Stres dan kecemasan tidak hanya mengganggu orang dewasa, karena anak-anak juga rentan terhadapnya. Seorang anak dapat merasa stres akibat perubahan positif seperti pubertas dan mencoba beberapa aktivitas baru atau perubahan negatif seperti sakit atau kehilangan anggota keluarga.
Sedikit stres dapat baik untuk kesehatan, tetapi jika berlebihan, dapat berdampak mendalam pada perilaku dan kesehatan anak mama.
Dampak stres tidak harus diungkapkan melalui kesedihan dan kecemasan, ada beberapa dampak stres pada fisik anak yang bisa Mama perhatikan
Berikut Popmama.com telah merangkum dampak stres pada fisik anak, jangan dibiarkan ya!
1. Mimpi buruk
Freepik/Ulkas
Stres dan kecemasan adalah pemicu umum mimpi buruk pada anak dan juga orang dewasa.
Jika anak khawatir tentang beberapa pekerjaan yang diberikan di sekolah atau mengalami masalah di rumah, ia mungkin sering mengalami mimpi buruk yang ditandai dengan terbangun di malam hari dan kesulitan tidur hingga menyebabkan kelelahan di pagi hari.
Beberapa anak bahkan mengalami mimpi buruk sebelum suatu peristiwa penting atau ujian sekolah. Dalam kasus mimpi buruk yang sering terjadi, cobalah untuk mencari tahu apa yang dialami anak dan yakinkan ia bahwa Mama memahami perasaannya.
Editors' Pick
2. Mengalami gangguan makan
Pexels/Mikhail Nilov
Kegelisahan dan stres juga bisa memicu gangguan makan pada anak. Ketika anak biasanya doyan makan dan jarang menolak makanan-makanan tertentu, Mama mungkin melihat perubahan mendadak dalam nafsu makan atau kebiasaan makann anak ketika ia alami stres.
Anak mungkin makan lebih sedikit atau lebih banyak, keduanya bisa karena stres. Jika Mama melihat ada perubahan seperti ini pada anak, segera bicarakan dengan apa kemungkinan penyebab dan selesaikan masalahnya.
Ini adalah satu-satunya cara untuk membantu anak mencegah gangguan makan yang lebih parah.
3. Menunjukkan agresi dengan menghindari percakapan atau berteriak
Freepik/gpointstudio
Ketika mengalami stres, Mama mungkin sering memiliki emosi yang meledak-ledak dan lebih sensitif pada pemicu, ketahuilah bahwa hal yang sama terjadi pada anak-anak. Ia menemukan situasi yang luar biasa dan sulit untuk dihadapi, akibatnya mereka menjadi lebih agresif.
Akhirnya anak mungkin mulai menghindari percakapan apa pun atau mulai berteriak. Semua ini adalah tanda-tanda stres dan kecemasan, yang perlu ditangani dengan benar dan tepat waktu. Jika Mama merasa sulit untuk menangani situasi tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
4. Kurangnya konsentrasi dan menarik diri dari minat yang disukai
Freepik/photoroyalty
Kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah atau tidak tertarik pada kegiatan ekstrakurikuler yang biasanya anak jalani juga bisa menjadi tanda stres pada anak. Stres bisa terjadi misalnya karena anak mendapatkan tekanan untuk tampil lebih baik dalam acara olahraga akademik atau sekolah.
Alhasil tekanan tersebut dapat menurunkan tingkat konsentrasi anak. Dilansir dari Calm Clinic, kecemasan membutuhkan banyak sumber daya mental, sehingga membuat sulit untuk berkonsentrasi.
Kecemasan juga memicu sistem "lawan atau lari". Tubuh mempersiapkan energinya untuk "lari", sehingga sulit memberikan pikiran untuk berkonsentrasi pada suatu tugas.
Jika Mama melihat tanda ini, segera bicarakan dengan anak dan coba bantunya memprioritaskan aktivitas.
5. Mengompol
houstonent.com
Mengompol lebih sering terjadi pada anak kecil ketika mereka merasa stres atau tidak aman. Sehingga menyebabkan kehilangan isyarat "kebelet" dari dalam tubuhnya. Maka itu, tahan amarah ketika ini terjadi, lebih baik coba pahami alasan di baliknya.
Selain stres, kondisi medis lain juga dapat menyebabkan mengompol. Sehingga, lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis yang mendasarinya.
Itulah 5 dampak stres pada fisik anak yang perlu Mama ketahui. Tentu saja, siapa pun akan kesulitan untuk menghindari stres, terlebih lagi pada anak-anak. Sehingga yang paling penting adalah bagaimana anak dapat menanganinya.
Hal terbaik yang dapat Mama lakukan untuk mencegah anak alami stres yang berlebihan dan konsekuensi kesehatan yang menyertainya adalah dengan mengetahui pemicu dan gejala stres pada anak. Selain itu, jangan takut untuk membicarakan hal ini pada dokter.
Dokter mungkin akan merekomendasikan terapis atau konselor anak untuk membantunya menangani stres dengan lebih baik.