Setiap orangtua tentu ingin agar kehidupan anak-anaknya semudah mungkin. Sehingga ketika memasuki usia remaja, anak tidak harus berjuang atau menghadapi kesulitan.
Meskipun melindungi anak dari situasi sulit memang tujuan yang baik, perjuangan dan kesulitan itulah yang sebenarnya diperlukan agar orangtua dapat membesarkan remaja yang tidak manja.
Ketika membesarkan remaja yang manja, hal-hal seperti kepuasan instan, ketidakmampuan untuk menangani kegagalan, atau kurangnya manajemen perawatan diri, adalah hal biasa bagi remaja.
Dan semakin lama sifat-sifat ini semakin sulit untuk diubah.
Untuk mencegah hal tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum cara pola asuh untuk mencengah anak jadi manja saat remaja.
Baca terus sampai habis ya, Ma!
1. Ajarkan anak untuk menghasilkan uang
Pexels/Karolina Grabowska
Dengan melakukan tugas tambahan di rumah atau memiliki hobi yang bisa menghasilkan uang, remaja menyadari bahwa ia harus bekerja keras untuk mendapatkan uang.
Dan ketika ini terjadi, anak akan memahami bahwa orangtua bukanlah manusia ATM yang selalu tersedia untuk memberikannya uang tunai.
Dilansir dari Ramsey Solutions, remaja seharusnya tidak secara otomatis diberi uang saku. Sebaliknya, ketika anak ingin mendapat uang tambahan, ia harus melakukan pekerjaan yang memengaruhi jumlah uang yang diterima setiap minggu.
Memahami bahwa pekerjaan diperlukan untuk mengeluarkan uang, membuat remaja tidak manja. Dan semakin dini hal ini diajarkan, semakin kecil kemungkinannya anak akan terus mengandalkan uang dari orangtua saat ia tak melakukan apa-apa.
2. Biarkan anak mengalami kegagalan
Freepik/Pvproduction
Yup, orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak remajanya. Karena itu, banyak langkah yang Mama ambil ketika anak tampaknya tidak mampu mencapai tujuan yang dituntut darinya.
Namun ketika orangtua tidak membiarkan anak merasakan kegagalan, anak tidak akan belajar tentang beradaptasi atau konsekuensi alami.
Dilansir dari Understood, ketika anak gagal, ia dapat belajar tentang "kekuatan dan kelemahannya". Anak juga akan belajar dari kesalahannya dan menyadari bagaimana menangani kegagalan secara langsung, yang membuatnya lebih tangguh.
Akibatnya, tidak ada ruang untuk menjadi anak yang manja. Hanya ruang untuk belajar pantang menyerah dan menjadi pembela diri sendiri.
Editors' Pick
3. Biarkan anak belajar mandiri
Freepik/Yanadjana
Pernahkah anak meminta sesuatu dan Mama langsung mengabulkannya? Memang, sesekali dilakukan tidak menimbulkan masalah.
Namun jika selalu dilakukan, ini bisa membuat anak mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan sesuatu dan membuatnya cenderung tumbuh dengan berpikir bahwa segala sesuatunya akan secara otomatis disiapkan untuknya.
Sebaliknya, jika Mama meminta anak untuk melakukan beberapa hal sederhana sesuai usianya, seperti membereskan kamar, mencuci piring, memasak, dll.
Dari kegiatan ini, anak dapat belajar berbagai pelajaran hidup penting dan keterampilan hidup yang akan membantunya sukses, tidak hanya di masa remaja mereka tetapi juga saat dewasa.
4. Tetapkan aturan yang bisa dipatuhi anak
PExels/Kindel Media
Banyak orangtua yang pandai menjelaskan aturan apa yang harus dipatuhi anak, namun sayangnya banyak juga yang tidak konsisten dalam menegakkannya.
Ketika ini terjadi, anak dapat tumbuh dengan pemikiran bahwa aturan tidak berlaku baginya. Dan ini dapat menyebabkan menjadi pembangkang. Dilansir dari US News & World Report, ketika anak memiliki aturan untuk diikuti, ia sedang melatih disiplin diri.
Saat anak menyadari bahwa aturan tidak boleh dilanggar dan ada konsekuensinya, inilah yang membuatnya tidak boleh berperilaku sembarangan sesuka hati. Baik itu di rumah, di sekolah, atau di mana pun.
5. Memiliki konsekuensi ketika aturan tidak dipatuhi
Pexels/August de Richelieu
Terkait dengan adanya aturan, penting bagi orangtua juga menetapkan konsekuensi bila aturan tidak dipatuhi.
Dengan memiliki konsekuensi, anak akan belajar bahwa ada respons yang dapat diprediksi terhadap tindakannya. Sehingga anak akan belajar setiap kesalahan dari pilihan yang dibuat.
Dilansir dari Good Therapy, jika anak tidak memiliki konsekuensi atas tindakannya, ia akan tumbuh dengan keyakinan bahwa ia bebas.
Dan ketika ini terjadi, remaja cenderung melanggar hukum dan kurang mampu mengatur diri sendiri di luar rumah, dengan keyakinan bahwa ia berhak dan tidak terpengaruh oleh aturan dan hukum yang berlaku bagi orang lain.
6. Jelaskan apa yang dianggap sebagai kebutuhan dan diinginkan
Freepik/stockboy
Banyak anak yang tumbuh dengan tidak mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk kesejahteraan hidup. Sedangkan keinginan adalah suatu barang ataupun jasa yang sifatnya hanya ingin dipenuhi.
Jika anak selalu diberikan apa yang diinginkan namun tidak dibutuhkan, ia akan terbiasa dengan mendapatkan kepuasan secara instan
Sangat penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak mengetahui apa saja hal-hal yang benar-benar dibutuhkan, daripada hanya sekadar keinginan semata. Ini juga mencegah anak tumbuh menjadi seseorang yang boros.
7. Hindari membiasakan anak untuk menjadi manja
Pexels/RODNAE Production
Dilansir dari HuffPost, seorang anak bisa menjadi manja karena ada orang dalam hidupnya yang membiarkan karakter itu terjadi. Dan dalam banyak kasus, faktor pendukung pertama yang dimiliki anak adalah orangtuanya.
Ketika orangtua selalu mencoba membuat hidup anak semudah mungkin, dengan membantu anak melawan gurunya, memastikan tidak ada hambatan dalam menuju kedewasaan, dan mencegah anak merasa kesulitan, ini memungkinkan anak tumbuh jadi remaja yang manja.
Nah itulah beberapa cara pola asuh untuk mencengah anak jadi manja saat remaja. Meskipun menginginkan yang terbaik itu diperlukan, pastikan agar orangtua tidak berlebihan untuk melindungi anak dalam situasi apa pun.
Remaja yang tumbuh manja akan selalu berusaha menemukan orang lain seiring bertambahnya usia, agar ia terus menjalani hidup semudah mungkin, dan tidak pernah menangani masalah sendiri. Jangan sampai ini terjadi pada anak mama ya!