekurangan kita.
Tapi berbeda jika anak mengalami ghosting, mengkritik diri sendiri memberikan pelaku ghosting terlalu banyak kekuatan. Mengalami ghosting bukanlah tentang anak, ini tentang masalah nilai-nilai perilaku pelaku ghosting.
Teman anak baru saja memberi tahu anak sekilas wawasan tentang gaya pergaulan mereka dalam hubungan persahabatan. Jika sulit, anak tidak perlu bertahan, ia boleh lari dan melakukan apa yang berhasil untuknya.
5. Beri tahu jenis-jenis ghosting pada anak
Ada baiknya memikirkan jenis perilaku yang membuat anak merasa di-ghosting. Sederhananya, ada empat jenis ghosting, yang dibagi menjadi berikut ini:
- Ghosting penghindar: seseorang yang pergi untuk menghindari konflik, ia akan lari dari apa pun yang sulit
- Ghosting pemalas: seseorang yang tidak dapat diganggu dengan hal-hal sulit termasuk bersikap adil atau sopan.
- Ghosting jahat: tidak peduli sama sekali tentang perasaan orang lain
- Ghosting setengah: datang dan pergi dalam hidup anak, suka membiarkan komunikasi tetap terbuka.
Ghosting memang tidak membuktikan orang jahat atau tidak, seringkali tidak ada maksud tersebut dalam perilakunya. Namun pelaku ghosting seringkali hanya mengambil jalan keluar yang mudah.
Walaupun begitu, tindakan tersebut tidak sepadan dengan waktu, energi, dan kasih sayang yang anak berikan pada temannya tersebut.
6. Menghabiskan waktu dengan memberikan sedikit “perayaan" bersama anak
Kehilangan teman bukan berarti akhir yang buruk bagi anak yang masih memiliki masa depan cerah. Ajak anak untuk berdandan dan berpakaian yang ia sukai, lalu ambilah beberapa foto narsis karena siapapun tidak akan pernah bisa menahan anak untuk memiliki terlalu banyak foto.
Mama juga bisa pesan makanan favorit anak, minta ia untuk menuliskan daftar semua hal yang ingin dilakukan. Temani anak untuk melakukan semua hal yang diinginkannya. Anak mungkin merasa kecewa karena kehilangan sahabat, tapi cara ini membantu anak untuk melupakan masalah dan memberikan dukungan agar ia kembali bangkit.
7. Jaga kesehatan mental dan fisik anak
Berikan asupan makanan yang bergizi, ingatkan pola cukup tidur, dan berolahraga yang dapat membantu anak dalam mengatasi kesedihan.
Selain itu, menyisihkan waktu anak untuk melakukan aktivitas yang paling ia sukai juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan dirinya. Beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental dan fisik anak adalah:
- Ingatkan anak agar tidak melewatkan jam makan atau hanya menikmati makanan manis. Konsumsi makanan bergizi, seperti buah-buahan dan sayuran, protein sehat (seperti unggas atau ikan), biji-bijian, dan produk susu rendah lemak.
- Lakukan pola tidur sehat 7 hingga 9 jam setiap malam.
- Berolahragalah setidaknya selama 30 menit setiap hari. Olahraga luar ruangan bisa sangat membantu, jadi ajak anak untuk melakukan jalan cepat, jogging, atau bersepeda
8. Ingatkan anak bahwa masa depannya yang semakin cerah
Saat ini mungkin tidak terasa seperti itu, tetapi jika seseorang menghilang dari kehidupan anak tanpa penjelasan, maka itu menunjukkan mereka yang tidak tepat untuk anak. Pelaku ghosting tidak memiliki ruang yang cukup untuk perasaan anak, dan tidak layak diberikan yang terbaik.
Jadi penting untuk ingatkan anak agar melepaskan hubungan yang ia miliki, yang tidak lagi nyata dan ghosting tidak akan pernah terjadi kembali lagi pada anak. Sekarang anak juga bebas untuk menemukan seseorang yang ia percayai.
Nah itulah beberapa cara yang bisa Mama lakukan ketika anak mengalami ghosting.
Dukung anak untuk mendapatkan hubungan persahabatan yang sehat dengan saling ada untuk sama lain, saling mendukung, menolong, dan mendengarkan. Selain itu pastikan anak juga menghindari perilaku ghosting pada orang lain.
Baca juga:
- Apa Itu Ghosting? Ketahui Cara Menyikapinya!
- Memiliki Banyak Teman, 5 Zodiak Remaja yang Paling Populer
- Ketahui Ciri Anak Sedang Bermusuhan dengan Teman Seusianya