Toilet menjadi tempat umumnya seseorang untuk buang air kecil hingga buang air besar, hal ini yang menyebabkan toilet membutuhkan perawatan yang tinggi agar terjaga kebersihannya. Toilet bisa menjadi sangat kotor, seperti toilet umum.
Toilet adalah sumber umum penyakit menular. Maka dari itu penting bagi Mama untuk mengajarkan pada remaja cara menjaga kebersihan di toilet, baik toilet rumah maupun di tempat umum.
Hal ini juga membantu meminimalkan risiko kontaminasi silang, atau perpindahan bakteri dari toilet ke tubuh anak. Kali ini Popmama.com akan membahas 6 hal yang perlu Mama ingatkan pada remaja ketika pergi ke toilet.
1. Tutup penutup toilet sebelum melakukan penyiraman
Freepik/Mrsiraphol
Dilansir dari Initial.com, peneliti menemukan bahwa dengan setiap siraman, kuman dapat dilepaskan hingga 10 inci di atas dudukan toilet. Termasuk kuman yang mungkin menularkan penyakit menular. Tak hanya itu, mikroba berbahaya ini bisa hinggap di permukaan toilet saat toilet disiram.
Saat remaja menyentuh permukaan atas toilet, kuman akan berpindah ke tangannya. Kemudian anak tak sengaja menyentuh wajah atau makanan dengan tangan yang terkontaminasi, sehingga berpotensi membuat anak jadi sakit.
Para ahli menyarankan agar selalu menutup toilet sebelum pembilasan agar kuman tidak “terbang”. Ini menurunkan risiko anak terkena kuman berbahaya. Jika menurut Mama toilet siram itu bersih, ternyata lebih dari 1 juta bakteri tetap hidup setelah toilet disiram!
2. Pilih atau gunakan toilet dengan urinal sanitiser
Freepik/Kukota
Untuk menjaga kebersihan toilet yang mudah dan efektif, Mama juga bisa memasang atau memilih remaja untuk menggunakan toilet dan urinal sanitiser.
Urinal sanitiser ini membantu meminimalisir sneeze effect. Sneeze effect atau efek bersin ini merupakan efek yang menimbulkan droplet atau tetesan air kecil pada saat penyiraman toilet, yang berpotensi mengandung mikro-organisme yang terkait dengan urin dan feses.
Saat bakteri ada di mana-mana, kamar mandi bisa berbau tidak sedap. Maka itu, agar membantu kamar mandi yang beraroma segar dan sehat, dimulai dengan mengurangi penumpukan bakteri saat penyiraman dengan menggunakan Urinal Sanitiser.
Pada setiap penyiraman, sistem urinal sanitiser menyuntikkan dosis cairan pembersih yang terukur ke dalam air pembilas untuk melawan bakteri dan penumpukan kerak, yang menjadi penyebab bau tak sedap dan noda pada toilet.
Editors' Pick
3. Jaga kebersihan kursi toilet
Freepik/Opatsuvi
Saat pergi ke pusat perbelanjaan atau tempat wisata, remaja mungkin pernah melihat tanda toilet yang mengingatkan pengguna untuk tidak jongkok di dudukan toilet. Ini mungkin “menjijikkan” tapi sepatu adalah sarang bakteri berbahaya.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 96 persen sepatu mengandung bakteri feses yang dapat menyebabkan infeksi serius termasuk pneumonia dan infeksi saluran kemih.
Cara yang lebih baik untuk menangani dudukan toilet yang tidak bersih adalah dengan menggunakan pembersih dudukan toilet. Remaja dapat membeli cairan pembersih dudukan toilet baik di toko offline atau online.
Yang harus remaja lakukan adalah menuangkan atau menyemprotkan cairan pembersih ke selembar tisu toilet dan membersihkan dudukan toilet sebelum dan sesudah digunakan.
4. Cuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air sebelum melangkah keluar
Freepik
Apakah anak pernah menghitung berapa kali ia menyentuh permukaan setiap kali mengunjungi toilet? Saat anak masuk toilet, ia akan menyentuh pegangan pintu. Jika ia perlu membuka tutup dudukan toilet, ia dapat menggunakan tangan tanpa terlalu memikirkannya. Bagaimana dengan tombol flush yang tak boleh dilewatkan?
Ada banyak kesempatan di mana anak menyentuh permukaan. Buruknya, ketika anak keluar dari toilet tanpa mencuci tangan dengan sabun dan air, kuman di tangannya dapat menular ke orang lain yang berada dekat dengannya.
Selain itu, saat anak menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan yang terkontaminasi, kuman dapat masuk ke dalam tubuh.
Tahukah Mama? Satu gram kotoran manusia bisa mengandung satu triliun kuman. Kotoran merupakan sumber kuman termasuk Salmonella dan E.coli yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit serius.
Menurut Centre for Disease Control and Prevention (CDC), mencuci tangan dengan sabun dan air, dapat mengurangi jumlah orang yang sakit diare hingga 30 persen. Oleh karena itu, ingatkan anak jangan lupa untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air bahkan saat ia sedang terburu-buru!
Namun akan lebih baik jika menggunakan keran dan tempat sabun dengan sensor otomatis, sehingga anak tidak perlu memegang keran atau memencet tempat sabun. Untungnya, hampir setiap pusat perbelanjaan dan tempat wisata sudah banyak yang menggunakan fitur kebersihan ini.
5. Keringkan tangan menggunakan alat pengering otomatis
Freepik/Navintar
Masih dilansir dari Initial.com, penelitian menunjukkan bahwa tangan yang lembap menyebarkan kuman 1.000 kali lebih banyak daripada tangan yang kering. Selain itu, permukaan yang lembab memberikan lingkungan yang lebih kondusif bagi bakteri untuk berkembang biak.
Selain karena terburu-buru, lebih dari 30 persen orang menyebutkan tisu habis sebagai alasan tidak mengeringkan tangan. Namun beberapa tempat umum saat ini telah menyediakan solusi pengeringan tangan otomatis tanpa harus anak menyentuhnya.
6. Jaga agar lantai tetap kering
Freepik/User10860774
Lantai adalah salah satu tempat teratas di fasilitas kamar kecil untuk tempat bakteri hidup. Lantai yang basah menimbulkan banyak bahaya. Selain menimbulkan risiko jatuh, lantai yang lembap merupakan lingkungan yang ideal untuk berkembangnya bakteri penyebab penyakit.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bakteri berfungsi paling baik di lingkungan yang lembab. Maka dari itu, penting bagi remaja untuk membersihkan kaki di alas lantai sebelum dan sesudah pergi ke toilet, untuk menjebak kotoran dan menjaga lantai tetap kering.
Nah itulah 6 hal yang harus Mama ingatkan pada remaja saat ingin pergi ke toilet. Toilet dapat menjadi sumber kuman dan bakteri jika tidak terjaga kebersihannya. Ikuti langkah-langkah di atas agar remaja dan Mama dapat menjaga kebersihan serta mendukung kesehatan tubuh.