10 Etika Mengirim Pesan Teks yang Perlu Remaja Ketahui
Mengirim pesan teks yang salah dapat merusak citra remaja
20 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan rahasia umum lagi jika banyak anak-anak saat ini telah dibekali ponsel oleh orangtuanya, umumnya untuk bermain, belajar, dan tentu untuk bertukar pesan serta menelepon anggota keluarga, teman-teman, guru.
Berbeda dengan berkomunikasi langsung, mengirim pesan lewat ponsel menyulitkan penerima pesan untuk mengetahui emosi dari pengirimnya. Sehingga remaja perlu memahami ada etiket yang diperlukan agar pesannya tidak berubah menjadi ucapan yang kasar atau jahat.
Berikut ini Popmama.com akan memberikan beberapa panduan yang harus diketahui anak tentang etika dalam mengirim pesan, menelepon, atau berkomunikasi dengan orang lain tanpa merusak citra baiknya.
Yuk simak dan sampaikan pada anak!
1. Pertimbangkan siapa penerima pesannya
Setiap pesan teks menggambarkan karakter pengirimnya, sehingga penting bagi remaja untuk menampilkan dirinya dengan cara yang yang diinginkan.
Meskipun anak mungkin suka mengirim pesan dengan teman-temannya, Mama harus mengingatkan anak agar dapat mengirim pesan teks dengan cara yang berbeda dengan guru, pelatih olahraga, atau orang dewasa lainnya.
Anak mama harus memahami bahwa ia bertanggung jawab atas apa yang ia kirim ke orang lain..
2. Mengucapkan salam
Ketika anak harus mengirim pesan pada orang yang lebih dewasa darinya, seperti paman, bibi, nenek, kakek, atau wali kelas, penting untuk mengucapkan salam pembuka. Misalnya menggunakan "Selamat siang Bu.." atau "Assalamualaikum..."
Kalimat sapaan formal ini bertujuan untuk menunjukkan rasa sopan santun dan hormat anak kepada orang dewasa.
Jika remaja baru pertama kali menghubungi orang tersebut, setelah mengucapkan salam penting untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Selanjutnya ucapkan apa yang ingin disampaikan. Di akhir pesannya, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih.
Editors' Pick
3. Sampaikan pesan dengan jelas
Remaja harus tahu bahwa terkadang pesan teks disalahpahami karena kurangnya konteks. Hal ini karena penerima pesan tidak dapat melihat ekspresi wajah pengirim atau mendengar nada suaranya.
Buatlah pesan di mana penerima tidak perlu bingung dengan apa yang anak akan coba katakan, dan jika pesan anak ditafsirkan dengan cara yang salah, miskomunikasi dapat menyebabkan konflik dan bahkan kehilangan hubungan penting.
Bahkan lelucon dan komentar menyindir dengan maksud bercanda dapat menimbulkan perasaan sedih, jika disampaikan dalam pesan teks dan disalahpahami.
Maka itu ingatkan anak bahwa pesan yang ingin disampaikan jelas, dan baca ulang pesan sebelum menekan tombol "kirim".
4. Respon pesan sesegera mungkin
Ketika seseorang mengirimi anak pesan, mereka menganggap bahwa anak mama akan menerima pesan dan segera merespons. Kecuali jika anak sedang tidak menggunakan ponselnya, ingatkan anak untuk berusaha agar merespons dengan cepat.
Dilansir dari Enterpreneur, jika seseorang menunjukkan kurang respons, maka dapat diartikan sebagai kurangnya perhatian.
Jika karena alasan tertentu anak tidak dapat membalas pesan dengan cepat, ucapkan permintaan maaf atas keterlambatannya membalas pesan sesegera mungkin.
5. Perhatikan kapan waktu yang tepat untuk mengirim emoji
Emoji terkadang memiliki manfaat saat mengirim teks, inilah sebabnya fitur emoji ditambahkan ke berbagai platform bertukar pesan. Namun, Mama juga harus memberi tahu anak kapan waktu yang tepat untuk menggunakan emoji.
Misalnya, jika anak berkomunikasi dengan gurunya pertama kali dan mengirim emoji, ini dapat menunjukkan perilaku yang kurang sopan. Gunakan emoji hanya untuk interaksi yang lebih pribadi, misalnya kepada wali kelas yang sudah sering berkomunikasi dengan anak.
Jika anak mama ragu, cobalah untuk tidak menggunakan emoji terlebih dahulu.
6. Hindari bertele-tele saat mengirim pesan
Anak remaja mama juga harus menjaga pesan teks singkat dan langsung ke intinya. Bagi percakapan formal, mungkin dianggap tidak pantas untuk membalas teks singkat dengan paragraf demi paragraf.
Jika remaja menerima teks singkat dari seseorang, ia dapat berasumsi bahwa kemungkinan besar pengirim sedang terburu-buru, tidak memiliki banyak waktu, atau membutuhkan tanggapan cepat.
Jika anak perlu menjawab secara merinci atau menawarkan penjelasan yang lebih dari beberapa menit, dorong remaja untuk menawarkan percakapan di telepon atau bertemu langsung..
7. Hindari mendesak orang lain untuk membalas pesan
Mengirim pesan sebenarnya mirip dengan komunikasi verbal atau tertulis.
Bersikaplah peka dan tanggap ketika orang lain mengarahkan pesannya untuk berhenti mengirim pesan, dan jangan mencoba melanjutkan atau mendesak penerima dengan teks seperti "Apakah kamu masih di sana?" atau “Mengapa kamu tidak merespons?”
Mendominasi percakapan saat berbicara langsung juga merupakan tindakan yang sangat tidak sopan, sehingga ini juga tidak patut dilakukan ketika mengirim pesan. Berikan kesempatan kepada penerima untuk merespons sebelum mengirim banyak pesan.
Nah itulah beberapa etiket mengirim pesan atau menelepon yang perlu anak remaja ketahui. Jika anak tidak hati-hati, kesalahan saat mengirim pesan bisa memalukan dan dapat menyebabkan kebingungan dan frustrasi dengan teman dan guru.
Selalu ingatkan anak tentang tujuh tips ini agar ia mampu mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik.