9 Dampak Negatif yang Terjadi Jika Anak Jarang Keramas
Bukan hanya bau tak sedap, namun banyak efek buruk lainnya
27 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rambut merupakan mahkota kepala manusia yang juga perlu dijaga kesehatan serta kebersihannya. Penampilan rambut yang sehat, halus, bercahaya, dan kuat juga bisa meningkatkan penampilan anak remaja.
Untuk mendapatkan penampilan tersebut tentunya didukung oleh perawatan, salah satunya dengan keramas. Selain membersihkan kotoran dan minyak berlebih di rambut dan kulit kepala, keramas juga bisa membuat rambut anak lebih wangi.
Banyaknya kegiatan remaja seringkali membuatnya terburu-buru hingga tidak sempat keramas atau malas keramas karena memakan banyak waktu. Sehingga ia jarang keramas atau hanya keramas satu kali dalam seminggu. Apakah anak termasuk jajaran orang yang jarang atau malas keramas, Ma?
Duh, jangan sampai anak malas keramas ya Ma, karena Popmama.com akan membahas sembilan hal yang akan terjadi jika anak jarang keramas!
1. Penumpukan sel-sel kulit mati di kulit kepala
Menjaga kesehatan kulit kepala dengan keramas, sama dengan menjaga kesehatan rambut. Pergantian kulit pada manusia terjadi kira-kira setiap 28 hari, penumpukan kulit mati dapat bertambah parah jika anak tidak mencuci rambut.
Mencuci rambut telah terbukti secara signifikan mengurangi tingkat hormon stres, kortisol, di folikel rambut dan hormon ini telah dikaitkan dengan peningkatan penipisan rambut, terutama pada perempuan.
Pembersihan rutin dengan sampo yang diformulasikan dengan baik tidak akan merusak rambut. Dilansir dari allure.com, faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keramas dapat membantu rambut rapuh.
2. Rambut anak terlihat lebih tipis
Bagi beberapa orang yang beruntung, tidak keramas satu atau dua hari tanpa dapat menghasilkan rambut yang sangat tebal. Namun sebagian besar rambut anak terutama yang berminyak dapat membuat efek sebaliknya.
Rambut anak justru terlihat lebih tipis, bahkan jika hanya sedikit minyak berlebih. Dilansir dari Bustle.com, menurut wawancaranya dengan Richard Mannah, seorang direktur artistik global mengatakan ketika rambut tidak dicuci, itu bisa mulai menempel dan menyebabkan rambut terlihat lebih tipis.
3. Mulai muncul bau tidak sedap
Bau tidak sedap menjadi hal utama yang paling pertama dan paling sering ketika anak jarang mencuci rambutnya. Bau tak sedap ini muncul akibat kotoran, keringat, dan debu yang menumpuk di kulit kepala dan rambutnya.
Semakin anak jarang mencuci rambut, bakteri akan semakin berkembang biak dan bercampur bersama kotoran dan debu, yang akhirnya menimbulkan aroma yang tidak sedap. Jika dibiarkan, bau tidak sedap ini juga bisa menempel pada topi, bantal, atau kerudung yang digunakan anak.
Editors' Pick
4. Membuat rambut lebih lepek dan terasa lengket
Sama halnya dengan kulit wajah, kulit kepala setiap harinya menghasilkan minyak alami. Ketika anak jarang keramas, minyak alami tersebut akan bercampur dengan kotoran, debu, atau sisa produk perawatan rambut dari luar.
Hal ini menyebabkan rambut dekat kulit kepala anak lebih berminyak dan rambut terlihat lepek, serta terasa lengket yang membuatnya lebih sulit diatur.
5. Rambut menjadi kusam karena menarik debu seperti magnet
Jika rambut anak terlihat sedikit kusam akhir-akhir ini, itu bisa berarti helai rambut yang belum dicuci menarik debu. Meski terlihat seperti ketombe, bintik-bintik putih itu sebenarnya mungkin merupakan kotoran dari benda-benda sekitar anak seperti topi atau bantal anak.
Jika rambut anak terlihat kotor dan kusam terjadi selama berhari-hari, mungkin ini saatnya untuk meminta anak segera mandi dan keramas.
6. Kulit kepala gatal akibat muncul ketombe
Selain menyebabkan bau tidak sedap dan lebih lepek, kotoran dan bakteri yang menumpuk di kulit kepala bisa menghasilkan ketombe. Saat muncul ketombe, membuat kulit kepala anak menjadi terasa gatal.
Nah ketika rasa gatal tak bisa ditahan anak pasti akan menggaruknya terus menerus, jika digaruk terlalu keras bisa membuat kulit kepala anak menjadi luka.
7. Menyebabkan kerontokan
Kotoran dan debu yang menempel di kulit kepala dan rambut anak, bisa menyebabkan rambutnya jadi berminyak, hal ini bisa membuat akar rambut anak tidak kuat. Sehingga Mama jangan kaget jika melihat banyak rambut anak yang rontok saat jarang keramas.
Dilansir dari Marieclaire.co.uk, memijat kepala saat keramas dapat membantu meningkatkan pertumbuhan rambut dengan menstimulasi kulit kepala dan melancarkan sirkulasi darah. Jadi, jika anak melewatkan langkah itu secara teratur, rambutnya tidak mendapatkan kebaikan apapun.
8. Mengakibatkan pertumbuhan rambut ke dalam atau ingrown hair
Jika anak jarang keramas, seringkali ia menggunakan dry shampoo, kondisioner tanpa bilas, atau parfum rambut agar menjaga rambutnya tetap tertata dan wangi, namun hal ini bisa menyebabkan rambut anak tumbuh ke bagian dalam kulit kepala.
Ingrown hair terjadi akibat penumpukan minyak serta produk-produk perawatan rambut. Semakin lama anak tidak keramas, maka akan semakin banyak penumpukan yang didapatkan, yang dapat menyumbat pori-pori anak dan menyebabkan pertumbuhan rambut ke dalam.
9. Menyebabkan sakit kepala
Ketika anak melewatkan waktu keramas satu dan dua hari, ia ingin membuat rambutnya tetap rapi dan tidak terlihat lepek akibat belum keramas, sehingga ia cenderung akan mengikat rambutnya saat beraktifitas.
Nah ketika anak mengikat rambutnya, saraf-saraf di kepala pun akan ikut bereaksi hingga menimbulkan sakit kepala, apalagi jika anak mengikatnya terlalu kencang dan digunakan dalam waktu yang lama.
Nah itulah 9 dampak yang terjadi jika anak jarang keramas. Sepadat apapun aktivitasnya, ingatkan anak untuk tetap merawat kebersihan rambut dengan keramas 2-3x dalam seminggu untuk menghindari dampak-dampak berbahaya di atas yang justru akan mengganggu penampilannya.
Baca juga:
- 12 Cara Alami untuk Mengatasi Rambut Bau pada Remaja
- Anak Suka Cabut Rambut Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental, Trikotilomania
- Cara Mengatasi Rambut Ketombean pada Anak Remaja